Chapter 59 Masa lalu Saga

Daniah melamun, sambil menghabiskan sekotak stroberi di meja dapur. Melihat para koki yang sedang mempersiapkan makan malam. Walaupun matanya melihat mereka tapi tidak dengan pikirannya.

Hubunganku dengan tuan Saga sejauh ini berjalan dengan sangat

baik. Ya, dia sudah seperti manusia yang bisa diajak bicara. Walaupun begitu aku

tetap harus bisa menjaga jarak, baik hatiku atau tubuhku. Kenapa? Karena aku

tahu dia adalah tuan Saga. Dia tidak mencintaiku dan aku hanyalah pelayan berstatus istri. Helena wanita yang dicintainya juga telah kembali, mungkin saat ini

dia sedang bimbang. Tapi cinta tidak bisa dibohongikan, dia pasti kembali

ke tempat sejatinya.

Daniah sudah menghabiskan stroberinya. mengeser kotak ke pinggir. Lalu dia bangun dari duduk, dia ingin bicara dengan manusia. Dia sudah mau melangkah menuju rumah belakang, tapi saat melihat Jenika adik

iparnya sedang tiduran di sofa ruang keluarga. Dia mendekatinya. Duduk

menjatuhkan diri di sofa di depannya. Jenika melirik sekilas, tidak beraksi,

lalu memilih kembali dengan hpnya.

“ Jen.” Daniah memanggil.

“ Apa!” ketus, membalas. “ Jangan bicara padaku.”

“ Jen, menurutmu tuan Saga masih mencintai Helena gak ya.” Tidak perduli dengan kalimat terakhir Jenika.

Dia kesal, bangun dari duduk dan membanting hp di

sampingnya. Dia sudah mendapat cerita tentang semakin ketatnya aturan rumah ini

menyangkut penyebutan nama Helena. Apalagi sampai Han sudah menghukum tiga

pelayan karena bergosip tentang Helena. Jenika tidak tahu kalau sebenarnya

gadis di depannya inilah sumber masalah kemarin.

“ Kakak ipar jangan membahas Kak Helena lagi, aku tidak mau dihukum Han.”

“ Sekarangkan sekertaris Han kan tidak ada.” mengedarkan pandangannya menyapu ruangan. Tidak ada orang di sinikan begitu gumam Daniah.

“ Memang kakak pikir mata kak Saga di rumah ini hanya sekertaris Han?”

Pak Mun lewat, berjalan menuju dapur. Daniah melihat Jenika

melirik laki-laki itu.

“ Makanya pelankan suaramu, kenapa juga teriak-teriak, aku

juga gak tuli kali.” Daniah tersenyum sambil angkat bahu. “ Tapi kenapa tuan

Saga dingin sekali kepada Helena kemarin? Bahkan aku saja merasa kasihan padanya.”

“ Kakak ipar, sebenarnya apa si yang kamu tahu? Menyedihkan

sekali hidupmu. yang harus kamu kasihani itu dirimu sendiri bukan kak Helen.” Menghina dengan sorot matanya. Dia menepuk kursi di sebelahnya

agar Daniah pindah. Telinga dan mata Kak Saga dirumah ini banyak sekali, bisa

celaka dia kalau sampai Han tahu dia bicara banyak pada Daniah. Sebenarnya dia

mau bicara begini bukan karena dia menyukai Daniah, tidak sama sekali. Dia

hanya ingin melihat mental down kakak iparnya.

“ Aku cerita dari mana ya, biar otak kakak ipar ini nyambung.” Berfikir. padahal dalam hatinya, aku harus bicara dari mana ni, biar wanita ini sampai menangis meratap-ratap. pasti puas sekali melihatnya sedih. Selama inikan aku selalu kalah bersilat lidah dengannya.

“ Kenapa tidak dari pertemuan mereka.” Antusias.

Asik, ternyata Jenika ini sebenarnya polos dan manis ya. Dia

ini seperti Raksa, dipancing sedikit saja semua rahasia akan terbeber dengan

sempurna.

