Chapter 396 episode 395 (S2)

Kevin sudah kembali dari kamar mandi, wajahnya terlihat pucat.

" Mabok loh?" Ejek Ziko.

" Ho oh." Jawab Kevin sambil menjatuhkan badannya keatas sofa.

" Mabok apa?" Goda Ziko lagi.

" Mabok taik gigi." Celetuk Zira.

" Buahahaha." Ziko tertawa terpingkal-pingkal. Kevin mendengar kata itu langsung masuk ke kamar mandi. Dia muntah kembali.

" Sayang, nanti kalau gara-gara kita, si Kevin trauma bagaimana." Ucap Ziko di selingi gelak tawanya.

" Enggaklah, mana ada harimau nolak bangkai." Jawab Zira cepat.

" Maksud kamu."

" Mana ada pria menolak seorang wanita. Apalagi Menik, aku yakin pasti trauma si Kevin langsung hilang ketika melihat istrinya memakai lingerie. Pasti dia bakalan ngences."

" Tapi kalau seandainya dia masih trauma bagaimana?"

" Kita bawa ke dokter boy koh." Ucap Zira.

Kevin kembali ke dalam ruangan bosnya, dia terlihat pucat.

" Tolong jangan membicarakan hal itu lagi. Saya mohon." Ucap Kevin lemas.

" Iya, iya." Ucap Zira.

Ada rasa kasihan melihat Kevin pucat seperti itu. Dia mengangkat telepon yang ada di meja kerja suaminya. Dan menghubungi pantry, dia memesan teh untuk Kevin.

Dalam beberapa menit seorang office girl sudah datang dengan membawa nampan yang di atasnya ada segelas teh hangat.

" Letakkan saja di meja." Ucap Zira

Office girl itu meletakkan gelas tersebut ke atas meja sesuai dengan perintah Zira. Kemudian wanita itu kembali ke pantry.

" Minum tehnya." Ucap Zira.

Kevin langsung meminum teh itu.

" Kamu itu harus kuat baru begitu saja sudah lemas. Belum kalau kamu ikut mabuk seperti aku." Ucap Ziko.

" Mabuk apa." Tanya Zira.

" Mabuk-mabuk judi." Ziko bernyanyi.

Zira langsung melotot.

" Enggak sayang, aku tidak berjudi. Maksudku mabuk karena kamu hamil."

" Iya Vin, mabuk karena hamil itu enggak enak banget. Kamu itu harus kuat. Jangan karena membicarakan kata ta." Zira berhenti dengan kalimatnya. Hampir saja dia mengucapkan kata taik gigi lagi.

" Mungkin kalau mabuk karena istiri hamil saya masih kuat. Tapi membayangkan yang tadi malam itu saya mual."

" Makanya jangan di bayangkan cukup di resapi, anggap aja semuanya coklat." Ucap Ziko.

Kevin langsung mengerutkan dahinya. Terlihat kalau dia serasa mual.

Prok, Zira memukul lengan suaminya.

" Aw ringan sekali tanganmu." Gerutu Ziko.

" Lihat tuh, si Kevin mukanya udah jelek lagi."

" Jelek lagi? Memangnya dia dulu ganteng." Tanya Ziko.

" Ganteng lah." Timpal Kevin.

" