Chapter 52 mengikuti Daniah

Daniah masuk ke dalam rumah utama, mencari pak Mun. Tidak menemukan laki-laki itu. Di meja makan para wanita penghuni rumah sedang menikmati sarapan. Daniah melewati mereka tanpa menyapa, setengah berlari menaiki tangga.

Membuka pintu dengan suara keras. Sial! pikirnya. Pak Mun sudah ada di dalam kamar, Sarapan sudah ada di meja. Dia sedang membantu Saga dengan sepatunya. Daniah langsung mendekat dan meminta Pak

Mun bangun karena dia yang akan melakukannya. Saga menyentuh kepalanya yang

tertunduk. Menepuknya tiga kali.

“ Darimana kamu heh?”

“ Maafkan saya suamiku.” Daniah bangun

lalu duduk di samping suaminya, menarik nampan berisi sandwich dan jus buah

seperti biasanya. Menu sarapan ringan Saga. Dia menyerahkan segelas jus. Saga menerimanya sambil melirik

pak Mun, mengisyarakan kalau dia sudah bisa pergi. Pak Mun mengangukan kepala

lalu keluar kamar tanpa bersuara.

“ Kenapa wajahmu kesal begitu?”

“ Suamiku, apa saya boleh mengatakan sesuatu tentang sekertaris Han.”

“ Hemm.”

Idih, maksud hemm kamu itu apa?

“ Apa kau membuatnya kesal?” tanya Saga.

“ Apa?”

“ Berhati-hatilah dengannya, dia lebih menakutkan dari pada aku lho.”

Tangan, tangan, tolong kondisikan

tangan anda tuan. Berhenti menyentuh rambutku, apa sesuka itu kamu sama

rambutku.

Saga menyodorkan sandwich yang habis dia gigit di depan mulut Daniah.

Kenapa anda suka sekali membuatku makan bekas gigitan anda tuan? ahh, sudahlah, makan saja. persetan, toh bibir kita juga pernah bersentuhan.

Daniah membuka mulutnya, mengigit bekas gigitan laki-laki di depannya.

“ Nah gitu donk, akukan suka kalau

kamu penurut begitu.” Menggigit lagi sandwich bekas gigitan Daniah. Daniah

mengeryit, sepertinya dia sudah sinting. gumamnya pelan melihat kelakuan Saga.

“ Saya melihat sekertaris Han memukul tiga pelayan wanita.” Daniah memandang wajah suaminya lekat.

Wajah Saga tidak terlihat terkejut atau

apa, dia kembali makan dengan santai, menunjuk gelas agar daniah mengambilkan

jusnya.

“ Suamiku.”

“ Hemm.”

“ Bukankah berlebihan kalau dia sampai memukul pelayan perempuan itu cuma karena masalah sepele.”

“ Memang kenapa sampai mereka ditampar.”

Aku bahkan tidak bisa mengatakan

kalau gara-gara membicarakanku dengan Helena.

Saga bersikap sangat dingin saat

bertemu dengan Helena di bawah. Dia hanya menjawab melaui sorot matanya, lalu

meninggalkan mereka yang ada di ruang makan. Daniah malah merasa yang sangat

tidak enak dan tidak nyaman. Dia menoleh sebentar pada gadis itu. Wajahnya

terlihat sangat sedih. Lalu segera berlari menyusul Saga yang sudah masuk ke

dalam mobil

Dia bersitatap mata dengan

sekertaris Han. Pandangannya penuh rasa sebal. Tapi sekertaris Han malah

tersenyum dan mengangukan kepala padanya lalu masuk ke dalam kendaraan.

Mobil keluar dari gerbang utama. meninggalkan Daniah yang masih mematung, memandang langit dari kejauhan.

Di dalam kendaraan.

“ Apa kau memukul pelayan wanita?” Saga menyandarkan kepalanya.

“ Ia tuan muda.”

Rupanya anda mengadukan saya ya

nona, saya pikir anda akan menyimpan kejadian ini sendirian.

“ Jangan lakukan di depan Daniah.”

“ Baik tuan, saya akan berhati-hati kedepannya.”

Mobil melaju.

“ Kenapa kau memukul mereka?” bertanya lagi, diluar kebiasaan yang seringnya tidak perduli.

Rupanya anda tidak mengatakan semuanya ya nona.

“ Mereka bergosip tentang nona

muda. Mengatakan kalau nona tidak pantas di samping anda, dan lebih pantas nona

Helena karena lebih cantik dan sederajat dengan anda.”

Huh! Saga mendesah.

