Chapter 127 Kencan (Part 3)

Acara selanjutnya dari kencan yang

di atur Daniah adalah menonton film. Tentu saja dia memilih ini, karena

biasanya orang kencan selalu melakukan ini kan. Menonton berdua, di temani film

yang ntah apa, tapi tetap saja keluar dari bioskop dengan perasaan bahagia. Bergandengan

tangan sambil malu-malu. Pura-pura menikmati film, padahal di dalam gedung

bioskop tadi hanya memastikan debaran hati mereka tidak terdengar.

Mereka sudah terlibat pembicaraan

cukup panjang di depan loket karcis. untung saja tidak ada yang mengantri di belakang mereka. penjaga karcis tampak binggung. tapi dia menikmati tontonan di depannya. habis laki-lakinya ganteng banget si, begitu pikirnya menghibur diri. dia agak berfikir cukup lama, mengingat-ingat dimana pernah melihat wajah Saga. tapi sepertinya dia tidak berhasil menemukan petunjuk apa-apa.

“ Mana ada orang yang menyewa

seluruh bioskop untuk nonton berdua!” Daniah mulai kesal. Mana ada orang gila

yang menghambur-hamburkan uang sampai segitunya. Tidak ada yang akan

melakukannya. kecuali lagi syuting film.

Atau di lakukan yang mulia tuan Saga.

“ Aku tidak mau ada orang yang

duduk di samping mu!” tidak kalah kesal. Daniah mulai merengut mendengar

perkataan Saga. “ Baiklah, aku hanya akan membeli satu baris kursi. Jangan

protes lagi, itu sudah standar terendah toleransi ku.” Begitu katanya

bernegosiasi. Jelas-jelas ini bukan negosiasi tapi final keputusannya.

Akhirnya Saga membeli satu baris

kursi. Itu pun dia lakukan dengan sangat terpaksa. Walaupun sebenarnya di jam

segini memang tidak terlalu banyak yang menonton. Setelah selesai urusan

karcis, sepertinya masih harus menunggu beberapa menit lagi pintu dibuka. Membuat

mereka berjalan menuju area penjualan makanan.

“ Beli popcorn dan cola sayang.”

“ Apa itu?” lagi-lagi bertanya

tidak tahu apa-apa.

Daniah tergelak, dia menunjuk stand

makanan yang ada tidak jauh dari mereka duduk. Terlihat beberapa antrian ada

laki-laki dan perempuan juga yang terlihat mengantri di sana.

“ Camilan untuk kita nonton nanti”

Camilan lagi, bukannya barusan

makan. Memang wajib apa makan popcorn sambil nonton, makan buah aja sana. Saga

mulai kesal dengan kencan ala rakyat biasa ini.

”Sayang saat kamu mengantri nanti,

balikan badanmu, lihat aku dan lambaikan tanganmu ya.”

“ kenapa? Kurang kerjaan.” Meraih dagu

Daniah. “ Jangan aneh-aneh ya, mau aku mencium mu di sini karena kesal.” Ancamnya.

“ Cek, cek.” Daniah berdecak dengan

mulutnya. Menyentuh tangan Saga yang belum diturunkannya. Sejujurnya Daniah

takut kalau laki-laki di depannya benar-benar akan menciumnya.  “ Sayang, kamu benar-benar tidak tau apa-apa

tentang kencan ya. Lihat itu!” Daniah menunjuk seorang laki-laki yang sedang dalam

antrian membeli makanan. Dia berbalik dan melambaikan tangan pada seorang

wanita yang sedang berdiri di kejauhan.  Lihat kan, begitu caranya.” Daniah bernafas lega, ketika ada adegan

norak yang baru dia katakan.

Cih

Pergi meninggalkan Daniah.

Mengantri. Di depannya ada dua laki-laki yang juga sedang menunggu giliran.

Tunggu tadi bagaimana prosesnya ya.

Aku pesan dulu baru berbalik melambaikan tangan. Atau aku berbalik dulu dan

melambaikan tangan baru pesan. Sial, kenapa aku tidak konsentrasi begini.

