Chapter 683 - Li Sicheng, Aku Kembali

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
"Heh …." Wanita itu terkekeh-kekeh dan berjalan menuju ke arah sang pemilik restoran. Kakinya mulus dan panjang, dan suaranya indah seperti suara bel. Namun, wajah itu adalah sebuah mimpi buruk.

Pemilik restoran itu berteriak dan bergerak mundur. Dia ingin bangun, tetapi wanita itu sudah melemparkan dirinya sendiri ke arah pria itu.

Booooom!

Suara guntur yang kelam menyambar, seolah-olah suara itu berdering di telinga pria itu.

"Bukankah kau ingin bercinta denganku? Kenapa kau lari sekarang? Aku bisa melakukan itu dan aku sangat bersih." Sambil berbicara dengan suara lembut, wanita itu menyentuh wajah pria itu. Suara wanita itu terdengar lembut dan menawan. Tidak sulit membayangkan bahwa wanita itu pastilah seorang wanita yang cantik sebelum wajahnya hancur.

Dengan diterangi oleh kilat dan lampu-lampu jalan, sang pemilik restoran dengan jelas melihat seluruh wajah wanita itu. Terkejut, dia berseru, "Bukankah kau adalah … Tang yang itu?"

Tang Mengying tertawa. "Ingatanmu tidak buruk."

Bau busuk seorang gelandangan hampir membuat sang pemilik restoran muntah. Menyadari niat pria itu, Tang Mengying menatap sang pemilik restoran dan menekan kepala pria itu ke bawah dengan keras. Belati yang tersembunyi di telapak tangannya sudah ditikamkan menembus tenggorokan sang pemilik restoran. Darah merah berceceran. Karena rasa sakitnya, pupil mata pria itu hampir melompat keluar. Sang pemilik restoran menggeliat dan berjuang dengan kedua tangan dan kakinya menggapai-gapai untuk menangkap wanita itu, tetapi Tang Mengying bergerak menjauh.

Tang Mengying menginjak belati tersebut dan menekannya lebih dalam. Sang pemilik restoran bergerak-gerak beberapa kali sebelum tubuhnya benar-benar diam tak bergerak. Dengan mata terbelalak, pandangan mata pria itu tertuju pada langit yang dipenuhi awan gelap. Matanya yang semula cemerlang menjadi hampa.

Tang Mengying menyukai proses ini. Sambil memeluk kepala pria itu dan dengan lembut mencium keningnya, wanita itu berbisik, "Beristirahatlah dengan tenang."

Kemudian wanita itu merogoh saku sang pemilik restoran. Dia menemukan sebuah dompet, serenceng kunci, dan banyak surat tagihan serta nota. Sambil meremas jarinya ke leher pria itu yang patah, Tang Menying mengambil belati itu kembali. Darah merah menciprat langsung ke tubuhnya.

Belati itu berlumuran darah. Setelah Tang Mengying membersihkan belati itu pada tubuh sang pemilik restoran, wanita itu mengambil belatinya kembali. Berdiri dengan acuh tak acuh, Tang Mengying menyeret kaki pria itu dan menyembunyikan tubuhnya di belakang tempat sampah.

Setelah semua pekerjaan tersebut, wanita itu berjalan keluar dengan santai dan membuka pintu restoran dengan kunci milik sang pemilik restoran. Setelah mengunci pintu dari dalam, dia berjalan ke arah ruang tunggu. Terdapat beberapa pakaian pria paruh baya, ukurannya sangat besar.

Wanita itu mandi air panas dan kemudian dengan berhati-hati mencuci rambutnya yang kusut. Setelah mandi dan mengeringkan dirinya sendiri, Tang Mengying memakai salah satu pakaian tersebut. Kemeja putih dan celana panjang hitam, sangat besar, tapi ada sebuah ikat pinggang. Setelah mengikat ikat pinggangnya, Tang Mengying pergi ke kasir dan memasukkan semua uang tersebut ke dalam sakunya, totalnya lebih dari dua ribu yuan, cukup baginya untuk kembali ke Kotaraja. Kemudian, itu akan menjadi waktunya untuk menyelesaikan semuanya.

Dia menemukan sebuah masker untuk menutupi wajahnya, pergi menuju dapur untuk mencari sebuah topi koki, dan mengambil sebuah payung ke belakang lorong. Dia menemukan sepatu hak tinggi miliknya sendiri, dan kemudian pergi tanpa terburu-buru. Hujan semakin deras. Darah di tanah itu tersapu bersih dan tidak meninggalkan jejak.

Sosok wanita itu pergi menjauh. Saat tengah malam di desa kecil ini, tidak ada yang menyadari kalau ada sesuatu yang salah. Dalam kegelapan yang tak berujung, di bawah hujan lebat, sebuah suara pelan terdengar.

"Li Sicheng, aku kembali."

Apa kau siap?