Chapter 26 kembalikan rambutmu

Lagi-lagi harus berada di kamar berdua.

Daniah sudah menyiapkan air di dalam bak, dia mengatur suhu

agar walaupun menunggu lima belas menit lagi suhu air tetap hangat. Sekarang dia

kembali duduk di sofa. Memijat jemarinya. kata-kata Saga tempo hari masih melekat diingatannya. Melirik ke atas tempat tidur.

Aku pasti sudah gila, bagaimana semalam aku bisa tidak

bangun menyambutnya pulang. Hari ini apa aku akan dipenggal seperti kaisar yang

memotong leher istrinya karena tidak patuh. Aaaaaa!

Daniah sudah frustasi, menjerit tanpa suara.

Hei pak Mun apa kamu sedang menghianati ku. Bukankah kita

sudah toss persahabatan kemarin.

Saat Daniah masih melamun dengan segala kemungkinan. Dia mendengar

suara gumaman dari tempat tidur. Segera dia bangun dan berlari mendekat ke

tempat tidur.

Eh, masih tidur. Bukankah seharusnya dia sudah bangun. Jam berapa

dia pulang semalam ya.

Daniah membawa langkah kakinya lagi, duduk di sofa. Dia merebahkan

tubuhnya jatuh kesamping. Menghela nafas. Menunggu lagi. Karena tahu dia

berbuat kesalahan, dia bahkan tidak berani melirik hp di sampingnya. Padahal

biasanya dia selalu menunggu Saga dengan bermain-main dengan hpnya.

Terdengar gumaman dari tempat tidur, Daniah bangun. Tapi ternyata

Saga hanya berguman dalam tidurnya. Hari ini sepertinya dia benar-benar terlambat bangun. Dia masih terlelap. kalau tidur, dia benar-benar terlihat tampan. 

Sampai

tiga kali Daniah bolak balik dari sofa ke samping tempat tidur.

“ Selamat pagi tuan.”

Setelah kelima kalinya, akhirnya laki-laki di hadapannya ini benar-benar bangun.

“ Air.” Saga sudah duduk bersandar di tempat tidur. Daniah

menuangkan air ke dalam gelas dari botol kaca, memberikanya dengan hati-hati

kepada Saga. Setelah Saga menghabiskan minum, dia menyerahkan gelas itu. Tapi dia

menjatuhkannya karena terkejut saat membuka mata, dan melihat Daniah.

Daniah yang panik, segera mengambil gelas yang terjatuh di atas tempat tidur. Untung gelasnya kosong, dia bernafas lega seperti selamat dari hukuman mati.

“ Apa-apaan rambut mu itu?”

“ Ia tuan.”

Inikan rambut yang sudah diluruskan, inikan perintah dari mu

kemarin. Apa kamu lupa ingatan!

“ Kenapa sekarang kamu tambah jelek begitu?”

Daniah menyentuh rambutnya. Sialan, kan kamu yang menyuruhku begini.

“ Saya meluruskan rambut saya kemarin.”

“ Kenapa jadi tambah jelek begitu?”

“ Tapi, tuan yang menyuruh saya meluruskan rambut saya

kemarin.” Berusaha mengingatkan fakta, agar berhenti menghina dan mengatainya

jelek.

“ Jadi ini salah ku, kamu jadi jelek begitu.” Saga menjawab kesal.

Duarrr! Kenapa jadi seperti tersambar petir disiang bolong begini. Wajah Daniah semakin panik.

“ Tiadak tuan bukan begitu maksud saya.”

“ Minggir, mana sandal ku aku mau mandi.” Saga bangun dari duduk, mendorong Daniah dengan kata-katanya. Gadis itu mundur.

“ Ba, baik tuan.” Daniah meletakan sendal di dekat kaki Saga. “ Saya sudah menyiapkan air.”

Aaaaaaaa, kenapa jadi begini si. Daniah sudah akan mengikuti langkah kaki Saga, tapi terhenti saat Saga berhenti melangkah.

