Chapter 87 Kesalahan Helena

Hari kedua kelas makeup berjalan

dengan baik. Ternyata makeup itu sudah-susah gampang ya. Di sekolah makeup

Daniah juga sudah memiliki teman. Jadi dia benar-benar menikmati. Agak lama

tadi dia mematung di depan cermin, melihat hasil riasannya sendiri.

Aku pasti sudah gila! Kenapa aku

ingin menunjukan riasan ini pada tuan Saga. Kalau dia melihatnya apa lantas kau

mau dipuji cantik begitu. Dia pasti akan menyentil keningku dan berkata “Apa

ini, kenapa wajahmu. Kau pakai apa di mukamu. Hapus.” Ya, ya itu pasti yang

akan dia bilang.

Daniah melajukan kendaraannya

setelah kelas makeup. Hp ditasnya berdering, dia menepikan kendaraan. Takut

yang menghubungi yang mulia raja melalui sekertarisnya.

“ Noah, kenapa dia.” Ragu apakah

akan dijawab, sampai bunyi dering mati. Lalu telfon yang kedua akhirnya

diangkat.

“ Hallo nona matahariku.” Suara renyah

yang sok akrab jauh di sana.

“ Aku bukan mataharimu. Kenapa?”

bertanya langsung tujuan Noah menelfon, hubungan mereka tidak seakrab itu untuk

hanya bertanya kabar.

“ Sedang di mana? Boleh ketemuan

gak ada yang mau aku bicarakan.”

“ tentang apa? Sekarang saja.”

Hubungan rumit antara Saga, Noah

dan helena yang ikut di ceritakan Jenika waktu itu membuat Daniah berhati-hati.

Dia tidak mau terlibat kedalamnya. Saat ini hubungannya dengan tuan Saga saja

sudah jauh lebih memusingkan.

Dia mau aku mencintainya. Untuk

apa! Seharusnya akupun mengatakan aku mau dia mencintaikukan. Tapi sial, aku

tidak punya keberanian. Kalau aku menjawab aku mau dia mencintaiku, reaksinya

apa ya?

Daniah tersadar sedang berbicara dengan Noah.

“ Sepertinya tidak bisa hanya

bicara di telfon, aku ingin bicara langsung. Sekarang juga sudah waktunya makan

siangkan, bagaimana kaalaau aku traktrir makan siang.”

“ Tidak mau.” Menjawab cepat.

“ Hei, matahariku kenapa jahat

sekali begitu. Yang mau aku bicarakan ini penting sekali lho, menyangkut hidup

dan matiku.”

“ Kalau kamu sekarat, pergilah ke

dokter,” Daniah tahu kalau laki-laki itu sedang main-main, kesan pertama dan

kedua kalinya dia sudah bisa tahu kalau Noah laki-laki yang suka bercanda. Tuh

kan, sudah terdengar dia terpingkal di sana.

“ Ayolah kumohon, aku tungu di kafe

XXX ya. Aku akan menunggumu sampai kau datang.”

Sambungan terputus.

“ kenapa dia seenaknya beginii si.”

Daniah melemparkan hpnya di kursi di sebelahnya. Memegang kemudi mobil.

Bimbang. Dia tidak mau datang. Tapi ancaman akan menunggunya membuatnya gelisah

juga, bagaimana kaalau Noah benar-benar akan menunggunya.

Sial, sudah pasti aku akan datang.

Kenapa si, aku jadi orang perdulian begini. Menyebalkan.

Akhirnya datang juga. Daniah sudah

berdiri di depan sebuah meja, sementara laki-laki yang selalu seenaknya itu

tersenyum sangat puas. wajah jenaka dan sok ramahnya itu membuat dia dimaafkan. Guman Daniah kesal pada dirinya sendiri.

“ Terimakasih matahariku.”

“ Daniah! Panggil aku Daniah.

Da-ni-ah. Aku bukan mataharimu. Aku mataharinya tuan Saga.” Daniah merinding

mendengar ucapannya. Tapi kata-katanya berhasil membuat tawa di mulut Noah

terhenti. Laki-laki itu jelas sangaat terkejut. Sekarang wajahnya tampak

serius. Dia memanggil pelayan, lalu memesan menu makanan dan minuman mengusir

canggung. Menawari Daniah untuk memeilih menu.

“ Saya pilh menu yang sama aja ya

mbak.”

“ Baik, sebentar ya.” Pelayan itu

mengangukan kepalanya.

“ Baiklah, sekarang ada apa? Kenapa

ingin bertemu.” Daniah duduk, meletakan tasnya di atas meja.

“ Hari ini sepertinya kamu jauh

lebih cantik dari yang ada di ingatakanku. Apa sekarang kamu merubah

penampilanmu.” Noah memperhatikan penampilan Daniah. Gadis yang dia lihat waktu

di danau hijau seingatnya tidak seperti ini.

Daniah meraba rambutnyaa, benar,

ini hasil kelas makeupnya hari ini.

Bagaimana ini, akukan tidak mau

menjawab kalau aku habis ikut kelas makeup.

“ Aku memang sudah begini dari

dulu, waktu kita baru bertemu di danau hijau itu penampilanku yang lain dari

biasanya. Tapi biasanya aku seperti ini kok.” Tersenyum, menyembunyikan

kebohongan.

