Chapter 124 Terbongkarnya Rahasia Helen

Siang ini sudah lewat waktunya

makan siang, kafe ini pun sudah tampak lengang, setelah tadi tampak cukup

padat. Sekertaris Han terlihat sudah sampai di area parkir. Dia tidak langsung

keluar dari mobilnya. Sebentar, dia terlihat sibuk dengan hpnya. Setelah lewat

dari lima belas menit dia keluar dari mobil, mengambil boks kardus dengan

ukuran sedang dari bagasi mobil. Dengan sikap yang seperti biasa, tenang dan

tanpa banyak berekspresi dia membawa boks itu memasuki kafe. Seorang pelayan

penjaga pintu yang berdiri membuka pintu mengangukan kepala sopan.

“ Saya sudah janji dengan

seseorang.” Han mengedarkan pandangan menyapu ruangan. Dia menemukan yang dia

cari. “ Dia sudah menunggu di sana.” Tunjuknya dengan ekor matanya.

“ Baik tuan silahkan.” Dia mengangukan

kepalanya lagi lalu mempersilahkan Han untuk menuju meja yang ditunjuknya tadi.

Lalu dia kembali ke tempatnya semula setelah pelangannya menuju tempat

duduknya.

“ Kau datang sendiri?” suaranya

terdengar sangat kecewa. Bagaimana tidak, dia mengesampingkan semua yang masuk

ke pikirannya. Dan hanya memilih hal positif saja. Bahwa masih ada sedikit saja

harapan. Dia berdandan dengan maksimal. Dengan tidak tahu malu dia akan

tersenyum seperti tidak pernah terjadi apapun.

Han tersenyum tipis sambil meletakan

boks di atas meja. Lalu duduk tanpa menjawab. Gerakannya di ikuti dengan

pandangan kesal wanita di depannya.

“ Huh! Apa nona masih berharap tuan

muda mau menemui anda lagi.” Sinis.

“ Apa! kamu sendiri yang

mengatakannya kalau Saga mau bertemu.” Helen terlihat sangat geram. Dari awal

dia memang sudah sangat curiga. Terakhir kali bertemu Saga bahkan sudah

mengancam untuk tidak boleh menyapanya kalau tidak sengaja bertemu. Tapi dasar

gila, karena mendapat pesan sekertaris sialan ini, hati dan pikirannya tidak

bisa di pakai berfikir sehat.

“ Apa saya mengatakan tuan Saga

akan datang. Silahkan cek lagi pesan yang saya kirim. Saya hanya mengatakan,

bertemu di kafe XX ada pesan tuan Saga yang akan saya sampaikan.” Menunjuk hp

yang ada di atas meja tepat di depan helen.

“ Kau!” Helen membanting hpnya

setelah membaca ulang pesan yang di kirim Han kemarin. “ kenapa kau mau bertemu

denganku?” Sampai sejauh ini Helen masih memiliki keberanian mengertak

sekertaris Han. Bagaimanapun dia sudah kehilangan Saga dan harga dirinya. Tidak

ada apapun yang perlu dia lindungi, imejnya di hadapan laki-laki ini sudah

hancur berkeping.

“ Pelankan suara anda nona, atau

anda sendiri yang akan merasa malu nanti.” Masih ada beberapa pelangan di kafe

yang mulai sedikit terusik dengan ucapan keras helen.

“ Kenapa? Memang aku melakukan

apa?”

Han mulai mendesah kesal, dia

memalingkah wajah sebentar saat melihat seseorang, setelah orang itu duduk

tepat di belakang tempat duduknya dia mulai meraih boks yang ada di atas meja.

“ Kalau saya jadi anda saya bahkan

tidak akan muncul lagi setelah dua tahun ke hadapan tuan muda.” Han

mengeluarkan beberapa lembar foto. Melemparkannya tepat di di hadapan Helen.

Gadis itu mulai merasa ada yang salah dari semua ini. Dia meletakan hpnya.

Mengambil foto. Tangannya mulai gemetar, foto-foto itu jatuh dari tangannya.

Foto-foto saat dia berada di luar

negri, saat dia  menikmati kebebasannya.

Kebebasan yang hanya sesaat saja dalam rencananya. Akan tetapi dia terlena,

hingga akhirnya dua tahun berlalu tanpa terasa. Dia berharap dengan wajah

polosnya dia bisa kembali lagi, dalam pelukan Saga menjadi wanita yang di

cintainya.

“ Kau sudah gila ya? Bagaimana

kau.”

Han mendongakan kepala menatap

tajam Helen.

“ Saya hanya melindungi tuan muda.”

“ Apa! jadi kau tahu semua? Dari

awal kau pasti sudah mengawasiku kan.” Gemetar mencengkram meja. Pelayan datang

membawakan dua buah minuman. Dia meletakannya lalu langsung berlalu pergi

melihat aura yang sangat mencekam dari kedua orang di meja ini.

