Chapter 58 Perjuangan helena (Part 2)

Pintu sudah tertutup, ketiga staff sekertaris sudah meninggalkan ruangan dan kembali mengerjakan tugas mereka masing-masing.

Han sudah berdiri di belakang Saga,

diam seperti manekin versi hidup yang di pajang di toko pakaian. Sorot matanya

belum melunak, dari pada melihat ke arah Helena dia seperti mencari hal yang

lain untuk dipandang. Walaupun sorot matanya tertuju pada gadis itu. Tapi

pikirannya berlainan ntah ke mana.

“ Kenapa datang kemari?” Saga

bicara setelah senyap tercipta untuk sementara waktu tadi. Diantara mereka

selain jarak perpisahan, sepertinya telah terbentang keterasingan yang sulit

diobati dengan apapun.

“ Saga, berikan aku kesempatan

untuk bicara.” Helena melirik sekertaris yang berdiri di belakang Saga. Berharap

laki-laki itu paham dan meninggalkannya berdua. Tapi laki-laki itu tidak

bergeming.

“ Kenapa? Kamu terganggu dengan

keberadaannya. Aku bahkan tidak mendengarnya menarik nafas, jadi anggap saja

dia tidak ada disini.” Saga bicara.

Bagaimana aku bisa menggangapnya

tidak ada, dengan sorot mata seperti itu, sudah bisa membelah tubuhku menjadi

serpihan.

“ Saga. Apa kamu sangat membenciku?” Helena tau bagaimana dia harus mengatur intonasinya dengan baik, kata-kata yang keluar dari mulutnya terdengar seperti keputusasaan.

“ Tidak.” Menjawab singkat. Saga menyandarkan kepalanya ke sofa.

Sampai hari inipun aku benar-benar tidak bisa membencimu, walaupun perlahan namamu

mulai memudar di hatiku, tapi aku tetap belum bisa membencimu. Tapi, perasaan

aku ingin melepasmu bukan sesuatu yang dibuat-buat. Aku tidak lagi mengginkanmu.

Begitulah yang di rasakan Saga hari ini. awalnya dia hanya ingin membalas Helena dan bermain-main dengan Daniah, tapi sepertinya dia sudah terperangkap dengan permaianannya sendiri.

“ Lalu kenapa sampai hari ini kamu

masih sangat marah padaku. Aku kembali padamu sekarang, aku masih sama sangat

mencintaimu. Maafkan kebodohanku yang lalu, aku sungguh tidak dewasa, kamu benar seharusnya aku memohon padamu dua tahun lalu. Tapi karena kebodohanku aku pergi tanpa izinmu. Sekarang aku pulang dan memohon padamu, maafkan aku dan kembalilah padaku.” Helena mulai terisak, pecahan

kristal mulai merembes di pipinya. Sengaja tidak dia seka.

“ Ele, apa segitu percaya dirinya dirimu?”

Glek! Helena menelan ludah.

Nyalinya menciut. Namun secepat kilat ia berusaha menguasai diri. Andaikan

tidak ada sekertaris sialan itu dia pasti sudah berlutut di kaki Saga sekarang.

Menangis dan memohon, tapi keberadaan laki-laki itu sudah menghancurkan semua

rencana yang ia susun. Dia masih tidak sudi dilihat berlutut oleh sekertaris sok berkuasa itu.

Dia merubah strateginya sekarang.

“ Aku percaya padamu, bahwa kamu

tidak akan berubah.” Kembali mengatakan kalimat menyentuh. " Makanya aku nekat untuk pergi."

“ Aku sudah berubah.” kalimat sederhana itu menghancurkan kepercayaan diri Helena. tapi dia segera mengumpulkan harapan di dadanya. Untuk berjuang tanpa mengenal malu.

“ Saga, apa kamu tahu, selama dua

tahun aku selalu menunggumu. Menunggumu mencariku dan menjemputku. Aku memang

bersalah pergi tanpa izin, tapi apa kamu tahu aku terpaksa dan tersiksa

melakukannya. Setiap malam aku kesepian menantikan kedatanganmu. Kamu bisa

datang kapanpun kamu mau menjemputkukan. Kenapa kamu tidak datang.”

Cih! Helena mendongak menatap

sekertaris Han yang baru saja mendesah. Dia melihat sorot mata yang ingin

menikamnya lagi.

Sekarang anda berusaha memojokan

tuan Saga agar merasa bersalah ya, bahwa semua ini adalah salahnya. Karena

tidak menyusul kepergian anda. Licik sekali. Begitu kira-kira isi pandangan Han.

“ Saga.” Tangan gadis itu menyentuh

tangan Saga. “ Berikan aku kesempatan lagi, ayo kita coba semuanya dari awal

lagi.”

“ Aku sudah menikah.”

“ Berhentilah memakai alasan

tentang pernikahanmu Saga. Aku tahu kamu tidak mencintainya, aku tahu kamu

memilihnya menjadi istrimu hanya untuk membuatku marah dan cemburu. Ceraikan

dia, dan kembalilah padaku.”

