Chapter 107 - Pintunya Terbuka

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
Setelah menyelesaikan urusan bisnisnya, Li Sicheng mendapatkan sebuah pesan di ponselnya. Pesan itu berisi sebuah foto. Nomor pengirimnya tidak dikenal. Li Sicheng mengunduh foto itu dan melihat sebuah sosok yang dikenalnya. Dalam balutan gaun biru tua, Su Qianci tampak sangat menawan. Wajahnya sedikit memerah dengan seorang pria tinggi dan tampan mengenakan kacamata di hadapannya. Mereka saling memandang dan tersenyum. Keduanya sedang berdiri di sebuah koridor. Dilihat dari dekorasinya, mereka seharusnya berada di Royal Hotel juga, sama seperti Li Sicheng saat ini. Kemudian, dia mendapat sebuah pesan lain. Kali ini adalah sebuah foto nomor kamar hotel.

F 1805

Kedua foto tersebut tak akan berarti apa-apa jika diterima secara terpisah. Namun, mereka dikirim pada saat bersamaan. Tentunya, sang pengirim mencoba mengatakan sesuatu. Hati Li Sicheng tiba-tiba merasa sangat kecewa. Kemarahan tak terkendali menguasai dirinya.

Tang Mengying sudah mengenal Li Sicheng selama lebih dari satu dekade, jadi dia bisa segera mengetahui bahwa Li Sicheng sedang berada dalam suasana hati yang buruk. Tang Mengying merasa senang, dia tahu bahwa rencana Liu Anan sudah dimulai. Sambil melirik ke arah ponsel Li Sicheng, Tang Mengying mengatur dokumen-dokumen di tangannya dengan tenang dan berkata, "Aku mendengar ada reuni SMA dari kelas Su Qianci hari ini. Mereka mengadakan acaranya di sini juga. Aku yakin acaranya belum berakhir. Bagaimana kalau kita pergi melihatnya? "

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?" Suara Li Sicheng sangat dingin hingga dapat membekukannya.

Jantung Tang Mengying tiba-tiba berdetak kencang saat dia menjelaskan, "Sepupuku adalah teman sekelasnya, jadi …." Jadi wajar baginya untuk mengetahui bahwa Su Qianci sedang berada di hotel yang sama.

Seakan menerima penjelasan tersebut, Li Sicheng bangkit berdiri dan berjalan cepat ke pintu.

Tang Mengying merasa lega, dia mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Liu Anan dua puluh menit yang lalu: "Kami sudah siap." Sambil mengulum senyumnya, Tang Mengying menghapus pesan itu dan berlari untuk menyusul Li Sicheng.

Saat melihat Su Qianci telah meminum minumannya, Liu Anan tersenyum penuh rasa terima kasih dan berkata, "Su Qianci, aku tahu bahwa kita adalah teman baik. Kau setuju denganku, bukan?"

Su Qianci merasa sedikit merinding melihat senyuman Liu Anan dan melangkah mundur. "Aku hanya merasa haus. Jangan menanggapinya secara berlebihan." Kemudian, Su Qianci dengan cepat kembali ke teman-temannya.

Meskipun diabaikan seperti itu, Liu Anan sama sekali tidak merasa terganggu, tetapi tertawa-tawa penuh kemenangan.

Kau akan segera hancur ….

Su Qianci segera menyadari gerak-gerik Liu Anan dan Lin Wanting yang ganjil, dia bertanya-tanya apa yang sedang mereka harapkan. Di bawah pengawasan mereka, Su Qianci sengaja berjalan menuju pintu ruang bar yang berupa pintu kaca, sehingga dengan jelas menunjukkan apa yang sedang terjadi di belakangnya. Su Qianci segera melihat Lin Wanting menyusulnya. Sambil menyeringai dalam hati, Su Qianci pura-pura kehilangan keseimbangan dan berpegangan pada sebuah kursi.

Saat melihat Su Qianci seperti itu dari kejauhan, Lin Wanting dengan cepat memegang lengan Su Qianci, terlihat khawatir. "Qianci, kau baik-baik saja? Apakah kau mabuk?"

Su Qianci mengibaskan tangannya tetapi dirinya ditarik dengan paksa oleh Lin Wanting. "Aku akan membawamu untuk beristirahat. Kau harus berbaring sebentar."

Ada sesuatu yang aneh!

Su Qianci membiarkan Lin Wanting menuntunnya, dengan segera mereka masuk ke dalam lift dan pergi ke lantai delapan belas, di depan kamar F 1805.

Lin Wanting mendengar sebuah suara dari dalam, dia mengabaikannya dan mengeluarkan sebuah kartu kunci kamar dari dompetnya, memindainya di pintu.

Biip!

Pintunya terbuka ….