Chapter 744 - Putriku, Semoga Kau Bahagia

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
Cahaya menyilaukan itu membuat Su Qianci menyipitkan matanya dan menghindari cahaya tersebut. Lu Yihan membuka atap mobil, dan cahaya menyilaukan itu menyinari bagian atas mobil, bersinar seperti sebuah aura suci dalam mimpi, menyinari tubuhnya. Su Qianci tiba-tiba merasa sedikit bingung. Tiba-tiba, pada saat tengah malam, seekor burung perak yang indah terbang melayang di atas mereka. Kilauannya menyebar ke mana-mana, membuat semuanya terasa seperti sebuah mimpi.

Lu Yihan melihat ini, keluar dari mobil, pergi ke arah kursi penumpang, kemudian membantu Su Qianci membuka pintu, dan mengulurkan tangannya, "Qianqian, seseorang sedang menunggumu."

Atau, sedang menunggu mereka. Seseorang sedang menunggu Lu Yihan untuk membawa Su Qianci kepadanya. Sebagai seorang ksatria. Terlihat perasaan yang rumit di mata Lu Yihan yang dalam. Kesedihan yang tersembunyi jauh di dalam mata Lu Yihan telah tersimpan selama ribuan tahun, tidak lagi diperlihatkan.

Su Qianci menatap ke arah uluran tangan Lu Yihan dan merasa sedikit tertegun. Namun, wanita itu masih mengulurkan tangannya dan dengan lembut meletakkannya di atas tangan Lu Yihan. Tepat pada saat Su Qianci keluar dari mobil, terdengar suara sorak-sorai di sekitar mereka. Su Qianci terkejut dan melihat ke samping. Pada saat yang sama, angin bertiup dengan kencang.

Tidak jauh darinya, ada sebuah tornado berisi berbagai kelopak bunga yang indah dan harum. Angin beraroma harum itu menerpa tubuh Su Qianci. Bunga-bunga beterbangan di sekujur tubuhnya, amat sangat menawan.

Lu Yihan menarik Su Qianci dan berjalan menuju ke arah ruang kosong di bagian depan. Di sekitar mereka, lampu-lampu di tanah dinyalakan. Cahaya perak terus bertambah lapis demi lapis. Pada akhirnya, Su Qianci bahkan tidak bisa melihat pemandangan di sekitarnya. Di seluruh dunia ini, hanyalah cahaya perak yang terlihat. Sangat memesona, sangat menyilaukan. Tidak ada yang lainnya.

Su Qianci entah kenapa merasa sedikit gugup. Namun, Lu Yihan menggenggam tangan wanita itu dan dengan lembut mengangkat tangan Su Qianci, dan menciumnya dengan ringan, seringan sehelai bulu. Jiwa Su Qianci bergetar. Wanita itu memandang Lu Yihan dengan tatapan tidak percaya.

Lu Yihan menatap Su Qianci dengan lembut, dengan keengganan yang tak terkatakan. Suaranya lembut ketika pria itu berkata, "Tuan puteri, semoga kau bahagia."

Qianqian-ku, semoga kau bahagia. Cinta pertamaku, semoga kau bahagia. Aku tidak lagi … memenuhi syarat untuk berdiri di sisimu. Seorang kesatria tetaplah seorang kesatria. Satu-satunya yang menjaga sang putri seharusnya adalah sang pangerannya.

Lu Yihan tersenyum lembut dan melepaskan tangan Su Qianci.

Wanita itu berdiri dalam kehampaan, tetapi satu-satunya pilar yang dia andalkan baru saja melepaskan tangannya pada saat ini …. Su Qianci merasa terkejut dan menahan tangan pria itu. "Yihan, apa yang kau lakukan?"

Lu Yihan tersenyum lebih dalam, tetapi perasaan terkoyak di dalam hatinya sekali lagi tak tertahankan. "Berdirilah di sini. Jangan bergerak." Lu Yihan mengendurkan tangan wanita itu dan mundur dengan perlahan, memalingkan wajah dengan enggan. Akhirnya, sosok pria itu tersembunyi di dalam cahaya perak tersebut.

Su Qianci tidak bisa melihat Lu Yihan lagi. Sepertinya pria itu telah memutuskan untuk menghilang ke dalam dunia Su Qianci. Perasaan yang tak bisa dijelaskan ini membuat Su Qianci merasa sedikit sesak napas.

Tepat ketika dirinya sedang kebingungan, sebuah lengan melingkari pinggangnya. Perasaan yang dikenalnya, aroma yang dikenalnya, datang dari arah belakang. Tubuh Su Qianci menjadi kaku dan membeku di tempat dirinya berada. Pria di belakangnya mendekat. Suaranya terdengar rendah dan lembut, dan dia berkata, "Jangan takut. Aku di sini."