Chapter 227 Pernikahan Noah

Pesta pernikahan. Pandangan Daniah

menyapu semua hal yang di lihatnya. Jamuan mewah di meja makan. Dekorasi indah

di setiap sudut ruangan. Inilah pernikahan yang diimpikan semua orang. Apalagi

sepasang penganting yang akan mengikat janji sehidup semati di tempat ini

adalah pasangan yang saling mencintai.

Kenangan Daniah mendapati hari itu,

hari dimana dia menikah dengan tuan Saga. Tapi semua kenangan itu rasanya tidak

seindah yang ia lihat saat ini. Sehingga ia mengusirnya jauh. Tidak perlu

membongkarnya lagi. Saat ini ia bahagia bersama laki-laki yang mengengam

tangannya ini. Mengubur semua yang menorehkan luka dan hanya melihat cinta tuan

Saga. Itu yang akan ia lakukan.

“ Sayang.” Berjalan menuju ruangan khusus yang di sediakan untuk keluarga.

“ Hemm.”

“ Noah menikah dengan siapa?

Helen?” Langkah kaki Saga terhenti mendengar pertanyaan Daniah. Reflek yang berjalan di belakangnya juga

berhenti. Menunggu. Dia menatap istrinya penuh curiga.

Kenapa? Apa nama Helen masih

terlarang di sebut di depanmu? Ini pertama kalinya setelah sekian lama aku menyebut nama Helen.

“ Aku hanya penasaran. Haha.”

Menjatuhkan kepala di bahu Saga.

Kenapa menatapku dengan pandangan begitu si.

“ Kita menyapa paman dan bibi dulu

ya. Baru bertemu dengan calon pengantin. Kau akan melihatnya sendiri nanti.”

Tidak terdengar kesal, apa semua baik-baik saja pikir Daniah. Seharusnya

begitu, walaupun Helen sekalipun mempelainya dia sudah menyiapkan hatinya. Karena Daniahpun tahu bagaimana perasaan Noah untuk wanita itu.

“ Eh, ia sayang.”

Dia tidak marahkan?

Han membawa mereka menuju sebuah

ruan tunggu. Aran berdiri di luar dan tidak ikut masuk. Orang tua Noah langsung bangun dari duduk mereka saat melihat siapa yang masuk ke

dalam ruangan.

" Saga!" Kedua orang tua Noah  terlihat senang melihat siapa yang datang.

“ Paman, bibi selamat untuk

pernikahan Noah.” Saga mendekat, sementara Daniah mengikuti di sampingnya. Han sudah keluar menunggu bersama Aran.

Kebahagiaan yang tergambar jelas dari wajah orangtua Noah. Pernikahan akan selalu menjadi moment haru bagi orangtua. Melepaskan kepergian anak mereka dengan tangis bahagia. Walaupun ada segurat sedih yang juga muncul, karena anak mereka akan jauh lebih mencintai pasangannya. Namun orangtua akan selalu bahagia melihat anaknya bahagia.

“ Saga terimakasih untuk semuanya

ya. Pernikahan ini dan semuanya.” Ibu Noah menepuk bahu Saga. “ terimakasih sudah menjaga Noah sampai hari ini.”

Saga tersenyum tulus menjawab. Mengatakan kalau apa yang dia lakukan tidak sebanding dengan apa yang paman dan bibi berikan padanya.

Sekarang pandangan wanita itu

beralih pada Daniah. Gadis yang berdiri di samping Saga dengan canggung. Tapi

terlihat tersenyum ramah.

“ Bibi, kenalkan. Istriku.” Saga

mengusap kepala Daniah dan menyelipkan rambut di telinga istrinya. “Dia

cantikkan?” Bicara dengan penuh kebanggaan. Kalau tidak ada wanita cantik lainnya di dunia ini selain istrinya. " Aku mencintainya." Sekali lagi, Daniah dibuat terkejut dengan sisi kekanakan Saga yang ingin memamerkan kebahagiaan pada orang-orang yang di rasa dekat dengannya.

Ku mohon jangan mengatakan yang

tidak-tidak tuan muda.

Daniah hanya bisa menahan malu.

“ Tentu saja, istrimu sangat cantik. Terimakasih ya nak

sudah membuat Saga bahagia.” Ibu Noah meraih tangan Daniah. Memeluknya hangat.

Menepuk bahunya.  Mengusapnya perlahan.“ Terimakasih sudah berada di samping Saga dan membuatnya

bahagia.”

Kenapa ini, akukan jadi ingin

menangis.

Daniah bisa merasakan buliran kasih

sayang yang mengalir dari mulut ibu Noah untuk tuan Saga. Bahwa kasih sayang

yang tidak hanya sekedar kata-kata. Ah, andaikan ibu juga seperti ini sikapnya

padaku. Dalam hati Daniah membandingkan sikap yang diterimanya dari ibu

mertuanya.

Pembicaraan mereka terjeda saat

ketukan pintu terdengar. Lalu ibu mertua yang baru saja dia pikirkan masuk.

“ Kamu di sini? Noah mencarimu dari

tadi.” Menatap Daniah sebentar. Melihat tangan yang di gengam ibunya Noah. Ada yang berdesir di hatinya.

Kenapa semua orang menyukaimu?

Ada banyak undangan yang sudah menunggu untuk menyapa Saga. Yang mau tidak mau membuat laki-laki itu meninggalkan istrinya. Walaupun dia berat melakukannya, tapi lebih-lebih tidak mau mengekspose wajah istrinya. Terlebih lagi teman-temannya yang sudah berkerumun dan mengatakan ingin menyapa Daniah. Rasanya dia ingin menyumbat mulut dokter Harun yang sudah menyebar berita kemana-mana.