Daniah yang tidak tahu isi hati Jenika yang sebenarnya berfikir dengan baiknya.

“ Danau hijau.”

“ Kenapa kalian selalu membahas danau hijau, memang ada apa

dengan danau itu?”

“ Itu adalaah tempat pertama kali kak Saga dan Kak Helena bertemu.”

Daniah tercenggang.

Jadi danau itu tempat tumbuhnya cinta

mereka. Tapi tunggu, bukankah Noah juga menggangap tempat itu keramat. Jadi

sebenarnya hubungan ketiga orang itu bagaimana si.

“ Sekarang kakak ipar sudah pahamkan? Walaupun sikap kak

Saga dingin pada kak Helena tapi dia masih sangat mencintai kak Helen. Jadi kakak yang sebenarnya yang harus dikasihani”

“ Kenapa?” polos yang tidak dibuat-buat, daniah memang tidak

paham dengan maksud Jenika kali ini.

“ Kakak ipar memang gak pernah liat tv apa, gimana Danau hijau sekarang.” kesal.

“ Aku juga lewat kali setiap hari, sekarangkan lagi dibangun megah.” ikutan nyolot, karena Jenika mulai sok tahu.

“ Itu kak Saga yang sedang membangun tahu, bego banget si.” mendelik pada Daniah.

“ Menjadi bego bisa menyelamatkan hatiku tahu, hiks, hiks,

ternyata secinta itu ya tuan Saga dengan Helena. Jadi aku harus bagaimana

donk.” Sambil mengusap pipinya, akting sedih.

“ Kakak ipar sudah tidak ada harapan.” Jenika menepuk

punggung Daniah berulang, merasa sedikit iba. “ Kasihan sekali kamu kak, bahkan

belum mendapatkan kemewahaan setahun sudah harus ditendang dari rumah ini.”

Haha, aku bahagia Jen, aku bahagia tahu sekarang.

Daniah menemukan oase, yang bisa membantunya bertahan hidup.

" Tapi bukankah seharusnya tuan Saga senang ya kalau Helena kembali, tidak perlu sampai bersikap dingin begitukan. yang pentingkan Helena sudah kembali."

" Cih, kakak ipar ini benar-benar tidak tahu apa-apa ya." mendengus. " Kak Saga adalah anak laki-laki konglomerat negri ini yang memulai meneruskan bisnis keluarga dari usia masih sangat muda. kecelakaan ayah merubah segalanya dalam hidup kami. kakak yang seharusnya masih sekolah sudah harus menjadi pimpinan tertinggi di Antarna Group. ahh, mungkin dulu kakak ipar masih main boneka saat kak Saga harus mulai mengantikan ayah."

" Aku gak pernah main boneka setelah usiaku 7 tahun." Daniah getir menjawab.

" Kasihan sekali, apa dulu keluarga kakak ipar miskin sekali." Jenika menepuk pundak Daniah lagi, dia tidak tahu, karena selepas itu ibu tirinya tidak pernah memberinya boneka lagi. " Kak Saga jadi jauh lebih posesif pada kami. karena takut kami celaka atau apa, setiap hal yang kami lakukan harus dilaporkan padanya. Dia bisa marah kalau kami melakukan sesuatu tanpa izinnya."

" Kenapa?"

" Karena kak Saga takut terjadi apa-apa pada kami, dia tidak mau kehilangan lagi."

Ada yang menyeruak ke dalam dada Daniah. ternyata laki-laki yang tampak dingin itu ternyata berhati hangat dan perduli pada keluarganya.

" Dan karena helena pergi tanpa izin darinya makanya dia sangat marah ya."

" Ya begitulah. Walaupun kami sayang pada kak Helen, tapi kami juga sedikit kesal padanya. kak Helen membuat luka lama kak Saga terbuka lagi. dia pasti ingat kepergian ayah yang sangat tiba-tiba waktu itu."

Aaaaaa, kenapa aku jadi menoleransi beberapa sifat arogannya si. baiklah, aku akan memaafkan dia menanindasku asalkan masih dibatas kewajaran.

BERSAMBUNG