Chapter 125 Kencan (Part 1)

Ketika seseorang merasa di cintai

dia akan jauh lebih bisa merasa positif dalam melakukan apapun. Walaupun sampai

hari ini Daniah belum sekalipun mendengar pengakuan Saga tentang perasaannya. Namun

karena dia merasa di cintai, dia sudah merasa itu lebih dari cukup. Untuk saat

ini, dia tidak akan serakah. Menuntut apapun dari Saga.

Seminggu hampir berlalu. Masa

percobaan bisa di lewati Daniah dengan sukses. Dalam kurun waktu itu tidak tahu

apa yang membuatnya bisa sepatuh itu. Tapi dia benar-benar menuruti apa yang di

katakan Saga tanpa banyak bicara. Saking curiganya sampai Saga memeriksa

makanan apa yang di berikan pak Mun pada istrinya. Apa ada indikasi pak Mun

memberikan makanan penghilang kesadaran. Nihil.  Makanan yang di berikan pak Mun sudah sesuai

standar ahli gizi yang bekerja pada keluarganya. Sepertinya gadis itu mulai

menjalani perannya sebagai istri dengan baik.

“ Karena kau sudah sepatuh ini,

baiklah hukuman mu selesai. Kamu bisa bebas keluar rumah lagi seperti biasa.”

Mereka tiduran di atas tempat tidur saling berpelukan, setelah menyelesaikan

dan menuntaskan gairah mereka masing-masing. Daniah menarik selimut sampai ke

lehernya karena sudah tidak memakai apapun.

“  Terimakasih sayang.” Memeluk Saga erat.

Akhirnya, aku bisa keluar dari

rumah. Hiks. Aku kangen cilok di dekat ruko. Aku kangen Tika juga.

“ Hemm.” Mengusap kepala Daniah

pelan.

“ Terimakasih sayang, jadi mulai

besok aku sudah bisa mulai bekerja lagi kan.” Antusias. Memikirkan cilok dan

semua rutinitas harian di ruko.

“ Besok akhir pekan kan?”

Duarrr, cilok ku. Semangkok cilok

bersayap terbang tinggi ke angkasa. Membuat Daniah menitikan air mata dalam

hatinya.

Kenapa dia curang sekali,

membebaskan hukuman ku di akhir pekan. Jelas-jelas akhir pekan aku harus

bersamanya di manapun dia berada. Apalagi saat dia ada di rumah.

“ Ah ia, aku akan di rumah dan

tidak kemana-mana. Apa kamu ada acara sayang?”

Pergilah! Tolonglah ada acara

penting. Aku tidak mau seharian bersama mu lagi.

“ Ayo kita kencan.”

“ Kencan?” Kaget. Kosa kata yang

sangat mahal harganya untuk Daniah. Baginya kencan adalah barang mahal yang

hanya menghamburkan uang. Karena dia bukan tipe wanita yang mau di bayarin oleh

teman kencannya. Jadi setiap pergi keluar kencan mereka akan membayar

masing-masing. Kenapa? Toh tidak ada salahnya kalau laki-laki yang keluar uang

kan. Memang, namun bagi Daniah hati mereka berdua belum terlalu jauh terikat

untuk sampai tergantung sejauh itu.

Tiga kali dia berkencan, hubungan

mereka memang masuk kategori cukup serius. Namun dia tidak mau terlalu

tergantung, karena antara mereka belum terikat hubungan apa-apa. dia sadar itu,

hubungan keluarganya yang terikat darah pun belum cukup membuatnya

mengantungkan diri pada keluarganya. Apalagi hanya sebatas pacaran dan teman

kencan. Mereka hanyalah dua orang asing yang berusaha mencari tahu satu sama

lain, untuk meningkatkan kehubungan yang lebih dekat lagi. Belum ada ikatan apapun yang terjalin.

Apa dia mau kencan ala manusia

normal atau ala presdir Antarna Group.

“ kenapa sayang? Kenapa tiba-tiba

mengajak ku kencan.”

