Chapter 86 Usaha helena (Part 2)

Kenapa! Kenapa ini.

Prank! Prank! Serpihan gelas kaca

berhamburan. Berlarian ke segala penjuru di dalam kamar.

Helena terduduk, tubuhnya menggigil

keras, karena sakit hati, karena kemarahan semua bercampur sekarang. Dia benar-benar

merasa tidak berdaya. Pandangan Saga yang membencinya sungguh sangat

menakutkan.

Kenapa saga bisa berubah seperti

itu? Sialan apa benar-benar karena Daniah.

“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!” prank!

Semua benda sudah berjatuhan di kamarnya,

cermin di meja rias juga sudah berantakan. Gedoran pintu terdengar, lalu pintu

terbuka keras. Clarissa dengan seorang pelayan muncul. Suara dan wajah mereka

sangat panik. Apalagi ketika mendapati kamar yang sudah seperti habis terkena

banjir besar.

“ Nona.” Pelayan mendekat, kuwatir.

Tapi dia tidak berani melangkah karena pecahan kaca ada di mana-mana.

“ Kak Helen, ada apa denganmu.”

Clarissa memberi sorot mata prihatin.

“ keluar! Keluar kalian! Keluar

kalian sungguh tidak berguna.”

Clariss memerintahkan pelayan untuk

keluar, tapi dia mendekati kakaknya, dan meraih tangan Helen. Gadis itu menepis

uluran tangan adiknya.

“ Hentikan kak, kenapa kamu marah

padaku. Memang salahku apa?” sekarang Clarissa merasa kesal sendiri. Sejak kepulangan

Helena dari luar negri dia sering mengamuk tanpa sebab begini. Clarissa tahu

alasannya, ternyata kak Saga menolaknya. Dia frustasi. Tapi jujur walaupun

Helena adalah kakaknya dia tidak bisa seratus persen bersimpati karena semua

ini terjadi karena kebodohan Helena sendiri.

“ Saga, saga tidak mau memaafkanku.

Hiks, huaaaaaa.” Tangisnya pecah. Dia memukul-mukul tempat tidur, mengacak

rambutnya yang indah. Clarissa prihatin memandang kakaknya, tapi apa yang bisa

dia lakukan. Diapun berfikir bahwa apa yang terjadi hari ini memang sepenuhnya

adalah kesalahan Helena.

“ Apa kak Helen sudah minta maaf

dengan benar pada kak Saga.” Bertanya tegas tanpa nada simpati.

“ Aku harus minta maaf bagaimana

lagi!” Malah menanggapi dengan marah, karena merasa dia sudah melakukan apa

yang dia bisa.

“ Berlutut sambil menangis, kalau

perlu sakiti diri kakak di depan kak Saga.”

Helena terdiam, Clarissa tahu,

harga diri setinggi langit kakaknya tidak akan pernah melakukan itu. Apalagi di

hadapan sekertaris menyebalkan yang bahkan tidak pernah bergerak sedikitpun di

sekitar Saga.

“ Apa kakak masih sepercaya diri

itu setelah pergi meninggalkan Kak Saga. Aku saja merasa kak Helen itu

menyebalkan apalagi kak Saga.” Akhirnya terucap juga, kata-kata menyalahkan

dari mulut Clarissa.

“ Clariss jaga sikapmu!” mendorong

tubuh adiknya kesal.

“ kenapa? Kalau kak Helen sepercaya

diri itu seharusnya sebelum pergi minimal tidur sekali dulu dengan Kak Saga.

Itu bisa kak Helen pakai sebagai jaminan. Tapi ini, hanya bermodal cinta kak

Saga kak Helen sudah sangat yakin sampai berani pergi tanpa izin begitu.

Kebebasan, huh! Sekarang dan selamanya kak Helen bisa bebas dari kak Saga.  Bodoh!”

“ Diam kamu, bukanya membantu

malah. Keluarlah. Aku tidak butuh kata-kata tidak bergunamu sekarang.” Helen

mendorong tubuh Clarissa, dia merasa kata-kata adiknya sudah sangat keterlaluan

sekarang.

“ Kalau kak Helen benar-benar tidak

mau menyerah, satu-satunya hanya kak Noah. Laki-laki bodoh yang pernah

mencintai kakak. Tapi jangan berharap lebih, aku dengar dia sudah punya pacar

juga sekarang. Aku tidak yakin dia punya waktu untuk kak Helen.” Clarissa

memberi ide tapi dia juga setengah ragu apa idenya akan berhasil.

Helena mengepalkan tangan. “Noah,

ya dia satu-atunya harapanku untuk mendekati Daniah.”

