Chapter 126 Kencan (Part 2)

Kencan ala rakyat biasa di mulai. Rencananya Daniah akan mengerjai Saga untuk mengenalkannya pada kehidupan rakyat biasa. Tapi benarkah yang terjadi akan demikian, atau sebaliknya.

“ Bawa ini sayang.”Daniah

melingkarkan tasnya ke leher Saga, laki-laki itu tampak binggung melihat tas

Daniah yang melingkar di lehernya. Lebih-lebih saat istrinya tidak menunggu

persetujuannya.

“ Hei, kau mulai kurang ajar begini

ya.” Menunjuk tas yang melingkar di leher dengan matanya. Menatap kesal.

“ aaaa, sayang begini memang kalau

kencan rakyat biasa. Laki-laki biasanya memegang tas perempuannya. hehe.” Agak memalingkan

wajah, supaya tidak terlihat kalau sedang tersenyum menahan kebohongan.

Kapan lagi kan aku bisa mengerjai

mu. Hehe.

“ Cih!” mendengus.

“ Kalau tidak mau ya sudah.” Daniah

sudah memegang tali tas dengan kedua tangannya. Mau mengambilnya.

“ Lepaskan!” menepis tangan Daniah

agar melepaskan tali tas. ‘’ Mau apa kamu?”

“ Aku mau membawa tas ku sendiri

sayang.” Tersenyum.

“ Kenapa? Kamu tidak mau aku

membawa tasmu? Ia.” Mulai kesal kan.

Bukan! Tadikan kamu yang tidak mau.

Dasar! Kata-kata selalu tidak bersinergi dengan perbuatan.

“ Kalau begitu tolong bantuannya ya

sayang.”

Haha, dia lucu sekali. Aku akan

balas dendam mengerjaimu hari ini ya. Kenapa dia jadi terlihat manis begitu

dengan tas ku di lehernya. Aku tidak akan di penggal sekertaris Han kan karena

mengerjai tuannya.

“ Eh pak sopir kenapa mengikuti

kami?” Daniah mulai terganggu, ketika sekertaris Han bahkan berada di radius

kurang dari lima meter dari jarak mereka berdua berdiri sekarang.

Kalau kamu ikut dia tetap tuan Saga

donk bukan suamiku.

“ Jangan bicara padanya!” menarik

tangan Daniah. “ Biarkan dia, dia pasti tidak punya kerjaan karena mobilnya

sudah ku sewa seharian ini.”

“ Jangan ikuti kami!” Daniah

menuding sekertaris Han lalu menuding matanya. Jangan mengawasi kami, begitu

dia berteriak dalam hati.

“ Saya cuma mau jalan-jalan

menghabiskan waktu saja nona. Silahkan kalian nikmati kencan kalian.”

Selamat bersenang-senang dan

membalas tuan muda nona. Rugi sekali kan kalau saya tidak menonton drama ini

langsung.

Mereka berdua akhirnya benar-benar

memutuskan tidak perduli dengan keberadaan sekertaris Han. Cuma Daniah yang

berusaha. Saga sendiri selalu tidak pernah terganggu dengan keberadaan

sekertaris Han di sampingnya. Walaupun laki-laki itu menempel seperti permen

karet menggangu, Saga tidak pernah merasa terganggu sedikit pun.

“ Pakai topimu dengan benar!”

menarik sampai semua bagian wajah Daniah tertutup.

“ Sayang aku tidak bisa melihat.”

Sudah gila ya, yang mencolok itu wajahmu.

Lihat, orang-orang sudah mulai melirikmu kan.  Tampan, tinggi. Sempurna.

“ Aku akan jadi mata untuk mu.

Pegang tangan ku.”

Haha, apa dia bilang. Belajar dari

mana dia gombalan beginian. Aku bahkan tidak mengajarinya.

“ Kenapa mereka melihat mu? Aaaa,

bisa gila aku karena kesal melihat mereka melirikmu terus. Katakan kau mau

membeli apa biar Han yang membelikannya untuk mu! Ayo segera keluar dari sini.

aku mau kencan di tempat yang tidak ada orang lain.” mulai deh banyak sekali

bicara.

“ Sayang, bukan aku yang mereka

lihat.”

