Chapter 719 - Diserang Balik

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
Li Jianqian tidak berbicara dan turun dari tempat tidur untuk membantu.

Li Jianyue mengikuti mereka, berlutut untuk membantu, dan berkata kepada Li Mosen, "Kakak Mosen, aku minta maaf, itu salah Ersu sehingga menara itu hancur …."

Raut wajah Li Mosen terlihat jauh lebih baik. Bocah itu tersenyum pada Li Jianyue dan mengusap wajah Ersu. "Tidak apa-apa, ayo kita main bersama besok." Lalu dia memandang Li Jianqian. "Bagaimana dengan itu, Dasu?"

Li Jianqian sedang memunguti mainan balok tersebut dan tidak mengangkat kepalanya. Dia berkata dengan nada suara yang dingin, "Kalau begitu Ersu harus berjanji untuk tidak merusak atau pun menangis sebelum dia diizinkan untuk bermain dengan kita."

Li Jianyue mendengar kata-kata itu dan merasa sangat gembira. Gadis kecil itu mengangguk lagi dan lagi, "Aku tidak akan menangis. Aku akan mengikuti perintah. Kakakku yang terbaik!"

Li Jianqian mendengus pelan, tetapi bibirnya terlihat sedikit melengkung, yang mana tidak luput dari mata tajam Li Sicheng. Pria itu tidak bisa menahan senyumnya, merasa sedikit tidak berdaya terhadap anak laki-lakinya ini. Ketika dirinya masih kecil, apakah dia searogan itu? Hmm … dia pasti telah menurun dari ibunya! Ketika melihat anak-anak yang sudah merapikan balok-balok itu, Li Sicheng meletakkan kotak tersebut di sudut kamar, lalu mematikan lampu dan berjalan keluar.

Akhirnya … dirinya bisa kembali ke kamar …. Hei, sungguh tidak mudah membesarkan anak-anak! Hampir tidak mungkin membesarkan anak-anak dan memiliki waktu untuk berduaan sekaligus! Gairah Li Sicheng benar-benar sudah padam pada saat ini. Sekarang dirinya hanya merasa sangat tak berdaya.

Li Sicheng membuka pintu dan mendapati ruangan itu gelap. Setelah mengunci pintu dan memastikan bahwa anak-anak tidak dapat membuka pintunya sendiri, pria itu mengulurkan tangan untuk menyalakan lampu. Pada saat yang bersamaan, ada sebuah bayangan di depannya.

Bayangan itu sepertinya sedang merayap mendekat ke arahnya, mengenakan … sesuatu yang sangat minim? Li Sicheng menarik kembali tangannya dan menatap istrinya sambil tersenyum. Su Qianci mendekat dengan perlahan-lahan, dan ketika dirinya akan menyentuh suaminya, pria itu tiba-tiba bergegas menuju ke arahnya.

Sang penyerang itu sekarang diserang balik. Su Qianci menjerit, dan kemudian dirinya mendengar suara lirih suaminya. "Permainan apa yang sedang kamu mainkan? Um?" Kemudian, tangan besar itu menyentuh tubuhnya yang hanya ditutupi sehelai kain yang tipis.

Di mana pun Li Sicheng menyentuhnya, tubuh Su Qianci mau tidak mau gemetar, berbisik, "Bisakah kamu melihat dengan jelas dalam kegelapan seperti ini?"

"Aku tidak bisa melihat dengan jelas, tapi aku bisa melihatmu dan merasakanmu." Li Sicheng menyandarkan istrinya ke dinding, menjejalkan pahanya di antara kedua kaki istrinya. Tangan pria itu bergerak ke arah bawah dan menemukan bahwa hanya ada sebuah lapisan kain tipis di sana. Di dalam kegelapan, matanya terlihat cerah seperti biasanya, seolah-olah menyala, yang mana begitu mencolok pada saat tengah malam. Li Sicheng tertawa kecil, suaranya terdengar lembut dan pelan. Dan berkata dengan perlahan, "Aku sangat menyukainya."

Wajah Su Qianci terasa panas, tetapi sangat gelap di sekelilingnya sehingga wanita itu merasa yakin bahwa suaminya tidak bisa melihat betapa malunya dirinya.

Mengulurkan tangan, Su Qianci meletakkan tangan besar suaminya di dadanya dan berbisik, "Aku dengar bahwa para pria menikmati rangsangan …."

Li Sicheng terkekeh-kekeh dan bersandar di leher istrinya, dengan lembut membelai kulit Su Qianci. Ketika merasakan bahwa tubuh istrinya bergerak di bawah sentuhannya, pria itu merasa teramat puas dan menggoda dengan lembut, "Kamu menyebut ini rangsangan? Bagaimana dengan sesuatu yang segar?"

Wajah Su Qianci merah padam. Menatap dengan mata besarnya yang bulat dalam kegelapan, wanita itu bertanya dengan lemah, "Apanya yang segar?"

"Misalnya … kolam renang? Atau, atap? Hutan? Danau kecil? Atau … ruang keluarga? Dapur? Balkon? Teras?"