“ Tapi, jangan bilang kak Helen mau

memakai kak Noah untuk untuk mencelakai Daniah. Kalau itu rencana kak Helen,

sebaiknya batalkan. Itu rencana gagal sebelum dimulai. Kalau sampai sekertaris

sialan itu tahu, habis kak Helen di tangannya. Kak Helen tahu sekarang siapa

yang dijaga dengan nyawanya, Daniah. Han menjaga Daniah sendiri. Dia sudah jadi

istri kesayangan kak Saga.” Mulai kuwatir dengan ide yang diberikannya.  Helen menghardik lewat matanya. “ Jen dan Sofi

yang cerita. Kak Helen sudah tidak punya kesempatan kata mereka.” Membeberkan fakta

kenapa dia bisa berkesimpulan begitu.

“ Sial, pantas dua anak itu berubah

sekali sikapnya padaku.” Helen bangun dari tempat tidur, mengambil sisir, dia

mengibaskan sampai pecahan kaca yang menempel bertebaran. Bercermin di kaca

yang pecah. Dia harus bangun sekarang, dia tidak boleh kalah. Meratapi nasib di

kamar saat ini adalah pilihan menyedihkan.

Aku harus bertemu Noah sekarang.

“ Suruh bibi membereskan kamarku.”

“ Kak helen mau kemana sekarang.”

Clarissa merasa kuatir. “ Jangan mencari masalah lagi.”

“ Diam kamu.” Hanya ini kesempatan

terakhir yang bisa dia pakai untuk kembali pada Saga.

Noah menatap Helena dengan seksama.

“ Apa kamu menangis lagi?”  Noah

mengengam erat tangan Helen. “Sudah sampai di sini saja, lepaskan Saga seperti

aku melepaskanmu.”

“ aaaaaaaaa.” Menangis semakin

keras. Padahal tadi hanya isak kecil. Helen menghambur memeluk Noah. Noah

tersentak, tidak mempersiapkan hati dan tubuhnya. “Noah, tolong aku. Hiks.

Huuuu. Tolong aaku. Kamu tahukan aku sangat mencintai Saga, aku bodoh yang

meninggalkannya. Aku menyesal, sangat menyesal. Aku ingin hubungan kami

kembali. Aku tidak bisa hidup tanpanya.” Menangis sekuatnya, membuat Noah

merasa bersalah sendiri.

“ Baiklah, lepaskan aku dulu.” Noah

menepuk bahu Helen dan mendorong tubuhnya agar menjauh. Perasaannya pada wanita

di hadapannya mungkin sudah berhasil dia tuntaskan, tapi kalau interaksi

sedekat ini dia takut akan membangkitkan kembali perasaan yang sudah dia kubur.

Dan dia tentu akan merasa sangat bersalah sekali pada kekasihnya.

“ Bagaimana aku harus menolongmu.

Saga pasti tidak mau menemuiku. Waktu itu aku berhasil menemuinya tapi semuanya

percuma. Maaf.” Lihat, Helen sudah berhasil membuat Noah merasa bersalah untuk

sesuatu yang bukan kesalahannya.

Helen menggengam tangan noah. “

Bisakah kamu bertemu dengan Daniah.”

“ Daniah, kenapa? Apa yang mau kamu

lakukan dengan Daniah.” Noah tahu, urusannya akan semakin runyam, karena dia

tahu bahwa wanita itu benar-benar menempati tempat khusus di hati Saga. Salah

sedikit saja melangkah, habislah semua. Dia sudah merinding membayangkan

bagaimana amukan Saga dan amarah sekertarisnya yang menyebalkan itu.

“ Aku hanya mau kamu bicara

dengannya. Dia sangat polos. Diapun tidak mencintai Saga. Saat aku memberi tahu

alasan Saga menikahinya dia masih bisa tertawa dan berkata, kalau dia menikah

karena uang. Dia tidak mencintai Saga.”

Dari mana Helen berkesimpulan

semacam ini. Jelas-jelas tidak seperti ini dari sudut pandang Saga.

“ Bicaralah dengannya, dan bujuk

dia untuk bercerai dengan Saga.” Memohon, ujung mata Helena sudah berair. Ini senjata

menatikan untuk Noah. Karena puluhan kali ia pakai selalu berhasil membuat

Noah luluh. “ Noah, kumohon demi hubungan kita yang lalu tolong kali ini.”

Noah mengigit bibir, luluh. Dia menyeka

airmata Helena yang berlinang.

“ Baiklah, jangan menangis. aku

akan bicara pada Daniah. Tapi aku tidak bisa menjanjikan apapun.”

Hanya itu yang bisa dia ucapkan, walaupun dia sendiri ragu. Mengingat ucapan Saga waktu itu, dia sadar Helena sudah tidak punya kesempatan.

BERSAMBUNG