Chapter 398 episode 397 (S2)

" Terus bagiamana cara menutupi punggungku." Ucap Menik.

Kevin sedang berpikir cara menutup bagian belakang Menik. Tapi wanita itu sudah berlari ke kamar dan kemudian kembali dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia menyerahkan kepada Kevin.

" Untuk apa ini." Ucap Kevin bingung. Menik menyerahkan sebuah spidol kepada Kevin.

" Tolong tulis di punggungku."

" Tulis apa." Tanya Kevin bingung.

" Bukan sundel bolong." Ucap Menik.

" Apa!" Kevin menggaruk kepalanya. Menik walaupun sudah menjadi seorang model tapi masih tetap polos.

" Iya, dengan begitu tidak ada yang melihat punggungku." Ucap Menik.

Bima mendengarkan percakapan kakaknya dengan Kevin. Dia merasa jengah dengan keduanya.

" Tidak usah pergi." Ucap Bima sambil berlalu meninggalkan keduanya yang sibuk dengan gaun.

Kevin dan Menik melihat kearah Bima.

" Ya sudah aku tidak usah ikut. Kamu pergi sendiri saja." Ucap Menik.

" Pokoknya kamu harus ikut." Kevin memikirkan cara agar punggung Menik tertutup.

" Lepaskan gulungan rambutmu." Ucap Kevin.

" Tapi aku sudah menyiapkan rambut ini selama satu jam." Rengek Menik.

" Sudah lepaskan saja. Kamu lebih cantik dengan rambut tergerai."

" Tapi kalau rambutku di gerai akan seperti naruto." Karena rambut Menik sedikit ikal, jadi jika di gerai akan terlihat berantakan. Beda halnya kalau rambutnya lurus seperti linggis pasti jika dibiarkan tergerai akan tetap rapi.

" Biarkan, mau rambutmu seperti naruto atau seperti ninja hatori yang penting aku tetap cinta sama kamu." Wajah Menik langsung merona merah, entah kenapa jika di rayu Kevin wajahnya langsung merona biru.

Menik melepaskan gulungan rambutnya. Dan membalikkan badannya tepat kehadapan Kevin.

" Bagaimana." Tanya Menik.

" Masih ada ventilasinya." Gaun yang di kenakan Menik bagian belakangnya terbuka cukup panjang kira-kira sampai pinggang terbukanya. Jadi rambutnya masih belum bisa menutupi punggungnya yang terbuka.

" Terus bagaimana?" Ucap Menik.

" Hemmm, kamu ada jaket?" Ucap Kevin.

" Ada, tapi punya bima." Menik berjalan mendekati sofa, kebetulan jaket Bima masih tergeletak di atas sofa, dia mengambil jaket adiknya."

" Pakai." Perintah Kevin.

" Hah!" Menik bingung.

" Tapi gaun dan jaket tidak cocok jika di padu padankan dengan jaket." Ucap Menik komplain.

" Sudah pakai saja, aku tidak mau punggungmu di tonton orang banyak."

Dengan berat hati Menik mengikuti kemauan Kevin. Mereka sudah berada di dalam mobil dan langsung menuju tempat resepsi. Dalam beberapa menit mobil sudah sampai. Kevin memarkirkan mobilnya. Tapi keduanya belum turun dari mobil.

" Apa kita hanya duduk di mobil saja." Tanya Menik.

Kevin mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Zira.

" Kamu menghubungi siapa." Tanya Menik.

" Nona Zira." Panggilan terhubung.

" Ya halo Vin, kamu di mana?" Ucap Zira.

" Kami di parkiran." Jawab Kevin.

" Ngapain kamu di sana? Kamu mau jadi tukang parkir." Ucap Zira.

" Bisa nona datang ke parkiran." Ucap Kevin.

" Untuk apa." Tanya Zira bingung.

" Nanti nona akan tau." Kemudian panggilan terputus.

Di dalam gedung Ziko berdiri di samping istrinya, dia mendengarkan pembicaraan antara Zira dan Kevin.

" Ngapain dia menghubungimu." Tanya Ziko.

" Kita di panggil Kevin ke parkiran sepertinya dia sedang dalam masalah." Zira menarik tangan suaminya dan mereka keluar dari gedung menuju parkiran. Mereka mencari keberadaan mobil Kevin.

" Itu mobilnya." Tunjuk Ziko. Keduanya berjalan kearah mobil Kevin, ketika sampai di dekat mobil. Ziko langsung mengetuk jendela mobil asistennya. Kevin langsung keluar begitupun dengan Menik juga ikut keluar dari dalam mobil.

" Ada apa Vin. Apa kamu ada masalah." Tanya Ziko.

" Tidak tuan, saya mau minta bantuan kepada nona Zira mengenai penampilan Menik." Ucap Kevin sambil melambaikan tangannya kearah Menik. Wanita itu langsung datang mendekatinya. Zira yang melihat penampilan Menik langsung angkat bicara.

" Menik sakit." Tanya Zira.

" Tidak nona." Jawab Menik.

" Tapi kenapa penampilan kamu seperti orang demam." Ucap Zira.

" Itu penyebabnya, nona merancang gaun sundel bolong." Ucap Kevin protes.

" Hahahaha." Zira sudah paham arah pembicaraan Kevin.