“ hemm, sebagai hadiah kepatuhan mu

seminggu ini.” Bergumam pelan di telinga Daniah. “ Kamu tidak mau?”

“ Mau, mau aku mau.” Mulai waspada

kalau Saga mulai mengunakan kalimat tanya dalam kata-katanya.

Daniah terlihat berfikir secara

serius. Tentang tema kencan yang pas untuk dirinya dan Saga besok. Mereka masih

mengobrol lama sampai akhirnya Daniah terlelap dalam pelukan Saga. Laki-laki

itu mencium kening istrinya lalu ikut tengelam dalam mimpi, sambil masih

memeluk istrinya.

Kencan ala rakyak biasa, Daniah

menyebutnya ala rakyat jelata seperti dirinya. Bukan kencan ala yang mulia raja

yang semua harus serba privat dan sendirian. Kali ini kencan terbuka. Daniah

ingin sekali memperkenalkan kehidupan masyarakat biasa pada Saga, walaupun

maksud terselubungnya ingin menjahili Saga seharian. Hehe.

Apa! memang ada rakyat biasa yang

berkencan dengan penampilan seperti ini.

“ Sayang, kamu salah kostum. Tidak

ada laki-laki biasa yang berkencan dengan dandanan seperti ini.” Daniah

melepaskan jas yang di pakai Saga. Lalu menarik tangan Saga masuk kembali ke ruang

ganti baju.

Kenapa dia gak punya baju santai

si.

Daniah membuka lemari, memeriksa

isinya satu persatu. Dia tidak menemukan apapun yang dia cari.

“ Hei, kamu mau apa?” mulai protes

ketika Daniah membuka satu demi satu kancing kemeja yang dia pakai.

“ Buka! Pakai yang ini saja.”

Daniah mengeluarkan pakaian semi formal dari dalam lemari. Kemeja lengan

pendek. Tidak terlihat terlalu menjolok. Cih, dia memalingkan muka. Sebenarnya

yang membuat Saga mencolok bukannya pakaiannya tapi wajahnya. Daniah bergumam

sambil merapikan lengan baju Saga.

“ Apa-apa an ini, kenapa kamu

mengulung lenganku lagi, ini kan baju lengan pendek?” protes dengan selera

norak Daniah.

“ Haha, biar terlihat lebih santai

sayang. Sudah-sudah ayo keluar.” Daniah mendorong tubuh saga dari ruang Ganti.

Masih mendengarnya bicara dengan nada kesal, tapi dia tidak membongkar lengan

bajunya dan membiarkannya seperti itu.

Di depan tangga dia menarik baju

Daniah sampai gadis itu berhenti kaget.

“ Ambil topi sana!” memegang Dagu

Daniah memutarnya ke kanan dan ke kiri. Mengamati secara serius.

“ Buat apa?” menurut saja ketika

wajahnya bergoyang ke kanan dan ke kiri.

“ Buat menutupi wajahmu. Penampilan

mu ini mencolok sekali. Lihat wajahmu. “ memegang dagu Daniah lagi. “ Lihat

rambut mu.” Memegang rambut.

Aku bisa gila karena emosi nanti

kalau sampai ada yang melirikmu. Saga ingin berteriak begitu. Tapi dia hanya

menatap tajam saja.

Memang kenapa dengan penampilanku,

aku kan sudah memakai riasan senatural mungkin, menyisir rambut ku dengan rapi.

“ Tutupi itu semua, kamu mau

mengoda siapa dengan penampilanmu itu?”

Apa! jelas-jelas wajahmu itu yang

terlalu mencolok untuk masuk kategori manusia biasa.

Dan siapa yang akan tergoda dengan wajahku begini.

“ Ambil topi sana, atau kita

batalkan kencan. Lebih enak tidur seharian di kamar sambil memeluk mu.” Ancaman

mematikan.