“ Lalu siapa? Dari tadi mereka

melihat ke arah kita.” Kesal.

Kamu, kamu, kamu yang dilihatin

mereka. Wajah tampan dan tinggi sempurna mu itu yang sedang di nikmati mereka.

Aku ini cuma kantong kresek terlihat dari sudut pandang mereka tahu.

“ Tapi kan janji kalau kencan hari

ini kencan rakyat biasa. Aku yang lebih berpengalaman di sini, jadi ikuti saja

aku. Ayo!”

Mendengar itu Saga menghentikan

langkah kakinya, dia mengibaskan tangan Daniah yang memegang tangannya. Gadis

itu berbalik panik.

Apa lagi si!

“ Jadi sudah dengan siapa saja kamu

kencan ala rakyat biasa begini.” Suara Saga sudah berubah “Jangan-jangan kamu

sudah pernah kencan di sini, dan mengulangnya dengan ku?” terdengar tidak suka

dari nada bicaranya.

Lho, kenapa jadi aku, seharusnya

aku kan yang mengerjaimu. Kenapa belum apa-apa aku sudah kena begini.

“ Bukan begitu,” mendekat dan

memeluk Saga. “ Ini juga pertama kalinya aku kencan dengan laki-laki.” Diam

sebentar menatap Saga. Wajahnya belum melunak sama sekali. “ ini juga pertama

kalinya aku kencan dengan laki-laki yang aku sukai.” Memalingkan wajah malu.

“Aku tidak punya waktu untuk kencan seperti ini dulu, kami sibuk mencari uang.

Mantan.”

“ Diam! Jangan bicara tentang

mantan pacarmu.” Mencium kepala tertutup topi itu. “ Baiklah, karena ini kencan

pertama mu dengan laki-laki yang kamu sukai. Aku akan berbaik hati menuruti

semua maumu.”

Haha, kena kau. Aku tahu kamu Cuma fokus

di kata-kata kencan dengan laki-laki yang ku suka kan.

“ Janji ya.”

“ hemm.”

“ Ayo jalan.”

Daniah menarik lengan Saga keluar

dari toko.

“ Hei tunggu, aku mau membelinya

untuk mu.”

“ Ssstttt.” Daniah menutup mulutnya

dengan jari agar Saga diam dan mengikutinya saja. “ Bagaimana bisa mereka

menjual dengan harga semahal itu.”

“ Terserah dengan harganya, yang

penting kamu kan suka.” Gusar. “ Ayo kembali, aku belikan kalung itu.”

Daniah mengeleng tidak mau.

Week, kesal kan kamu. Memang ini

yang namanya jalan-jalan cuci mata doank kok. untuk jutawan sepertimu menghabiskan waktu dengan cara ini pasti mengesalkan.

“ Hei, kau tidak waras ya. Sudah

berapa kali kita masuk toko, tidak ada satu barang pun yang kamu beli.” Mulai setengah

berteriak karena kesal. Beberapa orang berhenti melihat perdebatan mereka. Tapi

segera menyingkir ketika Saga dengan sorot mata kesalnya melihat mereka.

“ Haha, sayang ini lah seninya

kencan rakyat biasa. Kamu tidak perlu modal untuk membuat pasanganmu bahagia.

Cukup ajak dia cuci mata saja sudah senang kok.” Daniah secara paksa mendorong

tubuh Saga berjalan menjauh dari toko yang untuk kesekian kalinya dia masuki cuma

untuk melihat-lihat.

Aku akan membuat kaki mu pegal

sampai mau copot. Haha.

“ Ayo beli camilan.” Menarik tangan

supaya Saga mengikuti langkah kakinya menuju food court mall.Saga mengeluarkan

ponselnya dia mengetikan sesuatu, sambil mengimbangi langkah kaki Daniah di

sampingnya.

“ Beli semua barang yang di tunjuk

daniah di toko yang kami masuki tadi. Semua!” pesan terkirim. Kata semua dengan

tanda seru, mengisyarak kan jangan sampai terlewat satu item pun.

Mereka menghentikan langkah setelah

melihat deretan stand makanan. Bau dan aroma makanan bercampur. Ada yang

mendominasi kuat sampai beberapa radius aromanya tercium. Mengoda para

pelanggan mendekat.

