Chapter 117 Mengeledah Toko

Di dalam kamar setelah kepergian

Saga yang penuh drama. Daniah menghela nafas panjang. Menarik selimutnya lagi. Dia

mengambil bantal melatakan di balik punggungnya untuk bersender. Dia penasaran

ada apa dengan peresmian danau hijau. Dia memang tidak menonton sampai selesai,

karena dia sudah tahu akhir apa yang akan dia lihat. Dan dia tidak punya

keberanian untuk melihat tontonan yang akan di lakukan Saga untuk helen. Diapun

tidak bertanya pada Jen atau Sofi, sepanjang makan malam kemarin dia memang hanya

membisu. Kedua adik iparnya tidak berani bertanya, apalagi ada pak Mun di dekat

mereka.

“ Apa ini? Jadi dia tidak melamar

Helen di peresmian kemarin?” Daniah gemetar menjatuhkan hp yang dia pegang. “

Dia tidak menyebut Helen sama sekali dalam pidatonya, tidak mengajaknya juga

naik podium. Dia malah bilang mau mengajakku melihat matahari terbit terbit

danau hijau.” Dalam siaran live di tv nasional. Daniah tidak bisa mempercayai

ini, walaupun namanya tidak di sebut tapi jelas dia mengatakan istriku,

begitukan.

Jadi itu artinya aku kan?

Jadi ini artinya apa? Apa dia

benar-benar suka padaku.

Hei?

Tidak mungkinkan

Tuan Saga menyukaiku,

Hei?

Ketukan pintu membuat Daniah

terkejut dengan pikirannya sendiri. Di satu sisi dia merasa senang. Namun di

lain pihak dia merasa takut jika ternyata dia mengambil kesimpulan yang salah. Menyalah

artikan perasaan Saga. Dia menarik selimutnya. Menjawab  suara wanita yang meminta izin untuk masuk.

“ Selamat pagi nona, saya membawa

sarapan anda.” Maya muncul membawa nampan berisi sarapan pagi Daniah. Gadis itu

panik melihat penampilannya saat ini. Dia menarik selimutnya sampai ke leher. Takut

Maya melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia tunjukan. Stempel kepemilikan

milik tuan Saga gila itu.

“ Maya, masuklah!” Daniah merasa

senang melihat siapa yang datang. “ Maya,  apa tuan saga sudah pergi?”

Maya mendekat ke tempat tidur. Meletakan

sarapan di pojok tempat tidur. Dia memandang Daniah yang sibuk menyembunyikan

dirinya di bawah selimut.

“ ia nona tuan muda sudah berangkat.”

“ Baguslah, bisa bisa tolong

ambilkan pakaianku di kamar. Aku tidak mungkin lari keluar kamar tanpa pakaian,

senang kamu datang.”

“ Saya ambilkan jubah mandi saja

apa nona mau? Anda sarapan dulu sebelum kembali ke kamar.”

“ Ah ia jubah mandi, kenapa aku

tidak kepikiran tadi.”

“ Baiklah, maaf merepotkanmu

maya.”

“ Tidak apa-apa nona, ini sudah

tanggung jawab saya.”

Maya masuk ke dalam kamar mandi

mengambil apa yang ia sebutkan, Daniah memintanya memalingkan wajah agar bisa

memakai jubah mandinya. Setelah selesai dia membawa nampan duduk ke sofa.

“ Terimakasih Maya, duduklah, kamu

sudah sarapan?” mengambil jus dalam gelas. “ Makanlah, kita bagi dua. Hehe.”

“ Terimakasih nona, saya sudah

sarapan tadi. Silahkan nikmati dengan nyaman.”

“ Kenapa Maya di sini?” mengunyah

cepat, dia sudah lapar dari tadi sebenarnya. “ Tapi aku suka Maya di sini.

hehe.” Hari-hari berat terkurung dalam rumah segera di mulai.

Masa percobaan hukuman, kalau kau

lolos dalam masa percobaan ini tanpa melanggar satupun kata-kataku, aku akan

membiarkan kau beraktifitas normal seperti biasanya. Kau sudah sangat membuatku

kecewa, aku harap kau bisa instropeksi diri selama aku melarangmu keluar rumah.

Paham!

Daniah mengunyah sambil tersenyum

kejut mengingat ultimatum Saga semalam. Tapi dia benar-benar bernafas lega

semua bisa dia lewati, dan dia ataupun keluarganya masih selamat.

Tapi, kenapa aku harus membayar

hutang sebanyak pil yang aku telan. Itukan mengelikan sekali. Aku bahkan tidak

mau mengingat-ingat.

Malu dan kesal bercampur aduk jadi

satu.

“ Anda tidak apa-apa nona?”

“ Eh Maya, maaf aku sedang tengelam

dalam pikiranku sendiri.” Tersadar ada seseorang di sampingnya. “ Oh ya kenapa

Maya bisa di sini. apa di pindah tugas?”