“ Beraninya kau menyalahkan ku dengan tampang jelekmu setelah

semalam tidur dan tidak menyambutku.”

“ Maafkan saya tuan.”

Daniah menundukan kepalanya berulang. Fakta yang tidak bisa dia bantah.

“ Jangan ikuti aku. Tunggu disini dan pikirkan apa kesalahan mu.”

“ Baik.”

Daniah lemas, menyeret kakinya. Duduk di sofa.

Apa aku mati saja ya. Persetan dengan urusan perusahaan

ayah. Dia tidak tahukan aku antara hidup dan mati disini. Sementara dia dan

istrinya hidup dengan enak. Kenapa juga aku meluruskan rambut ku, tapi

jelas-jelas dia menyuruh ku meluruskan rambut. Kalau pagi ini aku berdiri

di depannya dengan rambut ku yang biasanya bisa-bisa gelas kaca tadi dilemparkan

kewajah ku kan.

“ Hahaha.”

Eh Apa itu, kenapa dia tertawa terbahak-bahak di kamar mandi.

Apa dia sudah sinting.

Daniah lagi-lagi mendengar Saga tertawa dari dalam kamar

mandi. Dia sudah merinding. Apa dia sedang merancang rencana membunuh ku, sampai

sesenang itu.

Daniah berjalan mengambil sepatu. Menunggu Saga keluar dari ruang ganti baju dengan setelan jas rapinya.

Kenapa kau senang sekali menyentuh rambut ku. Tahu tidak itu

membuat ku merinding.

Saga menarik ujung rambut Daniah lagi seperti yang dia

lakukan kemarin saat Daniah berlutut memakaikan sepatunya.

“ Kembalikan rambutmu kebentuk semula.”

Seharusnya Daniah cukup menjawab baik, tapi sepertinya

karena kesal dia lupa dengan aturan draf berlembar-embar yang diberikan

sekertaris Han. Jadi dia menjawab dengan kalimat panjang.

“ Kata salon ini hanya sementara, paling lama seminggu akan kembali normal.”

“ Kau mau membuat mataku sakit karena melihat rambut jelek mu selama seminggu.”

Inikan kau yang suruh juga sialan! Daniah bangun.

“ Duduk!” Perintah Saga sambil menatap Daniah tajam.

Eh kenapa sorot matanya menakutkan.

“ Beraninya kau memelototi ku.” Saga menempelkan telunjuknya

di kening Daniah, Gadis itu sudah memejamkan mata siap menahan sakit. “ Kau

lupa, hanya dengan sekali menelfon aku bisa membatalkan semua bantuan

keperusahaan ayah mu. Aku bisa membuat mereka jadi gembel di depan mu sekarang.”

“ Tidak tuan, maafkan saya.” Tanpa sadar Daniah menyentuh

tangan Saga. Mengengamnya. Setelah tersadar dia melepaskan tangan itu. “

Maafkan saya tuan, saya bersalah. Saya mohon maafkan saya. Saya akan mengembalikan

rambut saya seperti sebelumnya.”

Saga menunjuk kening gadis itu lagi.

Beraninya kau berfikir tentang perceraian tanpa izin dariku. aku bahkan belum puas bermain denganmu, jangan mimpi bisa lari dari gengaman ku.

" Memohonlah aku mengampuni mu."

Daniah mengumpulkan nafas di rongga dadanya, menarik bibirnya sekuat tenaga agar bisa tersenyum. wahai kalian pemilik medali, tolong anugrahi dia penghargaan akting paling menyedihkan.

" Tuan Saga, saya akan melakukan apapun yang anda katakan. saya mohon selamatkan hidup saya dan keluarga saya."

Haha, aku suka ini, matamu yang membenciku dengan seluruh nyawa mu. tapi bibirmu tersenyum penuh semangat mengoda dan mencoba merayu ku. Baiklah aku akan bermain-main dengan mu lebih lama lagi.

Saga mencengram dagu Daniah kuat. " Aku memaafkan mu hari ini."

BERSAMBUNG...............