" Kan sebelumnya aku sudah tanya ke kamu. Dan kamu jawab yakin. Ya sudah jadi bukan salahku dong." Ucap Zira dengan gelak tawanya.

" Sudahlah masuk saja. Aku lapar." Ucap Ziko.

" Tapi tidak mungkin Menik masuk dengan memakai jaket, nanti di pikir tamu undangan Menik tukang ojek." Ucap Zira.

" Ya sudah buka jaketnya." Ucap Ziko santai.

" Tidak boleh, nanti tuan dan semua pria yang ada di dalam gedung itu melihat punggung Menik." Ucap Kevin khawatir.

" Hahaha." Sekarang Ziko yang tertawa.

" Kenapa tuan tertawa? Apa perkataan saya ada yang lucu." Tanya Kevin bingung.

" Yang lucu itu kamu. Kamu belum masuk ke dalam gedung itu. Coba kamu lihat kedalam gedung dan perhatikan bagaimana fashion tamu undangan khususnya para wanita. Kamu akan kaget kalau melihat di dalam. Di sana masih banyak yang lebih seksi dari si Menik. Malah ada yang pakai seperti bikini." Ucap Ziko mengada-ngada.

" Ah yang benar." Ucap Kevin penuh rasa curiga.

" Benar Vin, malah ada yang pakai basahan kesana." Ucap Zira ngarang indah.

Entah kenapa kalau Zira yang berbicara Kevin langsung percaya. Dengan berat hati dia memerintahkan Menik membuka jaket hitam itu.

" Nah seperti itu baru cantik." Puji Zira.

Mereka jalan bersama masuk ke dalam gedung resepsi. Di dalam gedung sudah banyak tamu undangan, mereka dari kalangan menengah keatas dan untuk tamu undangan khusus wanita kebanyakan mengenakan gaun yang super seksi.

" Nah Vin, coba kamu perhatikan semua wanita mengenakan gaun yang seksi, jadi enggak usah takut, bukan hanya Menik yang di lirik tapi semua wanita jadi bahan lirikan para pria." Ucap Zira.

Di atas panggung terlihat Fiko dan Vita sedang duduk di atas pelaminan. Pengantin wanita mengenakan gaun pengantin berwarna putih dan pengantin pria mengenakan jas berwarna grey.

" Mereka serasi ya." Bisik Zira ke telinga suaminya.

" Iya, mereka berdua terlihat bahagia." Ucap Ziko.

" Aku lapar." Ucap Ziko.

Mereka berempat memilih menikmati makanan yang di sajikan di meja prasmanan. Ada beraneka ragam makanan di sana. Semuanya makanan nusantara. Makanan itu sengaja di buat untuk mengobati rasa rindu para tamu undangan akan cita rasa makanan nusantara.

Pelayan hilir mudik di tengah-tengah para tamu undangan mereka membawa nampan yang berbentuk lingkaran dan di atasnya ada beraneka ragam minuman dingin.

Ada sosok yang memperhatikan kemesraan Ziko dan Zira. Sosok itu sangat iri akan kemesraan suami istri itu. Sosok itu berperan sebagai pelayan, dia wara wiri membawa minuman dan dia sengaja meninggalkan satu minuman di atas nampannya dan itu di peruntukkan untuk Zira.

" Silahkan nona." Ucap pelayan.

Zira ingin mengambil minuman itu tapi tiba-tiba ada yang mengambil duluan. Pelayan tadi terkejut karena minuman yang seharusnya untuk Zira di minum orang lain.

Tiba-tiba ada seseorang yang jatuh. Tamu undangan berteriak histeris. Ziko dan Zira mencoba melihat kerumunan itu.

" Sayang itu pria yang mengambil minumanku. Dan di tangannya ada gelas minuman." Ucap Zira berbisik.

Kevin mencoba mendekati pria yang jatuh itu. Dan dia memegang denyut nadi pria itu. Kevin menggelengkan kepalanya.

" Apa!" Ziko dan Zira melihat sekeliling gedung.

Acara resepsi pernikahan Fiko dan Vita berantakan, pria yang menyambar minuman tadi mati seketika.

" Ada yang ingin meracuni mu." Ucap Ziko berbisik

Kevin dan Ziko langsung menjaga Zira dengan membentangkan tangannya.

" Tuan itu pelayan tadi." Ucap Kevin menunjuk kearah pelayan yang sedang berjalan terburu-buru.

" Jaga istriku."

" Tapi tuan." Kevin ingin ikut dengan Ziko tapi nyawa Zira juga sedang terancam.

" Sayang aku ikut." Ucap Zira.

" Enggak! Kamu ikut dengan Kevin jauhi keramaian, aku harus mengejar pelayan itu." Ucap Ziko sudah mengikuti pelayan itu.

Kevin membawa Menik dan Zira ke tempat yang jauh dari keramaian. Pihak gedung tidak mengizinkan siapapun keluar dari gedung sampai polisi datang. Acara pesta itu berubah jadi acara yang menakutkan, semua takut akan di racuni. Pihak Fiko dan Vita merasa bersalah dan bersedih. Seharusnya hari ini jadi hari kebahagian buat mereka. Tapi malah bencana yang mereka dapat.

" Like, komen dan vote ya terima kasih."

Ig. anita_rachman83