“ hehe, benarkah. Pantas Saga

sangat tergila-gila padamu. Istrinya memang cantik si.”

Apa dia bilang barusan.

“ Noah mau bicara apa?” Daniah

mengakhiri basa-basinya, dia ingin langsung ke inti pembicaraan.

Noah menatap Daniah dengan seksama.

Meyakinkan dirinya sendiri, bahwa apa yang ingin dia sampaikan sekarang adalah

pilihan tepat. Ini adalah janjinya terakhir kali untuk Helena. Dia akan

membantu hanya sampai di sini saja. “ Apakah Daniah juga mencintai Saga.”

Juga? Maksudnya?

“ seperti Helen mencintai Saga.”

Jadi ini tentang Helena, apa dia

yang meminta Noah untuk bicara denganku. Maafkan aku Helen, aku tidak mau

mendukungmu lagi. Jen sudah menceritakan semuanya padaku. Dan aku memilih tidak

mendukungmu sekarang. Walaupun aku akan merelakan tuan Saga jika dia kembali padamu, tapi aku tidak akan mendukungmu mulai sekarang.

“ Apa Noah datang karena Helen?”

Laki-laki itu tidak bisa menutupi

kebenaran. Dia tampak kikuk.

“ Helen sangat mencintai Saga.

Empat tahun lalu mereka bertemu.”

“ Aku tahu, empat tahun lalu mereka

bertemu di danau hijaukan. Tempat itu adalah tempat yang sangat bermaksa untuk

mereka. Sama halnya Noah yang juga mengangap tempat itu penting.” Penjelasan jen

yang dilebih-lebihkan dengan menambah porsi spesial untuk Saga di ringkas

Daniah secara wajar.

“ kamu sudah tahu?” terkejut dengan

jawaban Daniah.

“ Jen sudah menceritakan semuanya,

tentang hubungan tuan Saga dan Helen. Tentang cinta mereka dan bagaimana mereka

bersama. Ntahlah, aku bahkan tidak merasa sakit hati ataupun cemburu. Aku hanya

senang karena saat itu Tuan Saga bersama wanita yang dicintainya dan hidup

dengan bahagia. Ya, sampai Helen pergi meninggalkan Tuan Saga yang sudah sangat

percaya dan mencintainya.”

Apa penjelasanku sudah sangat

jelas. Kalau aku tidak cemburu dan berfikir secara obyektif.

“ Tapi saat itu Helen punya alasan

sendiri kenapa dia harus pergi.”

“ Alasan? Alasan yang dia ingin di

kenal dengan karyanya sendiri. Dia tidak mau dikenal hanya sebagai pelukis

bayangan tuan Saga. Begitu? Ntahlah, mungkin alasan itu memang terdengar masuk

akal. Tapi kalau aku yang jadi Helen, saat itu aku bukannya pergi tanpa izin

begitu saja. Jika aku jadi Helen aku pasti percaya akan cinta Tuan Saga. Hingga

aku akan memohon padanya untuk mengizinkanku pergi mengejar mimpiku. Kalau  Noah juga akan perfikir seperti Helen atau

berfikir sepertiku.”

“ Apa?” binggung dengan penjelasan

Daniah.

“ Apa Noah juga berfikir kalau tuan

Saga tidak akan mengizinkan Helen pergi. Saat itu jika Helen memohon, aku yakin

tuan Saga akan mengizinkannya pergi, memang berapa si jarak yang harus di

tempuh. Tuan Saga bahkan punya jet pribadi yang bisa dia pakai bolak-balikkan.”

Ayo sadarlah Noah, bahwa Helen sudah memanfaatkan kebaikanmu. Dalam hal ini dia

yang bersalah, biarkan dia memohon pengampunan tuan Saga. Kamu atau aku tidak

perlu ikut campur.

“ Daniah.” Noah tidak menduga, Daniah

yang dia temui di danau hijau akan menjawab secerdas ini. Dia berfikir Daniah

hanya gadis polos yang tidak tahu apa-apa.

“ Tapi itulah kesalahan terbesar

yang sudah di lakukan Helen, dia tidak percaya pada laki-laki yang

mencintainya.”

Benar, inilah kebodohan terbesar

yang sudah di lakukan Helenan pada Tuan Saga. Kebodohan yang harus dia bayar

dengan sagat mahal. Aku mengatakan ini bukan untuk membela tuan Saga. aku hanya ingin Noah sadar bahwa dia sudah dimanfaatkan. ini semua kesalahan helen, biar gadis itu yang memohon untuk dirinya sendiri.

“ Tuan muda, sepertinya nona muda

ada di sini.” Han menunjukan hp dengan bintang kecil yang menyala. Dia

mengedarkan pandangan menyapu ruangan. Begitu pula Saga. Wajahnya yang tadi

merasa senang tiba-tiba berubah. Dia terlihat mengepalkan tangan geram.

“ Apa dia sedang benar-benar

selingkuh sekarang?” Bertanya pada Han.

“ Itu tuan Noah.”

“ Noah. Brengsek, apalagi yang dia

lakukan.” Kesal dia berjalan cepat sementara Han mengikuti.

Sementara itu Daniah meletakan

sendoknya, meraba tengkuknya, kenapa tiba-tiba udara sangat dingin ya. Gumamnya

pelan.

BERSAMBUNG