“ Benar nona, pak Mun bilang, tuan

muda meminta saya menemani anda selama anda ada di rumah. Karena anda kurang

sehat jadi beberapa hari ini tuan muda katanya melarang anda ke luar rumah.”

Haha, jadi itu situasi yang tersebar

di rumah ini. Terserahlah, jauh lebih baik dari pada aku ketahuan minum pil

kontrasepsi dan di kurung di dalam rumah kan.

“ Terimakasih ya Maya, kamu

penyelamatku.”

Perbincangan mereka semakin seru

saja. Maya memposisikan dirinya sebagai teman yang tanpa canggung menimpali

perkataan Daniah.

Semoga aku tidak melakukan

kesalahan apapun, aku tidak mau menghianati nona Daniah. Tapi aku juga takut

membuat tuan Saga kecewa.

Maya hanya berharap hubungan tuan

Saga dan Daniah akan selayaknya hubungan normal dua manusia yang saling

mencintai.

Gedung Antarna Group beraktivitas

dengan sibuk. Lalu lalang orang bergegas. Semua orang bekerja dengan tekun,

menyelesaikan tugas mereka masing-masing. Membayar apa yang sudah mereka terima

dari Antarna Group setiap bulannya.

Pintu lif khusus presdir tertutup.

“ Di mana Leela?, apa yang di

kerjakannya sekarang.” Lift yang mereka masuki sudah naik menuju lantai tertinggi

Antarna Group.

“ Karena nona Daniah tidak akan

keluar  rumah beberapa hari saya berniat

mengirimnya keluar kota, ada beberapa masalah terkait manajer operasional

perusaahan transportasi. Saya akan mengirimnya hari ini.” Han sudah memberi

perintah pada Leela, dia sekarang pasti sudah menuju bandara.

“ Jangan, kirim yang lain saja. Katakan

padanya untuk bersiap nanti. “

“ Anda mau kemana tuan muda?”

apalagi ini, jangan membuat agenda kacau mendadak begini.

“ Aku ingin makan siang dengan

Daniah.”

“ Kenapa?” Heran, Han tahu

jelas-jelas nona Daniah sedang dalam masa percobaan tahanan rumah. Dia bahkan tidak

di izinkan pergi ke rumah belakang sekalipun kan. Tidak boleh selangkah pun keluar dari pintu rumah utama.

“ Aaa, dia sedang di hukum tidak

boleh keluar rumah kan, kalau dia makan siang sendirian pasti dia akan kesepian.

Aku akan menyuruhnya ke kantor dan menemaniku makan siang. Siapkan semuanya

nanti.”

Apa! lantas apa perlunya anda

menghukumnya kalau begitu. Bebaskan saja dia dari hukuman.

“ Kenapa? Apa kau sedang berfikir

aku aneh.” Tertawa, karena melihat Han mengeryit.

Han mengangukan kepala.

“ Makanya jatuh cinta dan temui

wanitamu sendiri sana.”

Han menyeringai dan angkat bahu

mendengar perkataan Saga. Tepat pintu lift terbuka, dia keluar di susul Saga.

“ Han, aku akan membebaskanmu dari

sumpahmu.” ucapan Saga terhenti saat Han berhenti dan berbalik menatapnya.

“ Saya akan melakukannya nanti,

setelah memastikan anda hidup dengan bahagia tuan muda. Sekarang jangan

kuatirkan saya.” Han mempersilahkan Saga memasuki ruangannya.

Cukup selesaikan laporan hari ini,

saya sudah senang.

Saga menepuk bahu kanan Han. " Terimakasih." katanya lirih.

Han masuk ke dalam ruangannya

sendiri setelah memastikan Saga duduk di mejanya. Dan mulai bekerja dengan dokumen-dokumen yang harus di tanda tangani. Dia mengambil

hpnya.

“ Kau sudah naik pesawat?” diam

mendengarkan. “ baguslah, kembalilah. Hari ini tugasmu hanya menjemput nona dan

membawanya ke kantor saat makan siang.” diam mendengarkan. " Jangan bertanya apapun, lakukan saja."

Semoga semua hal berjalan baik hari

ini.

Selang tidak lama setelah membereskan tumpukan kertas di depannya, menelfon beberapa orang, dan memberikan instruksi kepada semua staff sekertarisnya Han meninggalkan gedung Antarna Group. Sekertaris Han

datang bersama beberapa pengawal ke ruko milik Daniah. Dia menjelaskan

sekenanya bahwa dia harus melakukan pemeriksaan sebentar di dalam ruko. Semua karyawan

di minta keluar. Mereka menunggu dengan panik dan gelisah. Tika menghubungi

Daniah ada apa sebenarnya. Kenapa sekertaris tuan Saga muncul tiba-tiba dan

mengeledah toko. Daniah menenangkan kalau tidak ada apa-apa. dan mengatakan

biarkan saja dia melakukan apa yang dia suka.

