Chapter 161: Perang

Name:Legenda Dewa Harem Author:Lao_Ban69
Inggrid mengangguk dengan keras. Air matanya sudah turun dengan deras sambil memberikan senyuman pada Randika. Sambil mengusap air matanya, Randika memeluk Inggrid. "Kamu sepertinya menderita selama ini, ayo kita kembali ke rumah dan serahkan semuanya padaku."

Bersamaan dengan itu, Randika sudah menggandeng Inggrid dan berjalan keluar.

Semua anggota keluarga dan Jack hanya menatap linglung ke arah mereka. Keberadaan mereka sama sekali tidak dipedulikan oleh Randika. Bagaimanapun juga, Inggrid adalah anggota inti keluarga Laibahas, bisa-bisanya dia kabur dari tanggung jawabnya?

Jack menampar meja yang ada di depannya. "Jangan bercanda! Inggrid jangan kabur lagi kamu!"

Tetapi sama sekali tidak ada tanggapan. Randika sama sekali tidak mengijinkan Inggrid menoleh ataupun berhenti berjalan, dia akan memberikan kebahagiaan yang pantas buat Inggrid.

"Cepat hentikan mereka!" Jack mulai meneriaki bawahannya.

Mendengar perintah itu, semua orang mulai bergerak. Tetapi ditatap tajam oleh Randika membuat mereka berhenti bergerak. Rasa takut dan ngeri membuat mereka tanpa sadar mengambil langkah mundur.

Randika tidak peduli lagi dan keluar menuju halaman rumah.

"Tidak akan kubiarkan kamu lari lagi!"

Jack benar-benar marah, baru pertama kali ada yang berani menyusup ke rumahnya ini dan menculik anaknya. "Semuanya ikut aku atau akan kubunuh kalian dengan tanganku!"

Semuanya dengan cepat mengikuti tuan rumah dan mengejar Randika.

Tepat di depan pagar, Randika menatap Inggrid sambil tersenyum. Dia lalu mencium dahi Inggrid.

"Apa pun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu." Kata Randika dengan nada lembut.

Inggrid tersenyum dan mengangguk.

Jack secara tidak sengaja melihat adegan mesra mereka dan semakin marah.

"Siapapun tangkap mereka!" Jack membentak ke semua bawahannya. Kedatangan Randika itu benar-benar di luar dugaannya. Jika penyusup itu berhasil membawa Inggrid pergi, dia tidak akan bisa menjelaskannya pada keluarga Alfred. Bagaimana mungkin dia membiarkan ini terjadi?

Melihat kakak seperguruannya datang sambil menggandeng seseorang, Indra menggaruk kepalanya dan bertanya pada boneka ginseng yang ada di pundaknya. "Apa itu orang yang kakak ingin selamatkan?"

"Woo, woo, woo."

Boneka ginseng itu terlihat mengomel pada Indra, maksud boneka itu jelas bahwa ia sendiri tidak tahu apa-apa.

Tetapi pada saat ini, di luar pagar rumah keluarga Laibahas, puluhan orang datang dan membuka pagar rumah ini.

Ketika Jack melihat kerumunan orang itu, dia terkejut setengah mati. Kenapa keluarga Alfred tiba-tiba datang?

Bahkan Ivan sang kepala keluarga juga datang, di sampingnya juga nampak ahli bela diri miliknya.

Daya tempur kekuatan keluarga Alfred melebihi kekuatan milik keluarganya jadi tentu saja ahli bela diri atau bisa disebut tim pembunuhnya itu jauh lebih kuat daripada miliknya.

Dalam sekejap, pintu keluar sudah diblokir dan Randika sudah dikepung.

Ivan berjalan maju dan mendengus dingin, dia menatap Jack dengan tatapan dingin. "Jack, aku tahu bahwa kita dulu adalah sahabat. Tetapi tindakan anakmu ini sudah keterlaluan!"

Jack sudah tahu bahwa sikap Ivan akan seperti ini, dia menghela napas dalam hati. Tetapi yang Jack tidak tahu adalah Ivan datang ke sini bukan mempermasalahkan pernikahan anak mereka melainkan tentang Hans yang dihajar babak belur hingga masuk rumah sakit.

"Jangan khawatir. Aku akan mempersiapkan anakku Inggrid ini dan membawanya ke rumahmu sore nanti. Aku tidak menyangka akan ada penyusup yang berusaha membawa anakku kabur. Untung saja kalian semua datang, kalau tidak anakku benar-benar akan kabur." Nada bicara Jack benar-benar terdengar tidak berdaya.

Tatapan mata Ivan jatuh pada Inggrid. "Kamu adalah Inggrid? Kamu benar-benar lancang! Berani-beraninya kamu membuat anakku babak belur sampai masuk rumah sakit? Menurut penyelidikanku kamu juga sudah menikah, berani-beraninya kamu melanggar perjanjian keluargamu!"