“ Aaaaa, ia, ia, aku ambil topi

sebentar ya sayang. Kamu tunggu dibawah ya.” Daniah berbalik ke kamar. Dia

belum pernah menemukan topi atau sejenisnya ada di lemarinya. Tapi sepertinya

sekertrais Han pasti ada menyimpannya di suatu tempat. Syal berbunga waktu itu

saja ada pikir Daniah. Dan benar saja dia menemukan banyak sekali topi di

lemari kaca bagian atas.

Kenapa aku tidak pernah melihat ini

ya. Ini tidak muncul baru saja karena aku mencari topi kan. Haha, memang ini

dunia fantasi apa.

Daniah memilih dua topi dengan

warna hitam. Kalau-kalau suaminya mau pakai juga. Langsung keluar, takut yang mulia mulai kesal karena di suruh

menunggu. Dia hanya memegang topi itu di tangannya, tidak memakainya. Saat

menyusuri tangga dia mendengar suara sekertrais Han. Sedang terlibat

pembicaraan dengan Saga. Sepertinya mereka sedang membicarakan tentang

perusahaan.

Daniah mendekat, langsung berdiri

di samping Saga.

“ Dia tidak ikut kan?” menunjuk

sekertaris Han. “ Kita kan mau kencan ala rakyat biasa seperti janjimu, jadi

kita ikuti aturan mainku kan.” Bertanya lagi.

“ Terus mau kita jalan kaki sambil

bergandengan tangan keluar rumah. Sampai besok juga tidak akan keluar dari

kompleks.” Menjawab panjang sekali, tapi jawabannya juga menyebalkan.

Memang si, kawasan elite ini luas

sekali.

“ Bukan begitu sayang, kita kan

bisa naik angkutan umum. Naik taxi online.” Begitulah biasanya anak muda kencan

tuan muda. Cukup dengan modal seadanya. Jalan bergandengan berdua.

“ Hei, jangan sembarangan ya. Memang

siapa yang mengizinkanmu naik mobil dengan orang asing. Aku tidak suka

melihatmu berbagi udara dengan laki-laki asing dalam satu ruangan.”

Apa! dia ini mulai kambuh gilanya.

Bisa-bisanya hal beginian  dia pikirkan. Berbagi udara, dapat kosa kata dari mana si dia.

Daniah kehabisan kata-kata membalasnya,

dia hanya menatap sekertaris Han kesal. Kalau sampai dia ikut, kencan ala

rakyat biasa mustahil bisa terlaksana. Jangankan bisa mengerjai Saga.

Jangan-jangan dia yang akan di kerjai lebih-lebih nanti.

“ Kalau begitu anggap saja saya

taxi online tuan muda. Saya akan mengantar kencan kalian kemanapun, tanpa

menggangu anda.”

Daniah terlihat berfikir, menatap

Han. Ide apa itu, jelas-jelas kamu sekertaris Han. Yang bisa di suruh melakukan

apapun oleh Saga.

“ Benar juga, anggap saja begitu.” Menjawab

senang. Saga menyukai ide itu. Dia menepuk bahu Han dengan penuh kebanggaan.

Bagaimana bisa di anggap begitu,

kenapa untuk hal beginian kalian kompak sekali si.

“ Baiklah, tapi janji jangan

menggangu kencan kami ya.” Daniah melingkarkan tangan di lengan Saga. “ Hari

ini dia hanya suamiku, bukan presdir Antarna Group.” Lelaki biasa yang tidak

akan melemparkan uang ke arena bermain lalu mengatakan kepada pemiliknya. Aku

hanya mau berdua dengan wanita ku di sini, usir pengunjung yang lain. Aaaa

memikirkan hal begituan sudah membuat Daniah merinding.

“ Tentu saja nona, saya hanya akan

menjadi supir taxi online anda.”

“ Sayang hentikan.” Daniah

mendorong tubuh Saga yang menempel di sampingnya. Bukan hanya menempelkan

tubuh, bibir dan tangannya  juga sibuk

beraktivitas. “ Dia melihat kita nanti. “ Daniah menunjuk kursi pengemudi yang

sedang fokus membawa kendaraan.