Sambil berdebat dengan pikirannya

Saga mulai mengawasi dua laki-laki di hadapannya.

Aaaa, ternyata pesan dulu baru

melambaikan tangan. Tapi kenapa laki-laki di depanku ini tidak melakukannya.

Haha, mungkin dia jomblo dan sedang menonton film sendirian. Kasihan. Tapi dia

pesan dua minuman. Terserah lah. Menghentikan perdebatan dengan dirinya sendiri.

Laki-laki di depannya sudah menyelesaikan

pesanan, langsung berlalu. Tanpa melakukan adegan berbalik dan melambaikan

tangan.

Pesan, berbalik, lambaikan tangan. Pesan,

berbalik, lambaikan tangan. Di ulang beberapa kali di kepalanya seperti merapal

mantra.

“ Selamat siang kak.” Bengong,

menatap Saga, dia bahkan tidak menyelesaikan kalimatnya. Menawarkan mau memesan

apa  pada pelanggannya.

“ Nona!” saga setengah berteriak

sampai wanita di depannya terjaga dari hipnotis wajahnya. “ Apa saya sudah bisa

memesan.” Dia mengetuk meja beberapa kali dengan jarinya. Seperti berkata, saya

sudah menunggu anda bengong dan menatap saya cukup lama tahu.

“ Maaf kak, maafkan saya.” Menunduk

malu. “ Silahkan mau pesan apa?”

Saga menunjuk foto makanan yang dia

pesan. Wanita di hadapannya menghitung totalan. Dadanya masih berdebar kencang.

Tapi dia tidak berani melirik lagi pelanggannya.  Lalu ia menyiapkan apa yang di pesan Saga.

Cukup cekatan rupaya. Setelah kesalahan terbengong di beberapa saat tadi

sepertinya dia cukup tau diri kalau pelanggannya merasa kesal.

“ Silahkan kak. Ada lagi.”

“ Tidak.”  Saga mengambil satu cup soda ukuran besar,

dan popcorn juga dalam size besar. Dia meletakannya di tangan mendekapnya di

dadanya. Berbalik, berjalan ke arah Daniah. Langkah kakinya terhenti. Wajahnya langsung

berubah kesal tanpa sebab.

Sial! Bagaimana aku bisa melewatkan

hal penting tadi. Dia berbalik menatap wanita yang melaninya. Gara-gara kesal

karena dia bengong aku jadi tidak konsentrasi.

Saga membanting makanan dan

minumannya di atas meja. Di depan Daniah. Gadis itu hanya melihat saja yang di

lakukan Saga.

“ Sayang. Mau kemana lagi.” Bertanya

dengan suara keras karena Saga sudah berjalan meninggalkannya. Laki-laki itu

berbalik mendekat.

“ Mau pesan lagi.” Suaranya terdengar

kesal sekali.

“ Kenapa?” padahal dia sendiri lupa

dengan adegan yang di sarankannya tadi, dan dia sedang sibuk dengan hpnya

membalas chat dengan Tika tentang transferan uang ke suplayer.

“ Aku kan belum berbalik dan

melambaikan tangan padamu!” berteriak sambil menunjukan wajah kesalnya. “

Karena pelayan tadi bengong aku jadi kehilangan konsentrasi di sana. Tunggu di

sini.” Saga sudah beranjak meninggalkan Daniah lagi.

Apa! Aku bahkan lupa adegan itu. Tuan

muda kau kan tidak perlu melakukannya lagi.

Tapi sungguh Daniah menikmati

kekonyolan itu. Apalagi saat Saga melambaikan tangannya sambil terseyum secerah

mentari. Daniah pun membalasnya dengan sama antusias dan cerahnya. Lalu

laki-laki itu tertawa dengan sangat bahagia membawa makanan dan minuman yang ia

pesan. Keberhasilannya menyelesaikan misi luar biasa.