“ Biarkan saja Tika, ahh, aku tidak

bisa menjelaskan alasannya sekarang. Tapi biarkan saja dia melakukan apa yang

dia inginkan. Jangan protes, jangan menjawab kata-katanya.  Jangan bertanya apapun padanya. Oke.” Dia orang

menakutkan Tika jangan mengusiknya. Daniah yakin sekertaris Han sedang mencari

pil kontrasepsi, takut kalau dia menyembunyikannya di kantor.

Cih, orang itu sungguh hati-hati.kalaupun aku seberani itu aku kan masih bisa beli di apotik. tunggu, dia tidak akan iseng mencari tahu di mana aku membeli pil itukan.

Tika walaupun sudah mendengar dari

Daniah tapi tetap saja merasa tidak tenang. Dia menatap ruko. Tidak ada suara

apapun dari dalam seperti jatuhnya rak atau pecahnya sesuatu. Tika berharap

mereka mengeledah tanpa memporak porandakan isi toko. Tidak seperti di

drama-drama kan kalau orang sedang mencari sesuatu pasti asal banting-banting.

Sekertaris Han muncul bersama

pengawal yang membawa kotak dan juga sebuah figura foto besar.

Bukannya itu foto ibu mbak Niah

“ Maaf tuan itu foto ibu mbak Niah kan, Kenapa anda membawanya?” Tika mendekat,

menunjuk foto yang di pegang salah satu pengawal di belakang sekertaris Han.

“ Terimakasih nona atas kerja

samanya, silahkan kembali bekerja. Maaf sudah menggangu kenyamanan anda.” Tidak

menjawab kebinggungan Tika.

“ Ah ia. Tapi maaf tuan, bukankah

seharusnya anda menjawab kalau ada seseorang bertanya.”

Hei Tika, apa yang kau lakukan. Kau

lupa pesan Daniah tadi jangan protes dan menanyakan apapun. Di hadapan mu ini

bukan manusia sembarangan yang bisa kau tanyai se enaknya. Salah sedikit habis

hidupmu nanti.

“ Maaf.” Han memberi instruksi

dengan tangannya agar para pengawal di belakangnya  pergi. Mereka terlihat meletakan

barang-baarang yang mereka ambil di dalam ruko ke dalam mobil milik sekertaris

Han. “Sepertinya saya sampaai harus mengatakan ini kepada anda ya.” Mentap

lurus Tika, tapi Tika tak kalah gentar dia juga menatap sekertaris Han. “

Jangan ikut campur apapun tentang nona Daniah jika itu melibatkan tuan Saga.”

“ Apa!.” Tapi Tika mundur ke

belakang, karena merasa cara bicara sekertaris Han berbeda dari yang dia dengar

tadi. Atau yang pernah ia ingat sebelumnya. “ Baik maafkan saya sudah lancang

pada anda tuan.” Menyembunyikan kecemasannya. Walaupun tetap tidak bisa

menyembunyikan apapun. Han tahu gadis di depannya sudah merasa takut. “ Tapi,

mbak Niah baik-baik saja kan?” memberanikan diri bertanya.

“ Tentu saja, nona kami baik-baik

saja. Terimakasih sudah mengkhuatirkannya.”

“ Syukurlah. Tapi.” Menatap Han

lagi. “ Bisakah anda tidak menakutkan begitu, saya kan hanya bertanya. Hehe.” benar-benar tertawa menutupi  kecanggungan.

Apa-apan gadis ini. Han

“ Baiklah, saya permisi. Terimakasih

kerja samanya nona.”

“ Tentu saja, kami senang membantu.

Anda bisa sering-sering mampir kalau ada mbak Niah.”

Han tidak mengubris kata-kata

terakhir Tika. Dia menuju mobilnya. Menoleh sebentar pada Tika lalu melajukan

mobilnya tanpa sedikitpun berpaling lagi.

Tidak adaa apa pun yang dia temukan

di toko. Hanya foto yang terlihat seperti ibu nona Daniah. Dengan rambut

bergelombangnya.

Aku rasa cukup sebagai peringatan, kalau dia masih berani minum pil itu sepertinya aku harus memeriksa, punya nyawa berapa si dia. Haha, dia memang cuma punya satu nyawa. tapi dia benar-benar punya senjata mematikan yang kalau dia tahu dia bisa membuat tuan Saga melakukan apapun yang ia mintakan.

semoga anda tidak pintar-pintar amat nona, kalau tidak situasinya akan dengan mudah terbalik.

Cinta, cinta, merepotkan sekali. Ah ia, aku harus menyiapkan makan siang. Tahanan rumah yang bisa jalan-jalan ke mana-mana. Wahh, enak sekali anda.

Bersambung