“ Saya mengawasi semua hal yang

berhubungan dengan tuan muda. Kalau anda penasaran apa saya memeriksa latar

belakang anda. Tentu saja, saya memeriksa semua hal tentang riwayat hidup anda.

Bahkan dari hal terkecil sekalipun.”

Helen ingin melemparkan gelas

minumannya ke wajah sekertaris Han.

“ Lantas kenapa? Kenapa kau

membiarkan aku masih bersama Saga dua tahun lalu?” gemetar-gemetar, antara

takut namun jauh lebih banyak kesal di hatinya. Selama ini dia ternyata di

awasi, tidak, dari awal dia sudah di awasi.

Laki-laki ini tahu semua hal yang

ku lakukan.

“ Kenapa? Walaupun saya tahu anda

rubah betina yang mendekati tuan muda hanya karena uang. Tapi saya membiarkan

anda, karena tuan muda benar-benar tulus menyayangi anda. Saat itu saya hanya  perlu memastikan anda tidak berhubungan dengan

laki-laki lain dan menghianati tuan muda. Dan ternyata anda masih punya hati

nurani untuk tidak melakukan itu, saat bersama tuan muda. Padahal kalau anda

sedikit saja bermain mata dengan laki-laki lain pasti saya sudah menyingkirkan

anda dari dulu dengan mudahnya.”

Kalau aku menghianati Saga apa kau

akan membunuhku saat itu. Helen menarik tangannya ke bawah meja. Agar tidak

terlihat dia mencengkram tangannya sendiri. Menahan gemetar takut yang

tiba-tiba muncul.

“ Kau menjijikan sekali!”

Han tertawa mendengar makian Helen.

“ Kata itu bukankah lebih pantas

saya ucap kan untuk anda nona. Berhentilah bicara omong kosong tentang alasan

kepergian anda ke luar negri untuk menjadi pelukis, terkenal karena karya-karya

sendiri, selain karena anda pernah menjadi kekasih tuan muda apa anda pikir

bisa di terima semudah itu di dunia seni yang sekarang anda hidup. Saya tidak

tahu dari mana rasa percaya diri anda itu.”

“ Apa! memang itu alasanku pergi!”

berteriak mempertahankan sedikit saja harga diri. Beberapa orang menoleh karena

terganggu. Tapi tidak lama kembali ke makanan mereka.

“ Bagaimana dengan menikmati

kebebasan. Apa anda merasa berat dan tertekan mendapat kasih sayang tuan muda?”

Kasih sayang yang di berikan Saga sering kali berlebihan.

Helen tertawa memikirkan bagaimana

dulu Saga sangat menyayanginya. Bagaimana dia harus menjalani hidup sebagai

kekasihnya dengan banyak sekali aturan dan batasan yang tidak boleh dia lewati.

Saat itu Helen merasa ingin sejenak saja lari, dia akan kembali setelah dia

bebas menari dan berteriak di dunia luar sana. Dia berfikir setelah dia kembali

Saga tidak mungkin akan berubah, tapi ternyata semua tidak ada yang berjalan

sesuai ke inginannya.

“ Sekarang semua itu tidak penting

lagi!” Han bicara lagi. “ Anda sudah dibuang,” Wahh, hebat sekali sekertaris

Han, kamu memilih kata menyakitkan itu.

“ Apa salahku!”

“ masih bertanya dengan tidak tahu

malunya.” Jelas mencibir. “ Nona, anda sudah mengkhianati ketulusan cinta tuan

muda. Membodohi laki-laki yang memang terlihat bodoh seperti tuan Noah untuk

memuluskan rencana anda. Dan yang terakhir, berusaha mengoyahkan hati polos

nona Daniah. Itulah kesalahan terbesar anda.”

Helan menunduk semakin dalam. Dia

ingin berteriak karena kesal dan marah. Namun kata-kata itu seperti benar-benar

menamparnya.

Pelan Helen bicara.

“ Sampai sejauh mana Saga tahu, apa

dia tahu aku berselingkuh di belakangnya di luar negri.” Menatap Han sebentar,

lalu dia memalingkan wajah ke arah lain. Takut itu memasuki hatinya tanpa bisa

dia cegah.

“ Kalau tuan muda tahu, apa anda

masih punya kesempatan berlutut kemarin.” Suara Han mengiris keberanian Helen.

Laki-laki di hadapannya ini benar-benar sangat menakutkan. “ Nona, ini

peringatan terakhir dari saya. Menghilang saja lah, pergilah dari negara ini

dan jangan pernah kembali lagi kalau anda tetap mau hidup dengan nyaman.”

Aku mulai bosan berlama-lama

berurusan dengan mu.

Han mengeluarkan selembar cek.

“ Anggaplah ini sebagai kebaikan

terakhir tuan muda.” Han rasanya ingin melemparkan cek itu ke wajah Helen, tapi

dia hanya mengeser dengan tangannya. Helen melihat sekilas lalu dia tergelak. “

Tidak usah sok keren menolak nona, bukankah karena itu anda mendekati tuan

muda.”

“ Apa dia berbeda dengan ku.

Wanita kampungan itu.” Tidak perlu ada yang ditutupi lagi. Helen meraih selembar

cek itu. Melipatnya dan memasukannya ke dalam tas. Kalau dia sok keren menolak

cek ini, toh dia juga tidak akan mendapatkan apa-apa. Dia tidak mendapatkan

Saga ataupun uangnya. Sekarang dia sudah kehilangan harga diri, untuk apa harus

kehilangan uang juga pikirnya. Dengan tidak tahu malu dia masih menunggu

jawaban Han.

“ Kalian tidak bisa di bandingkan.

Nona kami terlalu berharga untuk dibandingkan dengan anda.”

Apa! sudah gila ya dia.

Helen mencengkram meja marah.

Bagaimana dia bisa dibandingkan dengan Daniah. Dari semua level jelas dia ada

di atasnya. Wajah, karir. Jelas-jelas Daniah ada di bawahnya.

“ Huh! Memang apa yang dia punya”

“ Ketulusan. Perasaan tulusnya pada

tuan muda.” Jawaban Han terdengar sangat serius. Membuat Helen merinding

sekaligus tergelak.

“ Haha, apa kamu bilang. Selain

kamu tidak mungkin ada yang tulus kalau berhubungan dengan Saga. Mereka pasti

punya maksud tersenbunyi.” Menyindir dirinya sendiri, dan mengangap semua orang

sama dengan dirinya ketika mendekati Saga.

“ Itulah yang membedakan anda dan

nona kami.” Han melihat jam di tangannya. Sudah cukup membuang waktu meladeni

wanita ini pikir Han.  “ Sudah cukup saya

bicara dengan anda nona. Menghilanglah dengan tenang seperti angin. Jangan

pernah muncul di hadapan tuan Saga ataupun nona Daniah lagi. Anda tahu kan saya

tahu semua.” Seringai tipis seperti biasanya muncul. Menjadi akhir penutup

kalimat panjangnya.

Aku benar-benar ingin melemparkan

gelas ini ke wajahmu.

“ Tunggu! Satu pertanyaan lagi. Apa

Saga benar-benar mencintai Daniah?” menatap lurus sekertaris Han dengan

keberanian yang tersisa. Pertanyaan ini sangat penting dan akan di pakainya

sebagai landasan akan melakukan apa ke depannya nanti. Perihal hidupnya.

“ Karena tuan muda sangat mencintai

nona Daniah dan karena nona Daniah adalah wanita yang membuat tuan muda

bahagia. Saya akan melindungi nona muda kami dari apapun. Jadi berhati-hatilah

nona, sehelai rambut saja anda menyentuh nona kami, saya akan benar-benar

mematahkan jari-jari anda.”

Helen mencengkram tangannya.

Bagaimana sekertaris Han bisa paham maksud dari pertanyaannya. Dia benar-benar

merasa sakit hati dengan Daniah dan ingin melihat sedikit saja gadis itu

menderita. Tapi, hanya mendengar ancaman barusan sudah membuat semua pikirannya

buyar. Semua rencananya sudah gagal bahkan sebelum dia memulai.

“ Saya akan pergi. Ini hadiah

perpisahan untuk anda. Simpanlah!  Rahasia

seharusnya tetap harus di sembunyikan. Untuk apa? agar sesuatu itu tetap

menjadi berharga kan.” Senyum jahat yang tidak bisa di jawab walaupun hanya

dengan bantahan sepatah kata pun. Han mendorong boks di atas meja, sampai ke

depan helen. “ Tapi, sepertinya anda belum bisa pergi. Masih ada seseorang yang

sepertinya penasaran dan inggin tahu, Helen si pelukis ini sebenarnya orang

seperti apa. ia kan tuan Noah.”

Helen langsung bangun dan memutar

kepalannnya. Dia melihat Noah duduk di kursi belakangnya dan pasti mendegar

semuanya.

“ Kau!” Nafasnya sudah tersengal

panik.

“ Ini balasan karena anda menyentuh

nona Daniah kemarin.” Bangun dari duduk.

“ Sepertinya kau niat sekali ya

ingin menunjukan kalau aku laki-laki bodoh.” Noah juga bangun dari tempat

dudukya, berjalan mendekat. Berdiri di hadapan Han.

“ saya tidak tahu anda di sini

tuan. Kalau tahu saya pasti akan berhati-hati bicara.”

Kurang ajar, jelas-jelas kau

melihatku tadi. Kau bahkan mulai melancarkan aksimu setelah aku datang kan.

Noah melihat Han meninggalkan

mereka, pergi dengan kemenangan.

“ Noah!” helen meraih tangan Noah.

Wajahnya sudah berubah menghiba. Namun ntah kenapa hati laki-laki itu seperti

kebas. Dia tidak merasa kasihan sama sekali.

BERSAMBUNG