“ Jangan berkeliaran sesukamu. Masuk ke ruang tunggu yang di siapkan Noah setelah acara selesai.”

“ Ia sayang.”

Memang aku juga mau kemana si, inikan juga cuma di gedung.

“ Kau kemarilah.” Menunjuk Aran.

“ ia tuan.” Mendekat gelisah.

Aku sudah seperti orang yang selalu melakukan kesalahan di depan tuan Saga.

“ Pastikan kau bekerja dengan

benar.”

“ Baik tuan.” Kuliah panjang kali lebar sudah di dapatkan Aran tadi pagi. Tentang prosedur yang harus dia lakukan saat berada di tempat keramaian seperti ini. Ntah kapan sekertaris Han membuatnya, tapi dia sudah membuatnya. Protokoler yang harus dilakukan Aran.

Jangan biarkan siapapun mendekati nona. Apalagi laki-laki, walaupun kau mengenalnya. Dokter Harun sekalipun. Intonasi di pertegas menyebut nama dokter Harun. Huh, sepertinya dia kesal sekali dengan dokter Harun. Gumam Aran. Ide gila untuk menyapa dokter Harun sudah menguap di kepala Aran. Dia punya saingan membuatnya tak mau bersikap jual mahal.

Dan pestapun di mulai setelah sepasang pengantin mengikat janji suci mereka. Noah dan Tamara terlihat sangat sumringah. Menerima ucapan selamat dari semua orang. Daniah melihat semua keharuan dan kebahagiaan bercampur aduk.

Matanya berkeliling mencari sesosok bayangan. Kerumunan laki-laki yang selalu membicarakan bisnis dimanapun berada. Dia bahkan tidak bisa melihat tubuh tinggi Saga yang di kelilingi banyak sekali orang.

Sepertinya aku tidak melihat Helen. Apa Noah tidak mengundangnya ya?

Persiapan hati dan mental untuk bertemu Helen sepertinya tidak ada gunanya, karena gadis itu bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Tidak ada yang mencari atau membicarakannya. Bahkan ibu, Jen ataupun Sofi.

Daniah benar-benar dibuat terkejut tadi, kalau ternyata mempelai wanita Noah bukanlah Helen. Padahal nama gadis itu yang terngiang di kepalanya. Mata Daniah menangkap bayangan Jen yang terlihat menikmati pesta bersama teman-temannya. Ya, ini adalah pernikahan Noah. Seseorang yang sudah dianggap keluarga oleh tuan Saga. Semua orang terlihat larut dengan kebahagiaan. Aran juga menikmati hidangan pesta dengan lahap. Sambil matanya berkeliling, seperti mencoba menangkap wajah-wajah yang di kenalnya di masa lalu.

" Niah. Daniah! Benar ini kamu." Wajah yang tidak asing di ingatan Daniah tertawa senang. Aran yang terkejut kenapa tiba-tiba ada laki-laki yang menyapa nona mudanya.

Laki-laki! bicara dengan nona, tamatlah riwayatku!

" Hai" Canggung. " Abas, sudah lama ya. Apa kabar?"

Kenapa aku bisa bertemu dengannya di tempat ini si.

" Apa kau berteman dengan salah satu pengantin? Aku Wedding organizer yang mengurus pernikahan ini."

Hah! Benar dia memang bekerja sebagai WO sejak dulu. Sejak kami pacaran.

" Haha, ia. kebetulan aku mengenal salah satu mempelai." Daniah, kau harus pergi dari sini. Kabur sekarang sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Begitu dia sedang berfikir, alasan apa yang bisa dia pakai tanpa perlu menjelaskan apapun. Daniah melirik Aran yang masih siaga. " Kalau begitu aku..."

" Niah, aku senang bertemu denganmu."

" Apa yang anda lakukan tuan." Aran menggengam tangan laki-laki yang ada di depannya. Karena ia ingin meraih tangan Daniah. " Jangan menyentuh."

" Haha, Aran lepaskan tanganmu." memukul punggung tangan Aran pelan. " Dia." menunjuk Abas yang tangannya sudah di lepaskan Aran begitu saja. Giliran laki-laki itu yang penuh tanda tanya. " Dia adalah." Kalimat Daniah menggantung, binggung harus memperkenalkan Abas sebagai siapa.

Tidak mungkinkan aku bilang dia mantan pacarku.

" Dia siapa sayang." Sebuah suara diikuti tangan yang melingkar di leher Daniah. Kepala yang kemudian bersandar di bahu. Dan bibir yang mencium pipi kirinya. Membuat tubuh Daniah terasa kaku seperti tersengat listrik karena terkejut. " Siapa dia?" dingin. Sambil menatap kesal, dengan kepala masih bersandar di bahu Daniah. Melihat laki-laki di hadapannya dengan sorot membunuh.

Abas terlihat sangat terkejut, karena mengenali laki-laki yang sedang memeluk Daniah di depannya.

Habislah aku, bagaimana aku tidak melihat tuan Saga muncul. Aran

Sementara Han mengelengkan kepala kecewa sambil melihat Aran. Dia mengenali siapa laki-laki yang duduk di hadapan nona mudanya. Mantan kekasih yang terakhir, sekaligus mantan pacar terlama nona mudanya.

Bersambung