Ivan sudah benar-benar naik pitam, seluruh kebenciannya tertuju pada Inggrid.

Jack hanya terdiam, dia kehabisan kata-kata. Anaknya sudah menikah? Masalah ini rasanya semakin besar.

Ivan menatap Randika dan mengacuhkannya, orang sekelas Ivan tidak peduli dengan orang luar. Namun pada saat ini, Randika berbicara.

"Apa kamu ayah dari Hans? Tidak heran sifat anakmu bisa sebusuk itu, kamu sendiri saja bisa dengan mudah mempercayai apa yang dikatakan anakmu itu."

Tatapan semua orang jatuh pada Randika.

Ivan kembali menatap Randika, nada bicaranya penuh dengan nada merendahkan. "Kau siapa?"

Randika membalas dengan santai. "Aku adalah suami Inggrid. Anakmu ingin menyentuh wanitaku dan sekarang dia tidak akan pernah bisa menyentuh wanita lagi."

"Ternyata kamu pelakunya!" Tatapan mata Ivan menjadi penuh dengan amarah sekaligus kebencian. Ketika Hans dikabarkan masuk ke rumah sakit, Ivan mendapat kabar bahwa alat kelamin Hans sudah tidak bisa diselamatkan. Dokter memang bisa menyelamatkan fungsi alat kelaminnya sebagai alat ekskresi urine tetapi fungsi seksualitasnya sudah tidak bisa diselamatkan.

Ivan benar-benar baru pertama kalinya mengalami kejadian memalukan seperti ini. Oleh karena itu, dalam sekejap dia sudah berangkat menuju rumah sahabatnya itu untuk meminta penjelasan.

"Sudah untung dia kubiarkan hidup." Kata Randika dengan santai.

"Hahahaha." Ivan hanya menepuk tangannya sambil tertawa, ekspresinya benar-benar dingin.

"Hari ini aku akan mengulitimu hidup-hidup dan memotong semua jarimu. Tenang saja aku tidak akan membiarkanmu mati, setiap hari aku akan menyiksamu sampai kau berharap lebih baik mati!"

"Kau tidak akan bisa." Kata Randika sambil menghela napas.

Para bawahan Ivan sudah mengepung Randika dan tim pembunuhnya sudah mengeluarkan senjatanya. Kabur merupakan hal yang mustahil.

Setelah menyuruh Inggrid pergi ke tempat Indra, Randika menatap Ivan dan mengatakan. "Lebih baik kalian semua menyerang bersamaan."

"Hari ini kita akan berpesta di atas tubuhmu!"

Semua orang menjadi marah ketika mendengar ejekan Randika itu terutama tim pembunuh keluarga Alfred. Keahlian mereka sudah bisa dikatakan terbaik di Indonesia dan orang itu menyuruh mereka untuk menyerang bersamaan?

Pada saat ini, Indra yang bersama dengan Inggrid mendadak meninggalkan Inggrid dan berdiri di samping kakak seperguruannya. Dia merasa situasi berkembang ke arah tidak menguntungkan, dia dapat merasakan bahwa beberapa orang bahkan lebih hebat daripada dirinya.

"Tangkap dia!" Teriak Ivan.

Sesaat setelah perintah itu keluar, seluruh bawahan Ivan menerjang Randika!

Randika justru tersenyum dan terlihat bersemangat, inilah ketegangan perang yang sudah lama tidak dia rasakan!

Mengibaskan lengannya, Randika mulai bergerak dan berhadapan dengan lebih dari 12 orang. Pada saat yang sama pula, beberapa orang juga menerjang ke arah Indra.

Indra juga memasang pose menyerangnya, dia menggunakan kaki dan tangannya dengan maksimal. Satu orang berhasil menyerang perut Indra tetapi perut itu memantulkan kembali serangan tersebut sekaligus orangnya. Kemudian kedua siku tangannya terbuka dan menyerang dua lawan yang berusaha menikamnya dari belakang.

Indra dikatakan sebagai ahli bela diri jenius yang ada 100 tahun sekali. Belum lagi dia dilatih oleh kakeknya jadi kekuatannya benar-benar mengerikan. Setiap pukulan yang dia layangkan pasti menghasilkan suara tulang patah dari lawannya. Dan belum lagi ketika dia menghentakan kakinya, bumi ikut terguncang karenanya.

Sedangkan serangan lawannya, itu semua bagaikan sengatan semut baginya. Daging tebal Indra menjadi tameng tebal yang melindunginya.

Randika di lain sisi lebih luar biasa lagi. Nama Ares benar-benar cocok baginya, setiap langkahnya meninggalkan jejak mayat tak bernyawa! Pengalaman bertarungnya membuat dia tidak memiliki belas kasihan pada musuhnya. Setiap pukulannya akan membuat lawannya pingsan atau mati!

Ivan mengerutkan dahinya melihat semua ini. Para bawahannya ini adalah para elit yang sudah lama melindunginya. Kekuatan mereka benar-benar ditakuti oleh semua orang.