"Sudah cukup …" Semakin Su Qianci mendengarkan, dirinya semakin merinding, jadi dia berkata. "Tidak!"

Seperti yang sudah diperkirakan, Li Sicheng tersenyum, dia dengan sengaja memasang raut wajah kecewa dan bertanya, "Aku harus bagaimana, aku ingin melakukan sesuatu yang mengasyikkan, Sayang, kita coba ya?"

"Tidak!" Su Qianci tersipu malu dan menjerit. "Ada ayah, ibu, kakek, dan anak-anak di rumah, jadi apakah kamu sudah gila?"

"Kalau begitu … ayo kita pergi ke kamar, hmm … apa kamu ingat ketika kita pergi untuk 'melihat bintang' di Maladewa?"

"Melihat bintang?" Su Qianci sedikit bingung dan bertanya. "Apakah kita sudah pernah melihat bintang?"

"Ya, waktu itu kamu mabuk, dan aku mengajakmu melihat bintang, lalu … tepat di samping teleskop astronomi, kamu merasa tidak nyaman, jadi …"

Jadi …

Wajah Su Qianci semakin merah, dan dia mengulurkan tangan untuk menyentuh bagian tubuh yang sudah keras itu dan bertanya, "Tangan?"

"Tidak …" Li Sicheng mundur dengan perlahan, meraih tangan Su Qianci dan menariknya mendekat. Sambil memeluk istrinya, dia menurunkan kepalanya untuk mencium wajah wanita itu lalu berkata. "Bantu aku melepaskan pakaianku."

Wajah Su Qianci serasa terbakar. Setelah mendengarkan kata-kata Li Sicheng, dia mengulurkan tangan untuk membuka kancing pakaian suaminya, satu demi satu …

Li Sicheng tidak dapat menunggu jadi dia melakukannya sendiri sambil memeluk Su Qianci dan berbisik, "Mandi bersama?"

"Aku sudah mandi …"

"Tolong aku." Li Sicheng menyeret Su Qianci ke kamar mandi tanpa mendengar apa yang dikatakan istrinya.

Lampu di kamar mandi dinyalakan, Li Sicheng melihat pakaian yang dikenakan Su Qianci dengan jelas.

Sehelai kain hitam transparan menyelubungi tubuh istrinya dan di baliknya, Su Qianci hanya mengenakan …

Pemandangan semacam itu lebih menarik daripada tidak mengenakan apa pun.

Li Sicheng merasa tidak tahan lagi, dia mengangkat lehernya lalu mengangkat Su Qianci, membiarkan kaki istrinya melingkari pinggangnya dan mencium wanita itu.

Ciuman serigala yang tidak sabar menunggu itu terasa liar dan bersemangat.

Setelah selubung hitam transparan itu dibuka, Li Sicheng merobek satu-satunya kain yang menutupi tubuh Su Qianci dan menurunkan istrinya.

Su Qianci terkejut, tanpa sadar merapatkan kedua kakinya dan berteriak, "Apa yang kamu inginkan?"

Li Sicheng mengabaikan istrinya, dia membuka kaki wanita itu dan menundukkan kepalanya …

"Ah …" Su Qianci menjerit dan seluruh tubuhnya terasa tergelitik.

Reaksi tubuhnya lebih kuat daripada saat-saat sebelumnya atau posisi apa pun.

Tangannya mencengkeram dinding, Dia mendorong kepala suaminya menjauh, tetapi sensasi kuat dari tubuhnya itu berdampak gila pada saraf-sarafnya. Ini benar-benar … memalukan!

Li Sicheng sebenarnya … di tempat itu …

Ah, ah!

Su Qianci bahkan merasa ingin mati, dia melawan dan berkata, "Tidak, itu menjijikkan …"

"Tubuhmu jauh lebih jujur ​​daripada mulutmu, Nyonya Li." Suara Li Sicheng terdengar olehnya, dan pria itu menyeringai, lalu meneruskan kembali melakukan hal tersebut.

Su Qianci merasa panas sehingga nyaris terasa seperti sedang terbang.

Sebuah cahaya putih berkilat di depannya, Su Qianci hanya ingin mencari sebuah tempat untuk membenamkan diri!

"Secepat ini?" Kata Li Sicheng dengan suara yang mengandung senyum konyol.

Su Qianci merasa sangat malu sehingga dirinya benar-benar ingin menampar suaminya dan meraung, "Cukup …"

Dia merasa sedikit marah, tetapi ketika kata-katanya sampai ke mulut, kata-kata itu berubah menjadi sebuah erangan yang panjang dan memalukan.

Dirinya tidak memiliki tempat untuk bersembunyi dan berkata, "Lepaskan aku, aku tidak menginginkannya."

Li Sicheng tidak melepaskan Su Qianci, sambil memeluk istrinya dia berkata dengan suara pelan, "Enak?"

Su Qianci menutupi wajahnya dan berteriak, "Lepaskan aku!"

Li Sicheng tersenyum dan menurunkan istrinya, lalu menyeret wanita itu ke kamar mandi, menyalakan kepala pancuran, dan berbisik, "Ayo kita mandi bersama."