Chapter 661 - Biarpun Menyebalkan, Aku Adalah Ayahmu

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
"Ha, Ayah yang terbaik!" Li Jianyue memegang kepala Li Sicheng dengan penuh kemenangan. Tetapi ketika melihat kakaknya yang sedang berbaring di tempat tidur, gadis kecil itu berkata, "Ayah, aku mau turun."

Li Sicheng mendongak menatap putrinya dan berkata, "Oke, aku akan melemparmu." Pria itu berkata sambil mengangkat gadis kecil itu tinggi-tinggi, membuat Li Jianyue menjerit dan ketakutan. Tangan besar itu dengan cepat menangkap tubuh gadis kecil tersebut. Li Jianyue tertawa terbahak-bahak, dan terlihat sebuah lapisan keringat bersimbah di tubuhnya, mengeluarkan uap panas.

Li Sicheng merasakan hal itu dan berkata, "Biar Ibu membawamu untuk mandi."

"Aku ingin mandi dengan Ayah! Bersama-sama dengan Ibu. Ayo kita mandi bersama!" Li Jianyue merasa sedikit bersemangat, sambil memegangi lengan Li Sicheng, "Bisa kan, Ayah?"

Li Sicheng tersenyum kecil, mengangkat Li Jianyue, dan mencubit wajahnya. Pria itu memandang putrinya dengan penuh kasih sayang dan berkata, "Tidak, pria dan wanita itu berbeda, jadi mereka tidak bisa mandi bersama. Ayah akan mandi dengan kakak-kakakmu, dan Ersu dengan ibumu, oke?"

Li Jianyue merengut dan berkata, "Oke."

Li Sicheng mengusap wajah kecilnya, memalingkan wajahnya sendiri, dan berkata, "Beri ayah sebuah ciuman."

"Muah!" Li Jianyue mencium wajah Li Sicheng, sambil memeluk leher ayahnya.

Li Sicheng merasa sangat gembira dan menunjuk ke arah sisi lain wajahnya, "Pipi yang ini."

"Muah!" Li Jianyue mencium kedua pipi ayahnya dan berkata sambil tersenyum, "Bu, cium!"

Su Qianci menggendong gadis kecil itu di pelukannya, dan Li Jianyue mencium kedua pipi Su Qianci juga. Ketika menyaksikan putri dan istrinya, Li Sicheng merasa hatinya meleleh. Sambil mengulurkan tangan untuk membantu mereka, Li Sicheng memandang Li Jianqian, yang telah membungkus dirinya di sudut tempat tidur kecilnya.

Su Qianci berbisik kepada Li Jianyue, "Pergilah, minta kakakmu untuk mandi."

Li Jianyue dengan segera turun dari pelukan Su Qianci. Gadis kecil itu menarik selimut Li Jianqian dan berteriak, "Kakak, ayo mandi!"

"Aku mengantuk! Aku ingin tidur!" Li Jianqian menutupi dirinya dengan selimut. Suaranya terdengar teredam.

Li Jianyue merengut dan tanpa belas kasihan membongkar kebohongan kakaknya. "Kau bohong. Kau tidak bisa tidur pada saat ini, kau selalu bermain game dengan kakak Mosen supaya bisa tidur!"

Li Jianqian menutupi kepalanya dan tidak mau bangun. Li Sicheng melangkah maju dan mengambil selimut itu dari Li Jianqian. Begitu pria itu mengangkat selimutnya, udara panas terasa naik ke atas. Li Sicheng mendapati bahwa bocah kecil itu sudah bersimbah keringat. Itu sangat panas, dan Li Sicheng menyingkirkan selimut itu dan langsung meraih kerah baju putranya dengan satu tangan. Li Jianqian terangkat seperti seekor ayam, tergantung di udara.

Dengan segera bocah itu merasa harga dirinya tertantang, berjuang melepaskan diri dengan keempat anggota tubuhnya. "Lepaskan aku! Lepaskan aku. Kau orang jahat!"

Li Sicheng memicingkan matanya dengan berbahaya dan menatap bocah kecil ini, bertanya, "Kau panggil aku apa?"

Meskipun Li Jianqian masih muda, bocah itu sangat sensitif terhadap perubahan emosional orang-orang di sekitar dirinya. Pada saat ini, dirinya melihat ekspresi wajah Li Sicheng dan mengetahui bahwa pria itu kemungkinan merasa kesal. Jantungnya berdebar, Li Jianqian merasa sedikit takut, tetapi segera, dia berteriak dengan keras, "Orang jahat! Lepaskan aku, kenapa kau menangkapku? Aku benci kau!"

