Chapter 51 Mendisiplinkan pelayan

Pagi hari datang, suasana hati Saga terlihat baik sejauh ini. di luar matahari sudah sedari tadi memanaskan bumi. Daniah menatap laki-laki di depannya. gumam-gumam kecil dari mulutnya.

Dia benar-benar tidak mengangap kejadian semalam sebagai dosa ya.

“ Katakan pada pak Mun bawa sarapan ke kamar.”

“ Baik suamiku.”

Saga masuk ke dalam kamar mandi,

sementara Daniah keluar dari kamar. Gemetar-gemetar menahan kesal dia mencengram tangga.

Ingat lagi kejadian semalam. Saat ia terbangun dan berteriak terkejut karena lagi-lagi Saga memeluknya. Tapi yang akhirnya terjadi malah membuatnya mengemerutukan gigi karena kesal.

“ Kamu benar-benar memanfaatkan kesempatan karena aku baik padamu ya.” Saga menendang kaki Daniah di bawah selimut.

“ Apa!” menjawab setengah berteriak.

“ Beraninya meninggikan suaramu di depanku.”

“ Maafkan saya suamiku.” Menutup mulutnya rapat dengan tangan.

“ Kau mau memeluku?”

“ Tidak, kan anda yang mendekati saya.”

“ Haha, jadi kamu bilang aku mau memeluku begitu.”

“ Tidak, bukan begitu. Kalau begitu

saya pindah ke sofa saja biar anda bisa tidur dengan nyaman.” Daniah memilih lari dari situasi ini.

“ Kalau kau mau tidur selama-lamanya, tidur di sofa sana.” Kata-kata ancaman itu membuatnya membeku, dan akhirnya dia tetap tidur di tempat tidur.

Geram setengah mati Daniah kalau

ingat kejadian semalam. Siapa juga yang mau memelukku. Kamu yang sudah

seenaknya memeluku, dan menciumku. gerutunya dalam hati.

“ Eh, kenapa turun sendiri. Mana

Saga?” Ibu mertua sudah duduk di ruang tengah menunggu, bersama Helena. Ternyata

dia menginap ya.

“ Masih mandi bu.”

“ Terus kenapa kamu malah turun?”

“ Tuan Saga ingin sarapannya di bawa ke kamar.”

“ Apa!”

Daniah menoleh pada Helena yang

masih duduk, sekarang wajahnya tertunduk. Ntah kenapa dia merasa kasihan juga

pada gadis itu. Selama pernikahan selain waktu dia pura-pura sakit, tidak

pernah sekalipun sarapan dilewatkan tanpa makan bersama di meja makan. Ini kali

pertamanya ingin sarapan di kamar. Karena ada seorang gadis masa lalunya

di rumah ini.

“ Tidak apa-apa bu, seharusnya aku memang tidak menginap di sini.”

Daniah meninggalkan kedua wanita itu yang sedang saling menghibur diri. Dia menoleh saat mendengar suara ribut dari arah rumah belakang.

Ada keributan apa di luar ya.

Daniah memberikan info kepada Pak

Mun untuk menyiapkan sarapan ke kamar

“ Ada keributan apa di belakang pak?”

“ Sekertaris Han sedang mendisiplinkan pelayan nona. Saya siapkan sarapannya sebentar.”

“ Apa! Mendisiplinkan pelayan, apa yang bakal si sinting itu lakukan.” Daniah menoleh pada ibu dan Helena berharap mendapat bantuan, tapi mereka terlihat

tidak perduli. Lalu dia pergi sendiri kerumah belakang. Tempat dia biasa

menghabiskan waktu dengan para pelayan rumah ini.

Plak! Plak! Daniah mematung,

sejenak dia tersentak karena merasa terkejut. Untungnya segera tersadar, kalau

dia tidak boleh diam saja.

“ Sekertaris Han, apa yang anda

lakukan?” Daniah sudah berdiri diantara tiga pelayan yang sedang mendundukan

kepalanya dan juga sekertaris Han yang berwajah marah. Sakit yang menjalar di pipi namun tidak berani mereka sentuh. Han

mengantung tangannya di udara. Dia terhenyak sebentar.