“ Kenapa tidak kamu robek saja mulut mereka.”

“ Baik tuan muda, kedepannya saya akan pastikan tidak akan ada kejadian seperti ini lagi.”

Setelah hukuman tadi Han percaya tidak akan ada yang berani menyinggung masalah Helena lagi di rumah utama.

“ Hentikan mobil.”

“ Baik.”

Dia biasanya naik ojekkan, pak Mun

lapor kalau dia selalu keluar dengan ojek online setelah aku berangkat. sebentar lagi dia pasti lewat.

“ Kita punya berapa persen saham di ojek online?”

“ 59 persen tuan muda.”

Tunggu apa anda mau menutup

perusahaan karena nona Daniah lebih memilih memakai itu dari pada mobil

di garasi. Tidakkan? Han melirik kaca spion

“ Daniah bisa bawa mobil gak?”

“ Bisa.”

“ Kalau begitu hari ini bawa dia untuk membeli mobil. Ini hari terakhirnya naik ojek.”

“ Baik tuan muda."

Seperti dugaan tidak selang waktu lama sudah ada ojek yang melintasi mobil mereka, menuju arah rumah besar milik Saga. Han mengirimkan pesan, sambil menatap jalanan. jangan sampai terlewat saat nona Daniah pergi. tidak perlu menunggu lama Daniah yang naik ojek online melewati mobil. Han ikut melajukan kendaraan mengikuti. walaupun Saga tidak memberi perintah, tapi dia tahu ini yang diinginkan tuannya.

" Kenapa dia boncengan begitu?"

Namanya naik ojek, ya memang boncengan berduakan.

" Han, mereka sedang selingkuh ya? apa yang kamu kerjakan akhir-akhir ini? bukannya sudah kusuruh mengawasinya." Ngomel-ngomel bawel di belakang.

Kenapa anda jadi bodoh kalau menyangkut nona Daniah tuan muda.

" Mereka naik ojek tuan muda, jadi memang boncengan. menurut pak Mun driver berganti-ganti setiap hari, jadi tidak mungkin nona selingkuh."

Saga mencengkram lengan Han kuat. " Apa itu? mereka sedang berciuman."

" Sepertinya nona sedang berbicara dengan driver, karena memakai helm suaranya jadi tidak terdengar. makanya dia mendekatkan kepala."

Saya mohon hentikan dari sekarang tuan muda, atau anda yang akan malu dengan sikap anda ini.

" Kenapa mereka berhenti?"

" Nona mampir ke warung makan."

" Bawa dia hari ini membeli mobil, kalau dia menolak memilih, beli semua mobil yang ada di dealer." Saga  benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Dia menatap punggung driver ojek yang berhenti menunggu di pinggir. membaca mantra kutukan. " Tabrak dia Han."

Han terdiam. untung saja selang Saga bicara Daniah muncul dari dalam rumah makan, menghampiri ojeknya yang menunggu.

" Nona muda akan terluka juga tuan."

" Aaa, lupakan! kenapa dia memberi bungkusan makanan sama driver itu?" marah lagikan.

" Sepertinya nona berbagi makanan dengan driver itu tuan muda. nona memang baik hati, sering mentraktir makanan dengan pelayan yang ada di rumah."

Saga tidak menjawab. Han kembali melajukan mobil mengikuti Daniah dan ojeknya, mengantar mereka ke ruko.

Setelah cukup lama, sampailah mereka di dekat ruko. Daniah sudah turun, dia menggangukan kepala dan mengucapkan terimakasih. lalu hilang ditelan pintu kaca.

" Han, kenapa kamu mengikuti gadis bodoh itu sampai ke rukonya. memang kamu pikir kita gak punya kerjaan?" berteriak marah. tidak sadar kalau dia sendiri yang ingin mengikuti Daniah, Han hanya menyalurkan isi hatinya.

" Maaf tuan muda, saya hanya ingin memastikan nona Daniah sampai dengan selamat. sekarang kita kembali ke kantor."

" Pergilah cari pacar Han, biar kamu gak pikun."

" Baik tuan muda."

Terserah anda mau bilang apa tuan muda, tapi saya mohon tunjukan kebodohan anda ini hanya di depan saya.

Tak lama mobil sudah melewati jalan raya, menuju gedung-gedung perkantoran. menuju bangunan megah Antarna Group.

"Tuan muda, apa anda mau saya mengurus perihal nona Helena?"

"Biarkan dia, aku ingin liat sejauh apa usahanya"

"Baik"

Sepertinya anda belum menyadari perasaan anda yang sebenarnya ya tuan muda.

Bersambung