Chapter 119 Gedung Antarna Group (Part 2)

Han meninggalkan Saga yang tengelam

dalam pikirannya. Dia keluar dengan pikiran yang terganggu, melihat bintang

yang berkedip di hp tuan Saga.  Lebih

terkejut lagi saat mendapati kejadian  yang dia lihat di depan lif.

Daniah merapat ke tembok, tubuhnya

yang mungil terdorong menempel di dinding. Sementara satu tangan Helen

mencengkram baju. Daniah terlihat berusaha melepaskan diri dengan mendorong

tubuh Helen, tapi sepertinya sia-sia.

“ Apa yang anda lakukan!”  Han menarik tangan yang di pakai mencengkram

baju Daniah dengan kuat. Sampai Helen terdengar  mengaduh dengan suara keras. “ Beraninya anda

menyentuh tubuh nona kami yang berharga.” Han memutar tangan Helen membuat

gadis itu menjerit.

“ Sekertaris Han lepaskan! Kau bisa

mematahkan tangan Helen!” Daniah memukul lengan sekertaris Han yang dipakainya

memegang tangan helen, agar laki-laki itu melepaskan tangannya. “ lepaskan

sekarang!” masih terdengar Helen menjerit. “ lepaskan Helen sekarang! Dengar

tidak!” Daniah semakin merasa frustasi mendengar Helen menjerit. “ Sekertaris

Han!”

Han mengibaskan tangannya Saat

Daniah sekuat tenaga memukulnya. Membuat Helen menarik tangannya menjauh, dia

terdengar mengumpat sambil memegangi tangannya. Sorot mata permusuhan dan

kebencian dia tujukan untuk ke dua orang di hadapannya. Walaupun Daniah

hanyalah sosok korban yang bahkan menyelamatkan hidupnya. Dia membenci kedua

orang di hadapannya, hampir dengan seluruh nafas kehidupannya.

Yang satu, wanita tidak tahu malu

yang sudah merusak kehidupannya, yang satunya laki-laki sial yang sedikitpun

tidak pernah membuatnya tenang berada di samping Saga. Baik dulu ataupun

sekarang.

“ Helen kamu tidak apa-apa?” Daniah

mendekat dan menyentuh tangan Helen, tapi gadis itu menepisnya. Dia malah

menatap dengan penuh kebencian. “ Sekertaris sialan! Memang apa hebatnya dia

sampai kau mendukungnya begitu.” Mendorong Daniah dengan tangannya.

“ Hati-hati dengan tangan anda

nona. Itu adalah satu-satunya hal berharga yaang anda miliki untuk hidupkan?

Sekali lagi anda berani meletakan tangan di tubuh nona kami yang berharga, saya

akan pastikan anda tidak akan bisa melukis lagi.” Peringatan terakhir Han.

Tidak hanya membuat Helen gemetar tapi Daniah pun merinding mendengarnya.

“ Apa kau sudah merasa hebat

sekarang? Dua tahun lalu Saga juga memperlakukan ku sama seperti dia

memperlakukan mu.” Seringai mencibir dari bibir Helen, tidak menjawab ancaman

sekertaris Han. Malah dia berbalik mengancam wanita di depannya dengan

kata-katanya. “ Tapi lihat aku sekarang, aku bahkan seperti pengemis untuk

hanya minta bertemu dengannya.” Sekarang tawa kecil muncul di wajah Helen. Dia

berfikir kalau dia melakukan ini dia bisa selangkah di depan Daniah.

Mengalahkannya telak, dan membuat gadis itu bimbang. “ Aku akan lihat sampai

kapan kau akan bertahan di sampingnya.”

“ Terimakasih sudah mengingatkan

aku. Kedepannya aku akan sangat hati-hati dan tidak melakukan kesalahan seperti

yang Helen lakukan.” Daniah tersenyum, ya, dia kan memang selalu hebat kalau cuma

adu kata-kata. Membuat wajah Helen yang tadinya merasa menang seperti terjatuh

kembali ke jurang hinaan. Dia tidak menyiapkan sepatah katapun untuk balasan,

karena berfikir Daniah hanya akan mengigit bibirnya kelu tanpa bisa menjawab.

