Chapter 14 Bekerja

Setelah berganti pakaian dengan baju sehari-hari yang

biasanya Daniah pakai ia bergegas keluar dari kamar. Dia sudah memesan ojek

online tadi. Menuruni tangga sambil membawa tas ransel yang selalu ia pakai.

Penampilannya sangat berbeda dari tadi pagi saat Saga ada di rumah.

“ Wah, wah, mau kemana kamu dengan pakaian gembel seperti itu?”

Ibu mertua ada di bawah tangga, beserta kedua putrinya.

Daniah benar-benar ingin mengacuhkan mereka, toh bersikap manis di hadapan

suaminya sudah menguras semua energi. Kenapa ia harus berpura-pura lagi di

di depan mereka.

“ Saya mau bekerja bu, suami saya mengizinkan saya bekerja seperti biasa.” Daniah berhenti sebentar, meladeni mereka bertiga.

“ Bekerja, haha, memang apa pekerjaan mu?” kata-kata penuh dengan penghinaan dari adik ipar.

“ Saya membuka toko  pakaian online.”

“ Haha, toko online, pasti jualannya baju-baju murahan

seperti yang kamu pakai sekarang kan? Kamu tahu, kamu bisa memalukan kakak.”

Adik ipar menatap sebal, ini juga pasti gara-gara dia harus pindah duduk waktu

makan tadi.

“ Adik ipar, bukankah tidak ada yang tahu kalau saya

istrinya suami saya Saga Rahardian Wijaya, jadi jangan kuatir saya tidak akan

mempermalukan siapa-siapa. Dan saya akan kembali sebelum suami saya pulang.”

Kumohon berhentilah menggangu ku wahai wanita penghuni rumah

ini, lakukan saja pekerjaan kalian, mari hidup dengan tenang dan jangan saling

menggangu.

“ Kamu tidak perlu bekerja lagi, memang berapa uang yang

kamu hasilkan hah! Uang bulanan yang diberikan Saga pasti lima kali lipat

besarnya dari omset penjualan mu kan.” Ibu mertua sudah ingin menarik tangan

menantunya. “ Kamu cukup tinggal di rumah, menunggu Saga pulang.”

“ Maaf bu, tapi suami saya sudah mengizinkan. Ibu bisa

menanyakannya langsung padanya kalau tidak percaya.”

“ Kau!” Daniah tahu, ibu mertua atau dua adik iparnya ini

tidak akan berani menanyakannya pada Saga. Dia tahu, hidup ketiga wanita ini

juga tidaklah mudah.

Dari luar kepala pelayan masuk.

“ Nona, sudah ada ojek online yang menunggu ada di depan.”

“ Baik pak Mun, katakan sebentar lagi saya keluar.” Daniah

lalu menundukan kepalnya hormat pada ibu mertuanya. “ Saya permisi bu.”

“ Apa! Ojek online, kamu bahkan naik ojek. Benar-benar wanita kampungan.”

Daniah tidak mendengarkan ketiga wanita itu masih ribut

memakinya.

“ Nona kenapa anda naik ojek, di rumah ini ada mobil yang bisa anda pakai mengantarkan anda ke mana pun.”

“ Tidak apa-apa pak Mun.” Daniah menepuk bahu lelaki itu,

pelayannya terperanjak. “ Saya sudah biasa naik ojek.” Daniah berjalan cepat

menuju drivernya menunggu. “ Maaf mas menunggu ya, ayo kita berangkat.”

Driver ojek itu memandang rumah dimana penumpangnya keluar,

ada mobil juga yang terlihat berjejer. Orang kaya memang susah dimengerti

gumamnya, padahal mobilnya banyak begitu, tapi masih memilih naik ojek.

Dalam perjalanannya Daniah menghabiskan waktu dengan

berfikir. Ia membisu, tidak ada pembicaran apa-apa dengan driver yang fokus

membawa motornya.

Lakukan tugasmu sebagai seorang istri tanpa bicara. Apa dia

sedang mencari pelayan untuk melayaninya. Tapi di rumah ada banyak pelayan

wanita, dan anehnya kenapa mereka cantik-cantik juga. Haha, kalau hanya pelayan

cantik pasti dia bisa memilih salah satu dari mereka. Para pelayan itu pati

akan bersuka cita, seperti mendapat berkah dari langit. Tapi, tapi kenapa dia

memilih aku, memilih menikah dengan ku.

Dari semua perkataan adik ipar dan ibu jelas-jelas

mengatakan aku tidak selevel. Aku itu kampungan, ya aku memang agak kampungan

juga si, dari segi manapun. Haha, aku juga sadar kok tanpa perlu dicela

sekali pun. Jadi kenapa aku dipilih Tuan Saga untuk menikah dengannya.

Apa karena aku terlihat bodoh. Aku gak bodoh juga kali. Apa

karena aku terlihat penurut dan patuh, kalau tidak demi keluarga ku mana mungkin

juga aku sepatuh ini. Kalau tidak memikirkan mereka aku mungkin sudah lari atau

melemparkan sepatu ke wajahnya. Dia tidak punya tangan apa sampai minum saja

harus ku layani.

Daniah terkejut saat motor tenyata sudah berhenti, di depan

ruko toko onlinenya.

“ Mbak sudah sampai.” Driver ojek memberikan info.

“ Hah! Maaf ya mas saya melamun.”

Daniah menyerahkan selembar uang.

“ Kembaliannya mbak.”

“ Buat mas aja, makasih ya.”

Daniah baru berjalan menuju ruko, dia terkejut saat seseorang muncul dari pintu kaca. Dia terlihat muram. Wajah laki-laki itu terlihat lesu.

“ Kak Niah!” Panggilnya pelan.

BERSAMBUNG........................