Chapter 178 Bulan Madu (Part 15)

Saga hanya menyeringai sambil

memberikan hpnya pada Han. Karena Ken belum berhenti bicara di sebrang sana.

Tapi dia sudah malas mendengarkan.  Kemampuan bicara laki-laki itu memang diluar

batas kemampuan normal laki-laki bicara. Karena banyak maunya terkadang Saga

hanya mengiyakan supaya urusannya dengan Ken cepat selesai. Bicaranya itu

selalu jadi senjata meluluhkan Saga kalau Ken punya sejuta kemauan.

“ Han jangan biarkan si gila itu

sampai datang ke vila. Tendang saja dia kalau sampai dia berani menampakan diri

dan masuk ke gerbangnya saja.”

Huh! Dia tidak mungkin muncul di

vila kecuali membawa tameng hidup istrinya tuan.

Han tahu strategi licik Keanu

menghadapi Saga, selain memakai mulutnya yang banyak bicara dia selalu

mengandeng istrinya. Sebagai senjatanya memohon.

“ Baik tuan.”

Setelah selesai membahas Ken, pandangannya

Saga beralih menatap laki-laki yang sedang tertunduk dan menahan sakit.

Pandangan mata mereka bertemu saat Haksan mengangkat kepalanya, lalu dalam

sekejap dia langsung menundukan kepalanya lagi.

Apa yang harus kulakukan sekarang?

Bagaimana Niah bisa menikah dengannya. Lagi pula siapa yang akan percaya kalau

Daniah menikah dengan laki-laki berkuasa sepertinya.

Tubuh Haksan semakin lunglai saat

dia melihat laki-laki di belakang tuan Saga. Dia sekertaris itu, yang

menghajarnya tanpa ampun tadi. Bahkan sedikitpun Haksan tidak melihat rasa

belas kasihan laki-laki itu dimatanya. Dia merintih lagi. Menahan sakit.

Kenapa malah dia yang murka tadi!

Semua rasa penasarannya sudah tidak

berarti lagi. Hanya satu hal yang penting sekarang. Bagaimana dia bisa

menyelamatkan diri dari situasi ini. Luka-lukanya memang diobati. Jadi dia

berfikir kalau tuan Saga tidak akan melenyapkannya tanpa jejak. Haksan dan para

anak buahnya sudah bernafas lega tadi, saat Saga dan yang lainnya meninggalkan

kafe membawa Daniah dan yang lainnya.

Tapi kenapa mereka kembali! Tanpa

Daniah lagi.

“ Selain rambut, bagian mana kau

berani menyentuh Daniahku?” Pertanyaan tuan Saga sudah tidak ada niatan ingin

di jawab Haksan. Kalau Haksan menjawab dia tahu dia bisa lebih parah dari ini.

Tapi kalau dia diam dia tahu dia tidak akan selamat juga.

“ Tidak tuan, saya tidak menyentuh

Daniah sama sekali.”

Benarkan? Aku tidak menyentuh

Daniah kecuali ujung rambutnya saja.

“ Beraninya kau menyebut nama

istriku.” Suara Saga lebih meninggi. Membuat tangan Haksan terjatuh lunglai.

“ Maaf tuan, maafkan saya.” Hanya

itu yang bisa dia ucapkan.  “Maafkan kami

tuan yang bodoh ini.” Haksan tidak tahu harus memakai istilah apa untuk menyebut

kebodohannya.

Kenapa kau bisa menikah dengan

laki-laki ini Daniah!

“ Tapi nona menyentuh tangan

laki-laki ini tuan.” Pengawal yang mengikuti Daniah membuka suara. Membuat

Haksan  tersambar petir. Wajah Saga tadi

yang sudah melunak tiba-tiba menjadi dingin lagi mendengar apa yang dikatakan

pengawalnya. Dia mendesah sambil menendang udara di depannya. Tapi seakan kaki

itu menyentuh wajahnya, pipi Haksan terasa nyeri menusuk.

Habislah kau, kami saja hanya bisa

melihat nona tidak lebih dari tiga detik. Tapi kau memelototi nona berapa lama

tadi. Pengawal berhati dengki sedang laporan. Melihat wajah takut Haksan

membuatnya sedikit terhibur. Hingga dia benar-benar puas melaporkan apa yang

dilihatnya tadi.

“ Niahku menyentuhmu? Jawab! “

Botol minuman dingin yang ada di atas meja sudah melayang mengenai wajah

Haksan. Laki-laki itu menjerit menahan sakit.

