Chapter 108 - Memang Pantas Menerimanya

Name:Perceraian Ke-99 Author:Wan Lili
Begitu pintu terbuka, suara itu segera berhenti. Lin Wanting tetap tenang dan berkata dengan penuh perhatian, "Beristirahatlah dengan tenang." Lalu dia mendorong Su Qianci ke dalam kamar.

Mata Su Qianci menjadi dingin saat mendengar suara seseorang sedang terengah-engah. Meskipun suaranya tidak terlalu jelas, Su Qianci tiba-tiba merasakan dirinya dalam bahaya. Pasti ada sesuatu yang salah. Sambil melangkah mundur, Su Qianci menyingkirkan tangan Lin Wanting dan memilin lengannya. Lin Wanting menjerit dan didorong ke dalam kamar oleh Su Qianci sebagai gantinya. Kamar itu sangat gelap, tetapi Su Qianci bisa mendengar suara terengah-engah yang semakin mendekat.

Di bawah cahaya dari pintu koridor, Su Qianci bisa melihat wajah gemuk Ding Haibo yang gemetar kesakitan, matanya merah. Terkejut, Su Qianci segera mundur. Lin Wanting, yang sudah berada di dalam kamar, tidak punya waktu untuk melarikan diri. Dia berteriak, "Pergi!" Namun, dia ditarik ke dalam secara tiba-tiba oleh Ding Haibo. "Tidaaaak!" Lin Wanting berusaha melepaskan diri, kakinya menendang-nendang. Dia menatap Su Qianci dengan putus asa, memohon, "Selamatkan aku. Qianci, kumohon!"

"Berikan padaku!" napas Ding Haibo terengah-engah, tangannya yang gemuk dengan cepat merobek pakaian Lin Wanting. Gaun mahal itu tercabik-cabik. Menyaksikan hal itu, Su Qianci tidak bisa berkata-kata. Dia tidak menyangka bahwa dia akan menyaksikan sesuatu seperti ini. Sebagai seseorang yang telah dewasa, Su Qianci mengerti apa arti dari reaksi Ding Haibo tersebut. Namun, dia tiba-tiba merasa merinding. Su Qianci meraih handel pintu dan menutup pintu di belakangnya. Jeritan itu segera menghilang. Su Qianci tidak pernah merasa sesenang ini karena sudah mempelajari Jujitsu sebelumnya. Lin Wanting hampir berhasil menghancurkan hidupnya sekali lagi.

"Tolong …."

Su Qianci masih dapat mendengar suara Lin Wanting secara samar-samar. Setiap teriakannya terasa seperti sebuah palu, membuat Su Qianci ketakutan. Jika dia tidak bertindak dengan cepat mendorong Lin Wanting masuk ke dalam kamar, itu akan menjadi perjuangannya untuk melawan Ding Haibo. Saat memikirkan adegan menyedihkan yang baru saja disaksikannya, Su Qianci tidak bisa menahan perasaan kecewa dan sedih. Namun, satu-satunya hal yang tidak dirasakannya adalah simpati. Dia memang pantas menerimanya!

Liu Anan memegang ponselnya sambil tersenyum puas. Akan tetapi, ketika dia melihat sosok elegan Su Qianci memasuki ruang bar, senyumnya langsung membeku. Su Qianci berjalan dengan mantap, matanya dingin. Bagaimana itu mungkin? Liu Anan melihat Su Qianci minum minuman dengan obat perangsang itu.

Kenapa dia sadar?

Terkejut, Liu Anan tidak bisa menahan perasaan gugup ketika Su Qianci mendekatinya. Su Qianci menunduk dan melihat tulisan "terkirim" di ponsel Liu Anan dan segera merebut ponsel itu. Dengan sekali ketuk, Su Qianci melihat kedua foto itu. Matanya menjadi lebih dingin, Su Qianci mengangkat tangannya dan menampar Liu Anan tepat di wajahnya.