“ Pak sopir apa kau melihat kami

sekarang, melihat apa yang ku lakukan pada istriku.” Saga tidak tahu malu

bertanya.

“ Tidak tuan.” Menjawab singkat dan

terus fokus mengemudi. Han memang tidak sedikit pun melirik kaca spion. Dia memang

tidak melihat tapi kan dia mendengar kali. Dia kan tidak tuli.

Saga tersenyum pada Daniah. “ Dia

tidak melihat kan.”

Ya iya, dia tidak melihat tapi dia

kan dengar!

“ Pak sopir apa kamu keberatan aku

mencium istriku di sini.” bertanya lagi pada sopir taxi onlinenya.

“ Tentu saja tidak tuan, silahkan

lakukan apapun yang kalian inginkan.”

Apa kalian sedang main

sopir-sopiran sekarang. Dan mana ada sopir yang menjawab begituan. Kalau kamu

benar sopir taxi online kami pasti sudah di seret keluar dari kendaraan.

“ Sayang hentikan.” Mendorong wajah

Saga dengan kedua tangannya.

“ Cih, lihat lah baru sehari aku

menghapus masa hukumanmu kamu sudah kurang ajar begini.”

Apa! siapa yang berani kurang ajar

padamu tuan muda. Kamu kan yang isengnya kelewatan.

“ Sayang, bukan begitu.” Menarik

tangan Saga. “ Kamu boleh menciumku di manapun kamu mau, di sini.” menunjuk

lehernya. “ Di sini.” menunjuk pipinya. Dan seterusnya sampai semua anggota

tubunya tertunjuk. “ Lakukanlah sebanyak yang kamu inginkan.” Menyerah kalah.

Sudah gila ya! Kenapa kau mencium semua

bagian yang aku sebutkan tadi.

Setelah selesai dengan kelakuannya,

Saga memeluk Daniah dan menyadarkan kepalanya di bahu gadis itu. Daniah hanya

menepuk-nepuk kepala Saga lembut. Kehabisan kata-kata.

“ Pak sopir, apa kau ada pekerjaan

setelah mengantar kami.”Saga bicara pada sopirnya lagi, masih menyandarkan

kepalanya.

“ Tidak tuan.” Han menjawab singkat.

“ Kalau begitu aku mau menyewa

mobil ini seharian. Hari ini aku mau kencan dengan istri ku, jadi aku mau

memakai mobil ini mengantar ke mana kami pergi. ”

“ Baik tuan. Saya akan matikan

aplikasi. Saya akan mengantar kalian kemana saja.” Mengkhayati perannya sebagai

sopit taxi online.

“ Haha, sudah cukup. Kalian ini

sedang main drama sopir sopiran ya.” Daniah tidak bisa menahan tawanya

mendengar percakapan ke dua orang yang saling memahami itu. Yang satu aneh yang

satunya selalu menggangap keanehan tuannya sesuatu yang harus di lindungi. Jadi

dia benar-benar tahu harus melakukan apa.

“ pak sopir siapa nama anda?”

Daniah ingin ikut main drama.

“ Jangan bicara dengannya.” Memeluk

tubuh Daniah semakin erat. “ Aku tidak mau kamu bicara dengan orang asing.”

Bagaimana aku bisa terlibat dengan

dua orang aneh ini si.

Mobil memasuki area parkir mall.

Akhir pekan semakin ramai. Terlihat dari antrian di pintu masuk. Daniah dan

Saga turun dari mobil. Memasuki pintu mall. Ramai sekali pengunjung. Mereka terlihat

gembira. Ada yang saling bergandengan tangan.  para orang tua yang sibuk berteriak pada

anak-anak mereka agar tidak lepas dari pengawasan. Daniah pun demikian,

mengandeng tangan Saga erat. Memakai topinya dan  menarik nafas panjang.

Kencan pertama ku dengan suamiku.

BERSAMBUNG