“ Sayang pesan makanan di sana ya.

Kemarikan tasku, aku tunggu di kursi itu ya.” Daniah menunjuk kursi di dekat

jendelan. Saga terlihat binggung. Kenapa dia yang harus pesan.

“ Kenapa aku yang pesan?” bertanya

serius.

“ Karena begitu seharusnya. Tidak

mau ya? Kalau begitu.” Daniah sudah mau mengalah, biar dia memilih makanan.

“ Duduk! Biar aku yang pesan.

Jangan bergerak kemanapun. Turunkan topimu lagi.” Menarik topi Daniah turun.

Ia, ia. Walaupun kesal tetap Daniah

menurunkan topinya.

Cih, jelas-jelas semua orang sedang

meliriknya, kenapa aku yang di suruh menutupi wajahku.

Daniah sudah menunggu di kursi. Ramai

pengunjung dan ramainya antrian. Dia mengeluarkan hpnya. Mengambil foto Saga

dari kejauhan. Momen pertama kalinya dalam hidup Saga, mengantri  membeli makanan.

Untuk pertama kalinya dalam hidup

Saga. Dia memesan minuman sendiri. Canggung memilih menu. Namun pelayan wanita

di depannya dengan suka cita membantu. Dia terlihat tersenyum jauh lebih ramah

dari pada dengan pelanggan sebelumnya.

“ Ada lagi kak?”

Saga menunjuk satu boks camilan

yang terlihat seperti bola-bola bakso di goreng dan juga satu cake coklat yang

terlihat enak.

Sigap pelayan itu menyiapkan

pesanan.

Berhasil, Berhasil. Begini kan

caranya. Huh! Apa kamu pikir aku tidak bisa melakukan hal seperti ini. Meremehkan

sekali.

Saga membawa nampan berisi makanan dan

minumannya. Daniah yang melihat dari kejauhan tidak bisa tidak untuk tidak

mengabadikan momen bersejarah ini. Banyak sekali foto yang dia ambil. Saat Saga

berjalan ke arahnya dengan kesusahan membawa nampan berisi makanan.

Prok, prok, prok. Daniah bertepuk

tangan kecil saat Saga sampai di tempat duduk dan meletakan nampan. Sukses

mendarat dengan sempurna tanpa ada satupun makanan dan minuman yang tercecer.

“ Terimakasih sayang. Kamu hebat

sekali.” bertepuk tangan kecil lagi, menunjukan pujian dan kebanggaan.

“ Huh! Hanya seperti ini saja.

Gampang.” Tapi dia membusungkan dada bangga dengan wajah merona bahagia.

Membuat Daniah senyum.

Dia benar-benar merasa bangga.

Mengemaskan sekali.

“ Kau senang?” Tanya Saga. Daniah

mengangukan kepalanya berulang.  Saga

meraih minumannya, dia sengaja membeli dengan dua rasa berbeda. Dua-duanya dia

cicipi semua, lalu menyerahkan salah satunya. Pada Daniah. “ Seharusnya aku cuma

pesan satu ya, biar kita bisa berbagi bibir.”

Huh! Kau bahkan sudah menyedot

semuanya, masih bilang begitu.

“ Sayang, apa kau menyuruhnya

mengikuti kita.” Daniah melihat sekertaris Han menuju ke tempatnya duduk. Dia

melewatinya hanya mengangukan kepala sedikit.

“ Tidak, mungkin dia haus. Jangan

perdulikan dia. Lihat aku, hanya lihat aku!” menarik-narik tangan Daniah agar

gadis itu hanya melihatnya.

“ Ia, ia.” Hup memakan camilan yang

dibeli Saga. Daniah sudah meletakan satu bola-bola bakso di depan mulut Saga.

Laki-laki itu mengeleng. “ Hemmm. Buka mulut. Seharusnya sekarang.” Daniah

belum menyelesaikan kalimatnya Saga sudah membuka mulutnya.

“ Puas!” mengunyah makanan yang

dimasukan Daniah ke mulutnya.

“ Hehe.”

Puas donk, biasanya kamu tidak

pernah makan jajanan beginian kan. Habis ini kita kemana lagi ya?

BERSAMBUNG