"Tuan, orang itu benar-benar kuat." Pengawal pribadi Ivan berbisik padanya.

Ivan menganggukan kepalanya. "Orang ini akan jadi penghalang kita suatu hari nanti."

Kemudian Ivan menatap pengawal pribadinya itu dan mengatakan. "Albert, bawa orangmu dan lenyapkan orang itu sama teman gendutnya itu."

Tiba-tiba, para bawahan Ivan yang belum bertarung ikut ke dalam medan tempur. Benteng terakhir dari Ivan ini menerjang ke arah Randika dan Indra.

Randika masih sibuk menghabisi teri-teri yang mengepungnya. Tetapi tiba-tiba dia merasakan bahaya dari belakangnya dan langsung mengangkat tangannya.

Tangan kanan Randika berbenturan keras dengan tinju lawan barunya ini. Namun, bukanlah suara tulang patah yang terdengar, suara seperti besi berbenturan lah yang terdengar. Sepertinya lawannya ini bukan orang sembarangan.

Wajah pembunuh ini benar-benar dipenuhi dengan keterkejutan, tetapi dia tidak membiarkan rasa kagetnya itu menumpulkan reaksinya. Sesaat kemudian dia langsung menendang ke arah Randika. Saat Randika ingin menyerang balik, dia merasakan rasa bahaya dari kiri dan kanannya. Dia dengan cepat mengambil langkah mundur dan berusaha menilai situasi yang dihadapinya. Namun, yang membuatnya terkejut adalah serangan dari arah belakangnya.

Randika dengan cepat menghindarinya, dia benar-benar terkejut ketika menyadari ada 6 orang kuat yang menyerangnya secara bersamaan. Setiap dari orang tersebut lebih kuat daripada 4 pembunuh milik Jack. Serangan kombinasi keenam orang ini benar-benar mengerikan.

Terlebih lagi, luka di tubuh Randika mulai memberontak lagi. Dia tidak bisa menggunakan seluruh tenaganya untuk bertarung, hal ini membuat Randika mengerutkan dahinya.

Para bawahan Ivan yang masih berdiri juga tidak berhenti menyerang dan menguras tenaganya. Pada saat yang sama, keenam pembunuh itu berbaur dengan lautan manusia dan berusaha mendekati Randika secara diam-diam.

Di lain sisi, Indra dikepung oleh Albert dan bawahannya. Mereka semua menggunakan pisau tajam untuk mengatasi pertahanan Indra.

Sepuluh orang mengepung Indra secara bersamaan, Indra yang terpojok hanya bisa bertahan. Ketika Indra sibuk melayangkan pukulan, Albert melihat kesempatan dan berhasil menancapkan pisaunya ke kepalan tangan Indra!

Indra merasakan rasa sakit yang luar biasa, namun pada saat ini, dia merasakan tubuhnya tertindih. Ternyata sudah ada 3 orang yang memanfaatkan kelengahan Indra untuk meloncat dan berpengangan di punggungnya. Ketika Indra memberontak, ketiga orang ini menancapkan pisaunya.

Tiba-tiba, mata Indra sudah memerah.

Di lain sisi, lautan manusia masih mengepung dan menyerang Randika.

Pada saat ini, Randika mendengar raungan Indra. Ketika dia menoleh, dia melihat Indra sudah bersimbah darah dan terlihat berlutut.

"Indra!"

Randika kehilangan fokusnya, keenam pembunuh melihat celah ini dan menyerang!

Pada saat bersamaan, keenam pembunuh ini keluar dari kerumunan dan melancarkan serangan pamungkas.

"Kena kau!"

Randika meraung keras dan seluruh tubuhnya tiba-tiba memancarkan tenaga dalamnya dengan kuat, seluruh tubuhnya diselimuti dengan aura membunuh yang pekat!

Keenam pembunuh itu terkejut dan bermaksud untuk membatalkan serangan mereka. Tetapi semua itu sudah terlambat. Serangan Randika sudah bagaikan petir, dia dengan cepat melancarkan 100 serangan sekaligus!

Keenam pembunuh ini sama sekali tidak punya kesempatan untuk bertahan dan pingsan di tempat.

Mata Randika juga memerah, di hadapan seorang Dewa Perang, hanya ada kematian!

Melihat Randika yang datang, Albert dan bawahannya tidak bertindak gegabah dan mundur beberapa langkah.

"Kau baik-baik saja?" Randika berhasil menghampiri Indra dan langsung mengeluarkan jarum akupunturnya untuk menekan lukanya.

"Tenang saja kak, aku tidak apa-apa." Indra tersenyum sambil menahan rasa sakitnya. Wajahnya sudah pucat pasi dan napasnya sudah tidak teratur, dia benar-benar terluka.

"Berani-beraninya kau berbuat seperti ini!" Randika kembali meraung dan menerjang ke arah Ivan!