Chapter 25 Laporan Pak Mun

Saga dan sekertaris Han sudah masuk ke dalam mobil.

“ Katakan pada Pak Mun tidak perlu membangunkan gadis itu!”

“ Baik tuan muda.”

Sekilas Han melihat senyum samar

di bibir Saga. Mereka melajukan mobil kembali ke rumah. Sekertaris Han

mengirimkan pesan kepada Pak Mun. Lalu dia meletakan hp, dan fokus mengemudi.

“ Tuan muda.”

“ Hemm.”

“ Dua bulan lagi nona Helena akan

kebali.” Han melirik kaca spion. Saga masih terdiam sambil menyandarkan

kepalanya, memejamkan mata. “ Dia akan mengadakan pameran tunggal kepulangannya

ke tanah air. Apa anda mau saya mengurus semuanya.” Han melihat kaca spion lagi, Saga

belum bereaksi. “Sudah ada beberapa perusahaan yang mengajukan diri untuk

menjadi sponsor, tapi kalau mereka tahu tuan muda akan menjadi sponsor nona

Helena, mereka pasti akan mundur dengan sukarela.”

“ Lakukanlah. Aku ingin lihat sebaik apa dia hidup selama ini.”

“ Baik tuan muda.”

Mobil menyusuri jalanan yang mulai

lenggang. Mobil melaju dengan cepat masuk ke dalam gerbang besar, dan sampailah

di depan rumah utama. Saga keluar dari mobil sementara Pak Mun sudah menunggu

di depan pintu dan berjalan mendekat.

“ Selamat datang tuan muda.”

“ Pulanglah. “ Katanya pada Han.

Han yang sudah mau ikut masuk

menghentikan langkah kakinya. “ Baik tuan muda. Selamat istirahat.” Dia

menundukan kepala, menunggu sampai Saga masuk kedalam rumah. Baru berbalik menuju

mobil yang dia kendarai tadi. Keluar dari gerbang utama.

Pak Mun membatu Saga melepaskan

jas, dipegangnya pakaian itu seperti memegang sesuatu yang sangat berharga.

Saga duduk dikursi, sementara Pak Mun berjalan kebelakang mengambilkan sandal rumah.

Dia melepaskan sepatu Saga dan meletakan sandal di dekat kaki.

“ Ada kejadian apa hari ini di rumah?”

Pak Mun mendekat dan menyerahkan hp yang dia keluarkan dari kantong bajunya.

“ Nona muda bertengkar dengan nona Jenika, nona Sofia dan pagi tadi juga dengan nona Clarissa.”

“ Hebat sekali, siapa yang menang?”

“ Sepertinya nona muda yang menang. Anda bisa melihat dua vidio di hp ini.”

Saga membuka hp yang tadi diberikan

pak Mun. Adegan drama perkelahian tiga lawan satu. Wajahnya berkerut sebentar,

tapi tidak lama sudah terdengar gelak kecil  setelah mendengar  kata pamungkas yang

dikeluarkan Daniah untuk menjatuhkan Clarissa. Mental Clarissa sepertinya

langsung down setelah mendengar kalimat “Haha, ternyata wanita yang disukai tuan Saga bukan nona Clarissa ya.

Gadis ini ternyata benar-benar lumayan.

Seperti habis menonton pertunjukan

yang membuatnya puas. Sekarang Saga beralih melihat vidio yang kedua. Senyumnya

kembali terlihat apalagi saat adegan Daniah mengebrak meja dan meletakan

sendoknya.

" Rambutnya benar-benar lurus"

Mata Saga melihat vidio yang sedang diputar.

“ Apa kalian bisa berhenti bersikap mengerikan seperti ini?” Daniah bangun dari tempat duduknya, memandang ibu mertua dengan kesal. “ Bisakah kalian tidak menggangu ku, mari hidup di tempat

mengerikan ini tanpa saling menggangu.”

“ Beraninya kau bilang ini tempat mengerikan, kau tahu kau wanita beruntung yang bisa menikah dengan kak Saga.”

“ Ya, ya, aku wanita beruntung yang bisa menikah dengan tuan Saga.” Daniah terlihat mengigit bibirnya geram.

“ Apa kau pikir kalau kau meluruskan rambutmu kamu bisa seperti kak Helena”

Saga yang melihat vidio itu menatap

tajam, bibirnya bergetar. Pak Mun yang berdiri di sebelahnya sudah ingin

mengambil hp di tangan Saga, tapi tentu dia tidak berani melakukannya.

“ Aku tidak meluruskan rambutku karena ingin mirip dengan siapa pun.”

“ Haha benarkah, tidak tahu malu.

Kau itu licik sekali, apa itu yang diajarkan ibu mu pada mu.”

“ Hentikan! Jangan menghina ibu ku.

Kalau kau mau aku pergi suruh kakak mu itu menceraikan ku. Suruh dia mengusir ku

dari rumah ini. Aku akan pergi keluar dari rumah ini dengan bahagia. Aku akan

memeluk kalian dan berlutut di kaki ibu mertua karena bahagia.”

“ Kau!”

Saga menjatuhkan hp kelantai.

Beraninya kau mengucapkan kata

cerai dari mulutmu tanpa izinku. Sepertinya aku sudah terlalu baik padamu

sampai kau bisa berfikir kurang ajar begitu.

Saga bangun dari duduk. Pak Mun

mengambil hp yang tadi dijatuhkan Saga.

“ Apa dia belum makan malam.”

“ Nona makan malam dengan mi instan

bersama para pelayan di rumah belakang.” Saga menghentikan langkahnya. Menunggu cerita

lebih lanjut. “Nona muda menyapa para pelayan dan mengajak mereka bicara

terlebih dulu. Lalu mereka sudah makan malam bersama tadi.”

“ Tidak usah mengantar ku, istirahatlah.” Saga menyuruh kepala pelayan tidak mengikutinya.

“ Baik tuan muda, selamat istirahat.”  Pak Mun menundukan

kepalanya, dan menunggu sampai Saga menaiki tangga dan hilang menuju kamarnya.

Lalu iapun beranjak juga, menuju kamarnya sendiri. Menghela nafas dalam. Tidak

tahu apa yang dipikirkan oleh tuan mudanya.

BERSAMBUNG........................