Han berteriak memanggil staff

sekertarisnya, seseorang langsung berlari mendekat. “ Antar dia keluar dari

gedung ini.” Staff sekertaris menganggukan kepala cepat lalu mendekat ke arah

Helen. “ Saya harap anda mendengar apa yang tuan Saga katakan tadi.”

“ lepaskan aku! Aku bisa jalan

sendiri.” Helen menepis tangan staff sekertaris yang menariknya untuk segera

berlalu. Daniah menatap kepergian Helen dengan nanar. Ada perasaan sedih

melihatnya. Bagaimanapun dia tahu, bahwa Helen sedang memperjuangkan

perasaannya. Terlepas dari kesalahan apapun di masa lalu yang sudah dia lakukan

pada Saga. Daniah melirik sekertrais Han, laki-laki itu masih terlihat sangat

menakutkan.

“ Dimana leela?”

Daniah tahu pertanyaan itu

ditujukan padanya. Untuk kali pertama sejak dia bertemu sekertaris Han, dia

merasa laki-laki di hadapannya ini sangat berbahaya. Pertanyaannya mengadung

arti kemarahan.

“ Dimana Leela nona, bagaimana dia

bisa meninggalkan anda sendirian?”

Ini berbahaya kan?

“ Aku menyuruhnya turun dan

menunggu di kafe di bawah.” Berharap kata-katanya bisa menyelamatkan Leela.

Wajah sekertaris Han semakin tidak

suka mendengar yang di katakan daniah.

“ Jangan memarahinya, aku yang

menyuruhnya turun. Dia mengantarku sampai naik ke lif.”

“ Nona, apa anda tahu seberapa

besar kesalahan leela?”

Apa! dia kan tidak melakukan

apapun, lagi pula aku tidak kenapa-kenapa. Aku hanya bertemu dengan Helen dan

kebetulan dia mendorongku ke tembok. Mencengkram leherku dan mau memukul ku.

Ya, itu sudah keterlaluan si memang. Tapi kau kan tidak perlu semarah itu.

“ Baik, aku minta maaf karena tidak

berfikir, seharusnya aku membiarkan Leela ada di sampingku. Dia sudah

memperingatkanku, tapi aku yang memohon padanya untuk pergi. Jadi jangan

memarahinya ya.”

Han tidak menjawab, tapi sorot

matanya sama sekali tidak melunak walaupun Daniah sudah menjelaskan.

“ Lagi pula aku tidak apa-apa.”

“ Tidak apa-apa? anda tahu kalau

tuan Saga sampai tahu yang di lakukan Helen hari ini pada anda. Bisa jadi semua

petugas keamanaan dan staff sekertaris saya tidak akan selamat dari kemarahan

tuan Saga. Bahkan saya pun.”

“ Kalau begitu jangan katakan.”

Daniah menarik lengan baju Han. “ Jangan katakan padanya apa  yang kamu lihat tadi.”

Hanya itu satu jalan keluar yang di rasa cukup untuk menyelamatkan semua orang.

Toh Daniah juga merasa dirinya baik-baik saja.

“ Kalau begitu mulai sekarang ber

hati-hatilah nona, sedikit saja sesuatu menimpa anda akan ada banyak yang

celaka.” Suara sekertaris Han datar mengingatkan, mengisyaratkan apa yang dia

katakan bukan main-main dan sesuatu yang bisa di bantah.

“ hei apa maksudmu?” wajah Han

berpaling tidak senang mendengar jawaban Daniah. “ Baiklah, aku paham. Aku akan

lebih berhati-hati ke depannya.” Tidak jadi membantah, karena situasinya

mencekam.

“ Tuan muda pasti sudah tidak sabar

menunggu anda. Silahkan.”