“ Hahaha.”

Helena terhenyak mendengar tawa

Saga. Kata-katanya terhenti yang tadi terlontar secara spontan.

“ Sudah kukatakan memohonlahlah yang

benar, tapi kenapa dari tadi yang keluar dari mulutmu hanya memojokanku. Kamu

menyalahkanku atas kepergianmu, dan sampai akhir kamu bahkan menghina istriku.”

Saga menyentuh bibir Helena dengan jemarinya. “ Bagaimana kalau aku benar-benar

jatuh cinta pada wanita jelek dan kampungan itu.”

Persetan dengan Daniah, ini senjata terakhir yang bisa kulakukan. Aku akan merebut kembali cinta Saga.

Helena menabrakan bibirnya,

pertemuan kembali bibir itu setelah dua tahun. Dia melingkarkan tangannya

memeluk bahu Saga. Hanya ini satu-satunya harapan yang bisa ia pikirkan,

mengingatkan Saga tentang memori lama. Mulut Saga sedikit terbuka, lalu secepat

kilat Helena memasukan lidahnya. Mereka berciuman. Dia bisa merasakan Saga

membalas ciumannya.

Seharusnya bisa semudah inikan, kenapa aku tidak memikirkannya.

Ciuman panjang itu terhenti, Helena

melepaskan tangannya, mengatur nafasnya yang tersengal. Wajahnya merah merona,

perasaan bahagia yang tiba-tiba berlarian keluar di dadanya.

“ Apa kamu sudah puas sekarang?” Saga bangun dari duduk.

Menerima saputangan yang disodorhan Han. Laki-laki itu mengusap bibirnya

di hadapan Helene, membuat gadis itu langsung berwajaah pias. “ Anggap saja itu

ciuman perpisahan kita.” Saga melemparkan saputangan yang tadi dia pakai

membersihkan bibirnya di pangkuan Helena, gadis itu gemetar menyentuhnya.

“ Kenapa kamu jahat sekali.” Satu-satunya senjata yang bisa dia pakai. airmata.

“ Jahat. Siapa? Aku? Bukannya kamu yang menciumku duluan, aku hanya meladenimu.”

“ Saga!” mulai berteriak dan

menangis. “ Apa yang harus kulakukan supaya kamu mau menerimaku lagi.”

“ Bukankah aku menyuruhmu memohon dengan

benar, tapi kamu malah bertingkah seolah-olah aku tergila-gila padamu." Saga berteriak, sambil menjatuhkan diri di sofa lagi. " Han.”

“ Baik tuan muda.”

Han berjalan mendekati Helena, dia

ingin menarik lengan gadis itu tapi tangannya ditepis.

“ Jangan menyentuhku!” marah.

“ Baik nona, silahkan keluar sekarang.” Han menunjuk pintu keluar.

Helena bangun dari duduknya, dia

masih berdiri mematung, ingin berteriak sekali lagi. Namun Saga malah

menyandarkan kepala dan memejamkaan mata. Laki-laki itu tidak mau mendengarnya

bicara lagi, bahkan walaupun hanya sepatah kata.

Plak! Tangan Helena terasa panas,

dia yang menampar malah dia yang kesakitan. Sementara sekrtaris Han meraba

pipinya. Staff sekertaris sudah berdiri pucat, mereka menundukan kepala dalam.

“ Apa yang kamu lakukan, racun apa

yang kamu masukan dalam pikiran Saga setiap hari.” Han tidak bergeming. “Apa

kamu juga yang memilihkan istri untuknya? Seharusnya aku menendangmu dari dulu! aku memang tidak pernah suka padamu”

“ Haha.” Han tertawa, senyum

sinisnya yang menakutkan muncul. “ Daripada menggangu saya bukankah sebaiknya

anda mengkhuatirkan diri anda. Karir anda kedepannya.” Han menyentuh tangan

kanan Helena yang dia pakai untuk menamparnya tadi. Gadis itu berontak, tapi tidak berhasil melepaskan cengraman kuat Han. Han meletakan tangan itu di pipinya yang tertampar tadi.

" Anda harus menjaga tangan inikan, bukankah

karir dan hidup anda tergantung tangan ini. Jangan menggunakannya untuk hal yang berbahaya.” Seringai jahat Han muncul saat ia melepaskan tangan Helena.  Helena mengipaskan tangannya

sampai menjauh. Nyalinya menciut. Dia gemetar, jemarinya.

" Saya harap anda paham dengan kata-kata saya barusan, jika ingin menemui tuan Saga, buatlah janji terlebih dahulu dengan mereka."

Han meninggalkan Helena. saat dia berbalik melangkah, dia mendengar gadis itu terduduk di lantai. Dia tidak bergeming dan masuk ke dalam ruangan presdir.

BERSAMBUNG