“ Maafkan saya nona, karena sudah

membuat keributan.” Han mundur dua langkah sambil membungkukan kepalanya.

Apa! Dia minta maaf padaku sudah

melakukan keributan, bukannya minta maaf karena sudah menampar tiga pelayan

wanita ini. aku memang tidak terlalu akrab dengan mereka, tapi ini sudah keterlaluan namanya.

Mata Daniah berkeliling, dia menemukan Maya dan para pelayan lainnya sedang berdiri berbaris tidak jauh darinya. Mereka semua menundukan kepala mereka.

“ Kenapa anda memukul mereka.” Tegas Daniah bertanya.

“ Saya sedang mendisiplinkan ketiga pelayan ini nona.”

“ memang apa kesalahan mereka.

Tidak bukan kesalahan, tapi apa perlu anda sampai menampar mereka.” Daniah yang gusar mendengar jawaban Han. Dia jujur menjawab, tapi jawabannya menyebalkan untuk di dengar telinganya.

“ Seperti anda yang harus mematuhi

peraturan yang sudah dibuat tuan muda, begitu juga para pelayaan yang ada

di rumah ini nona.”

Glek, kenapa aku sampai lupa fakta

ini. Aku juga tidak lebih dari pelayan di rumah ini.

" Tapi saya tidak suka melihat anda melakukan kekerasan dalam mendisiplinkan para pelayan."

" Baik nona, saya akan berhati-hati dan tidak melakukannya di depan anda."

Apa! bukan begitu maksudnya bodoh.

“ Ikut aku!” Daniah menarik tangan

Han, yang mau tidak mau mengikutinya. Setelah menjauh dari rumah belakang dia

melepaskan tangannya. “ Sekarang katakan, apa kesalah mereka?”

“ Mereka membicarakan anda.”

“ Aku?” Daniah menunjuk dirinya.

“ Mereka mengatakan kalau anda

tidak pantas dari semua segi bersama tuan muda, dan nona Helenalah yang jauh

lebih pantas daripada anda.”

Kenapa aku merasa malu mendengar

kejujuran sekertaris Han yang blak-blakan. Dan kenapa juga dia marah, inikan

memang fakta.

“ Tadinya saya pikir kesalahan

mereka itu apa. Bukankah anda sudah sangat keterlaluan, kalau hanya seperti itu

bukannya anda hanya perlu menegurnya. Tidak perlu sampai menampar mereka. Lagi

pula itu memang kenyataankan.”

Kenapa dia tersenyum, menakutkan

sekali.

“ Nona apa anda tahu berapa para pelayan dibayar di rumah ini?”

Daniah mengelengkan kepala.

Aku juga penasaran berapa gajimu.

“Mereka dibayar lima kali lipat dari gaji pelayan biasanya, itu belum termasuk uang bonus dan lembur.”

“ Apa!”

“ Dan mereka digaji sebesar itu bukan hanya untuk bekerja saja, tapi   untuk

menutup mata, telinga dan mulut mereka tentang semua yang terjadi di rumah

ini.”

“ Tapi merekan hanya mengobrol.”

“ Mereka sedang membicarakan anda, nona muda sah rumah ini, istri dari tuan Saga.”

Kenapa itu terdengar keren sekaligus menakutkan.

“ Hei sekertaris Han, andakan yang

paling tahu posisi saya bagi tuan Saga itu seperti apa.” bahwa sebenarnya tidak ada yang perlu dibanggakan dari statusnya sebagai nona muda di rumah ini.

“ Sepertinya anda sudah terlalu

lama di sini, silahkan kembali ke dalam, tuan muda pasti sudah selesai bersiap

dan saatnya sarapan.”

Sialan! dia malah mengalihkan pembicaraan. tapi benar juga, aku sudah terlalu lama.

" Kumohon lepaskan mereka."

" Baik nona."

Daniah sudah mau berbalik saat Han sudah menggangukan kepala. walaupun menyebalkan, tapi ia yakin kalau Han sudah berkata akan melepaskan mereka itu artinya para pelayan tadi sudah aman.

" Nona, kalau saya boleh memberi saran, anda tidak perlu merapikan rambut anda dengan sungguh-sungguh."

Apa? maksudnya dia apa si.

bersambung