Han mengikuti langkah Daniah di

balik punggungnya.

Merepotkan sekali, bagaimana Leela

bisa seceroboh ini. Tunggu, apa aku perlu bertanya apa dia mendengar

pertengkaran Helen dan tuan Saga tadi ya. Sejauh apa?

“ Nona.”

“ Apa!”

“ Tidak apa-apa. masuklah.”

Daniah mengeryit namun tidak

berpaling menoleh.

Daniah mengangukan kepalanya sopan

pada staff sekertaris yang berdiri menyambutnya dengan ramah. Lalu dia masuk ke

dalam ruangan presdir.

Pertama kalinya Daniah masuk ke

dalam ruagan presdir Antarna Group.

Waahh, kantor ini luar biasa.

Seleranya benar-benar tidak manusiawi. Di bandingkan rukoku. Hiks, kenapa aku

merasa terhina begini.

“ Kau sudah datang?”  Saga masih duduk di sofa di mana Han

meninggalkannya tadi.

“ Ia sayang.” Menjawab seriang

mungkin, mengusir gelisah karena kejadian di depan lif.

Daniah berdiri mematung, binggung

mau melakukan apa.

“ Apa yang kau lakukan, kenapa

hanya berdiri, mendekatlah!” Saga mengulurkan tangannya.

“ Saya akan menyiapkan makan siang

anda, silahkan nikmati waktunya.” Han begitu tahu apa yang musti di lakukannya

di situasi seperti ini.

“ Hemm.”

Hei, maksudnya apa!

Daniah terjatuh di pangkuan Saga

saat dia menarik tangannya.

“ Apa yang kau lakukan hari ini.”

Menyisir rambut Daniah dengan tangannya. Gadis itu mau beringsut dan pindah

duduk di sofa yang lainnya. Tapi tangan Saga melingkar dan memeluk pinggangnya

membuatnya tidak bisa bergerak. “ Berapa berat badanmu? Kenapa kau ringan

begini, aku seperti memangku bantal saja.” Tertawa.

Hei pendusta, berbohong juga harus

ada batasannya.

“ Sayang, aku pasti beratkan, kamu

sedang meledek ku kan?”

“ Siapa yang meledekmu. Katakan apa

yang kau lakukan tadi di rumah.” Memainkan ujung rambut Daniah di pangkuannya.

“ Aku tidak melakukan apapun.”

Memang apa yang mau ku lakukan.

“ Aku hanya di dalam kamar bicara

dengan Maya dan mengecek kerja karyawanku di toko.”

“ Itu saja?” mendorong tubuh Daniah

agar terbangun. Lalu dia juga bangun, menarik tangan Daniah mengikutinya.

Dia mau membawaku ke mana?

Sebuah pintu terbuka saat Daniah

belum selesai dengan pikirannya.

“ Tempat tidur? Sayang apa yang mau

kamu lakukan?” sudah panik dan berusaha melepaskan tangan. Saga mendorong tubuh

Daniah sampai dia jatuh di atas tempat tidur dengan posisi terlentang. “

Sayang!”

Saga ikut menjatuhkan diri di

samping Daniah. Melingkarkan tangan, Daniah memberontak walaupun tidak terlihat

ia melakukannya dengan mencolok. Saga membenamkan wajahnya dalam pelukan

Daniah. Menempel di dadanya.

“ Diamlah! Aku hanya ingin tidur

memelukmu.” Daniah menghentikan semua gerakan tubuhnya. Terdengar Saga

mendesah. “ Aku lelah!” mendengar itu Daniah refleks memeluk punggung Saga. Mencium

kepalanya yang terbenam di dadanya.

Helen pasti menjadi beban di hati mu

ya, maafkan aku yang tidak mempercayaimu.

“ Tidurlah sayang, aku akan tetap

di sini saat kau bangun.”

Karena aku tidak akan melakukan

kesalahan yang sama seperti yang Helen lakukan.

Bersambung..........