“ Tidak tuan, itu tidak benar.” Merintih.

Mengusap air yang memercik di wajahnya. Air dalam botol tumpah bahkan mengenai

ujung sepatu Saga.

Daniah menepis tangan saya itu baru

benar. Sialan kau pengawal! Menatap kesal pada pengawal yang memberi laporan.

Dia laki-laki yang memberikan tendangan telak di perutnya tadi. Kau sengaja

melapor di saat beginikan! Memaki lagi.

“ Dia juga meminta nona untuk

menghabiskan malam dengannya tuan.” Seperti tidak terusik dengan rintihan dan

tatapan penuh kebencian Haksan. Dia melanjutkan laporan mematikannya lagi. Dia

benar-benar merasa kesal saat menahan diri tidak memukul Haksan tadi. Dan

inilah saat pembalasan dendam yang setimpal pikirnya.

“ Tidak tuan, saya tidak melakukan

itu.” Haksan kembali menatap pengawal yang bicara. Dia melihat senyum tipis

laki-laki itu seperti mengejeknya.

Aku akan membunuhmu nanti sialan!

“ Padahal nona sudah mengatakan

kalau dia sudah menikah dengan anda tuan, tapi laki-laki ini tidak percaya dan

menertawakan nona.” Melanjutkan lagi kalimatnya saat matanya melihat sorot

geram milik Haksan.

“Tidak tuan, tidak.” Dan kalimat

Haksan menguap tidak terdengar di telinga Saga.

Saga tidak bisa menahan dirinya

lagi. Tangannya yang geram terkepal. Dia bangun mendekati Haksan.  Dan tidak selang lama, Haksan sudah mulai

menjerit memohon.

“ Kau minta Daniahku untuk apa!”

“ Tidak tuan saya”

“ Niahku bahkan mendengar kata

menjijikan itu dari mulutmu hah!”

“ Tidak tuan. Ampuni kami.” Haksan

jatuh ke lantai.

Seharusnya anda diam tuan, semakin

anda banyak bicara semua akan salah di depan tuan muda. Han hanya mengelengkan

kepala. Tidak ingin mencegah atau menahan Saga kali ini. Karena dia sendiri

merasa kesal dengan fakta terakhir yang dilaporkan pengawal Daniah.

Han pergi meninggalkan ruangan

pengadilan Saga menuju ruang ganti, dimana para pelayan kafe menunggu seperti

perintahnya. Mereka langsung bangun saat pintu berderik terbuka.

“ Kalian bisa pulang sekarang, akan

ada petugas keamanan yang datang membereskan semuanya. Kalau mereka perlu saksi

mereka akan menghubungi kalian, kalian tahukan harus bicara apa?”

Mereka bertiga saling pandang.

“ Kalau bos kalian yang menggangu

nona kami lebih dulu. Dia memukul dan main keroyokan duluan. Tuan muda kami

hanya memberinya sedikit pelajaran karna sudah menggangu istrinya. Dia tidak

mati kok.”

Ketiganya menelan ludah. Melihat

wajah bos mereka tadi. Apa itu masih dibilang sedikit.

“ Ba, baik tuan. Pak Haksan memang

sering begitu dengan perempuan. Saya bahkan pernah di lecehkan Juga.” Salah

satu pelayan wanita menjawab takut-takut. Wajahnya malu sebenarnya. “Tapi kami

hanya pelayan dan tidak berani melakukan apa-apa.”

“ Aku juga, dia pernah menyentuh

pahaku.” Yang satunya menjawab sambil meremas tangannya takut dan malu.

“ Aku juga.”

Cih, habislah kau keparat gila. Kau

benar-benar tidak tahu malu memanfaatkan pekerjaanmu.

Di Antarna Group kalau ada pimpinan

yang sampai melakukan tindakan pelecehan pada karyawan wanita, maka tamatlah

sudah karir dan hidupnya. Itu adalah salah satu poin kesalahan yang tidak

termaafkan bagi presdir Antarna Group. Sebesar dan setinggi apapun posisinya di perusahaan.

" Kalian bisa melaporkan pelecehan yang kalian lakukan. Jangan kuatir pengacara Antarna Group akan menghubungi kalian. Jebloskan saja bos kalian ke penjara seumur hidup kalau perlu."

Mereka bertiga bersitatap. Masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan laki-laki di depannya ini.

Ini bukan karena dendam pribadi pada bos dia membantu kitakan? Pikiran bertiga mereka bersamaan saat melihat Han meninggalkan ruangan ganti.

bersambung