Li Sicheng tersenyum dengan dingin dan menarik putranya, menggendong Li Jianqian dengan kuat, tidak memedulikan perjuangan bocah itu. Li Sicheng berkata, "Biarpun menyebalkan, aku adalah ayahmu!"

Li Mosen mengerjap di samping dan menyaksikan dengan diam-diam. Li Sicheng melihat Li Mosen dan menarik kepala bocah itu. "Ayo kita mandi!" Li Mosen mendengar itu dan mengikuti Li Sicheng dengan perasaan terkejut. Hatinya berdebar, Li Mosen merasa sangat gembira. Seolah-olah Li Sicheng juga adalah ayahnya.

Li Jianqian meronta-ronta sepanjang jalan dan berteriak, "Lepaskan aku! Dasar orang jahat, aku tidak mau mandi denganmu!"

Li Sicheng merasa tidak senang, mengangkat putranya dan menepuk bokongnya. "Bocah nakal, bukankah kau harus mandi karena tubuhmu berkeringat?"

"Itu bukan urusanmu! Aku ingin paman Lu. Kau tidak bersikap baik padaku, hanya paman Lu yang baik padaku. Aku tidak ingin kau menjadi ayahku!" Li Jianqian berteriak dengan keras. Kata-kata bocah itu membuat kebaikan hati Li Sicheng menjadi dingin dengan segera.

Li Sicheng terdiam sejenak. Su Qianci melihat hal ini dan merasa terkejut. "Sayang, kamu …"

Sebelum wanita itu menyelesaikan perkataannya, Li Sicheng sudah membuka pintu kamar mandi. Setelah mendorong Li Mosen ke dalam, pria itu langsung mengunci pintunya.

Su Qianci terkejut. Orang ini …. Suaminya tidak berusaha memukul anak-anak itu di balik pintu itu, kan? Li Sicheng tidak menyukai Lu Yihan, yang mana sudah Su Qianci ketahui. Anak ini tidak diragukan lagi menyentuh garis batas kesabaran Li Sicheng. Apa yang harus wanita itu lakukan?

Su Qianci mengetuk pintu itu, dan segera terdengar suara Li Sicheng. Pria itu berkata, "Aku akan memandikan mereka, dan kamu bawa Ersu untuk mandi."

Bagaimana Su Qianci bisa merasa tenang? Dasu belum pernah dipukul oleh siapa pun. Meskipun putranya belum cukup umur, bocah itu cukup dewasa untuk anak seusianya. Dan juga, Dasu memiliki harga diri yang kuat. Jika dia dipukul oleh ayahnya, dapatkah dia memaafkan ayahnya? Dapatkah dia melakukannya? Su Qianci tidak berpikir demikian.

Setelah berdiri di pintu dan memastikan tidak terdengar suara-suara aneh, Su Qianci kemudian membawa putrinya ke kamarnya dan memandikan gadis kecil itu.

Li Jianqian diturunkan. Wajahnya merah padam dan begitu pula matanya. Sambil menahan air matanya, bocah itu menatap Li Sicheng, seolah-olah sedang menatap seorang penjahat yang berdosa. Li Sicheng menyalakan airnya, membalikkan badan dan melihat Li Mosen yang sudah menanggalkan pakaiannya. Mosen mendesak, "Dasu, cepat buka bajumu. Ayo kita mandi bersama-sama!"

Li Jianqian mendengus dan membalikkan badannya.

Sambil menyiapkan air untuk mandi, Li Sicheng berkata kepada Li Mosen dengan nada suara menghina, "Abaikan saja dia. Bocah ini ingin keluar dan mandi bersama para gadis itu. Dia bukan laki-laki."

"Aku tidak ingin mandi dengan para gadis. Kau yang bukan laki-laki!" Li Jianqian merasa sangat marah dan berteriak.

Li Sicheng mulai membuka kancing kemejanya, dan wajahnya terlihat masih penuh dengan penghinaan. Pria itu berkata, "Bukankah itu benar? Kau pasti ingin mandi dengan ibu dan adik perempuanmu. Kau bukan seorang anak laki-laki, jadi kau tidak mau mandi bersama kami. Kita akan menghina dia bersama-sama, Mosen."

Li Mosen mendengar kata-kata tersebut dan menjulurkan lidahnya ke arah Li Jianqian, "Menghinamu."

Wajah Li Jianqian semakin merah dan bocah itu berkata dengan keras, "Siapa yang bilang aku tidak mau mandi dengan kalian!"

"Jadi maksudmu kau mau?" Li Sicheng menatap putranya dengan senyum terselubung. "Bagaimana kau bisa mandi dengan memakai pakaian. Apakah kau malu?" Li Sicheng sudah melepas celana panjangnya.

"Kau yang malu!" Bocah itu menjadi marah dan menanggalkan pakaiannya sendiri. "Cih!"