Lagi-lagi Daniah bertepuk tangan

kecil menunjukan apresiasinya. Dan lagi-lagi Saga membusungkan dada karena

keberhasilannya.

Dua porsi rasanya sangat

berlebihan. lebih-lebih Saga pasti tidak akan ikut memakannya. Akhirnya porsi

satunya lagi di ambil sekertaris Han yang dengan tidak tahu malunya membuntuti

sampai di depan bioskop. Dia benar-benar berperan dengan sangat baik sebagai

sopir yang tidak punya kerjaan.

Pintu sudah terbuka. Mereka

memasuki bioskop. Sebentar lagi film akan di putar. Saga dan Daniah duduk di

tengah, sementara kursi sebaris dengan mereka kosong. Hanya ada laki-laki yang

begitu menghayati perannya itu. Duduk berselang tiga bangku dari Daniah. Menjadi

pelindung Daniah dari pandangan orang lain dari bagian kanan.

“ Sayang mau.” Iseng Daniah

menyodorkan gelas sodanya. Sambil matanya menatap lurus ke layar besar di

depan.

Tidak terduga saga mengigit

sedotan. “ Kau ketagihan berbagi bibir dengan ku ya?” meminumnya.

Apa! jadi ini niatan terselubungmu

membeli  hanya segelas soda.

Saga sudah selesai mandi dan keluar dari kamar menuju ruang kerjanya. libur seharian sepertinya dia harus membereskan beberapa urusan. sopir kurang kerjaan sudah kembali normal menjadi sekertaris Han. duduk di sofa dengan laptopnya. juga sedang menyelesaikan urusannya yang tertunda.

Sementara Daniah baru keluar dari kamar mandi, dia berendam cukup lama dengan air hangat dan aromaterapi. memijat kakinya perlahan agar relaks.

Kakiku pegal sekali, kaki tuan Saga bagaimana ya. Aaaaaa, jangan minta pijat paadaku nanti. aku akan pura-pura pingsan kalau dia minta pijat. pokoknya, sumpah, aku maau pura-pura pingsan. Kalau berani. haha.

Daniah mematung di depan lemarinya. Dia membuka satu pintu lemari lagi. menarik laci. Kemudian memeriksa lemari kaca tempat meletakan perhiasan yang tidak pernah dia pakai kecuali sedang menghadiri pesta. itu pun sangat jarang sekali.

Dia tidak membeli semua kan, semua barang yang ku sentuh tadi.

Daniah memeriksa semua lemarinya sekali lagi, mengingat-ingat semua benda yang tadi dia sentuh dan menarik perhatiannya. Terduduk dia di kursi. Dia melihat semua benda yang dia pegang tadi tanpa terlewatkan satu pun.

Aaaaa, bagaimana aku tidak mencintaimu kalau kamu sebaik dan seperhatian ini padaku tuan muda. Daniah kau harus tetap tau diri.

Daniah kembali mengingatkan dirinya untuk jangan terlalu serakah. bagaimanaapun perasaan Saga sebenarnya masih seperti kaca buram baginya. sebelum laki-laki itu mengatakan secara langsung padanya.

Epilog :

Sekertaris Han memasuki toko.

" Maaf barang apa saja yang dilihat dan di tunjuk nona muda yang memakai topi tadi."

mereka terlihat binggung saling bertanya. siapa nona muda yang di maksud.

" Kalau wanita yang bersama laki-laki ini." Han menyodorkan hpnya. Menunjukan wajah tuan Saga.

" Ooohhh tuan yang tampan tadi." Mereka lalu ingat semua.

Hanya dengan menunjukan foto tuan Saga tidak ada yang tidak di ingat para karyawan tadi, tentang barang yang di sentuh wanita yang bersamanya.

Cih, apa perlu seperti ini. padahal jelas-jelas nona sengaja tadi hanya jalan-jalan masuk ke toko tanpa membeli apapun untuk membuat anda kesal saja.

Tapi akhirnya Han berhasil membeli semuanya.

BERSAMBUNG