Chapter 13 Mandi

Apa! Gila, kenapa pagi-pagi aku harus berada di neraka

berulang kali. Aku ini masih perawan laki-laki gila, kenapa aku harus melihat mu

telanjang di depan ku.

Tubuh Daniah bergetar, ia sudah mau melangkah keluar dari kehinaan ini.

“ Kau mau ke mana? Cuci rambut ku!” Saga sudah masuk ke dalam bak mandi.

“ Baik.”

Daniah duduk di belakang bak mandi. Mulai membasahi rambut

Saga. Ia melihat leher dan bahu suami yang ada di depannya. Bahunya sangat bidang. kulitnya juga putih bersih. Bagaimana laki-laki bisa punya kulit semulus ini. Daniah menatap punggung suaminya sambil memijat kepalanya. Sepertinya ia menghabiskan malam yang melelahkan, pikir Daniah.

Saat ia meletakan pakaian Saga semalam ke dalam keranjang, ia bisa mencium

parfum wanita dari sana. Tidak hanya satu, ada tiga aroma parfum yang berbeda.

Jika satu miliknya, maka sisanya kalian pasti bisa menebak berapa wanita yang

menemaninya semalam.

Tidak ada yang bicara satu sama lain. Saga tengelam dalam

kebisuan, sementara pikiran Daniah ke mana-mana. Memikirkan sampai hal terburuk

tentang suaminya. Daniah terperanjak ketika Saga tiba-tiba berdiri, sementara

dia masih memijat kepalanya. Laki-laki itu berjalan menuju shower dan membilas

tubuhnya. Daniah memalingkan wajah. Menunduk sambil membuka pembuangan air bak

mandi. Setelah ia yakin Saga sudah keluar dari kamar mandi dia terduduk lemas

sambil menarik nafas kuat.

Kenapa? Kenapa aku harus mengalami ini untuk membayar

kehidupan mewah keluarga ku. Ayah, seharusnya kau menjualku sebagai pelayan

di rumah ini. Aku akan merasa lebih berterima kasih dan tidak akan membenci mu

sebesar ini. Kenapa? Kenapa? Kau begitu kejam pada anak kandung mu sendiri. Ibu rasanya

aku ingin menyusul mu. Agar lepas dari kehinaan ini.

Daniah keluar dari kamar mandi, dia mengeringkan tangannya

dengan handuk kecil. Mendapati Saga yang sedang duduk sambil memegang hpnya.

“ Keringkan rambut ku.” Dia melemparkan handuk menempel tepat

di wajah Daniah. Gadis itu melakukan apa yang dimau Saga tanpa sepatah  bicara sepatah kata pun.

Ia hanya mengigit bibirnya menahan semua penghinaan ini.

- - -

Semua orang sudah menunggu di meja makan. Kepala pelayan

menarik kursi utama di meja dan Saga duduk disana. Yang lain pun ikut duduk,

sepertinya inilah posisi mereka makan sebelum Daniah masuk ke rumah ini.

“ Pindah kursimu Jen!” Saga menatap adiknya.

Jenika adik ipar pertama terperanjak. Dia menatap Daniah

penuh kebencian.

“ Baik kak.”

Dia bangun, lalu menyenggol Sofia agar pindah ke kursi sebelahnya

lagi. Daniah duduk di samping suaminya. Dia tahu kenapa dia duduk di sini, tentu

saja untuk berperan menjadi istri laki-laki di hadapannya ini.

Daniah meletakan dua potong sanwich sayuran dan telur di

atas piring di hadapan suaminya.

“ Silahkan dimakan suami ku.”

Daniah melihat semua orang menatapnya merinding dan penuh

kebencian. Bagaimana wanita gila ini berani bicara seperti itu. Seperti itulah

yang terbaca di wajah mereka.

“ Saga, apa kamu mau pergi ke kantor hari ini?”

“ Ia.” Saga makan sanwich sebelumnya dia meminum jus jeruk

di sampingnya.

“ Kenapa tidak libur sehari, kamu kan baru sehari menikah.”

“ Aku tidak punya waktu bu, banyak hal yang harus ku kerjakan.”

“ Baiklah nak, ibu tahu kamu sangat sibuk. Makanlah.”

Semua membisu setelahnya. Daniah menghabiskan makannya tanpa

ingin melihat orang-orang disekitarnya. Biarlah, ia dianggap tak terlihat. Itu

akan menyelamatkan kehidupannya, hari-hari masih sangat panjang. Tidak tahu

sampai kapan ia akan berada di rumah ini.

Setelah selesai sarapan, Saga sudah mau berangkat. Mobil

sudah siap, seorang sopir membuka pintu dan berdiri di samping pintu. Sekertaris

Han juga sudah berdiri dekat mobil. Dia memungkukkan kepala dan mengucapkan

selamat pagi pada Saga dan Daniah. Hanya Daniah yang menjawab sapaan itu.

“ Maaf Tuan saga.”

“ Kenapa?”

“ Hari ini saya juga akan kembali bekerja seperti biasa.”

“ Terserah, aku tidak perduli dengan apa yang kamu lakukan. Aku sudah pernah mengatakannyakan.”

“ Eh iya.”

“ Yang harus kamu lakukan hanya pastikan sudah ada di rumah

sebelum aku kembali. Karena kau harus menjalankan tugas mu sebagai istri ku.”

“ Ba, baik Tuan.”

Saga masuk ke dalam mobil. Sopir pun sudah beranjak masuk

mengikutinya. Sekertaris Han juga akan masuk, namun Daniah memanggilnya.

“ Permisi sekertaris Han, apa saya bisa minta no telfon anda.” Dia terlihat berfikir. “ Bolehkah saya mengirimkan pesan untuk menanyakan jam

berapa suami saya kembali ke rumah. Agar saya tidak melakukan kesalahan.”

Sekertaris Han mengeluarkan dompetnya, menyerahkan selembar

kartu nama.

“ Nona bisa menghubungi saya di nomor ini.”

“ Ah, terimakasih.”

“ Jangan sungkan kepada saya nona, saya hanya pelayan tuan

muda dan nona termasuk majikan saya.”

Eh, dia menunduk sopan kepada Daniah sebelum masuk ke dalam

mobil.

Saga menoleh tadi, saat melihat istrinya bicara dengan

sekertaris Han. Tapi apa yang dibicarakan mereka ia tidak bisa mendengar.

BERSAMBUNG...................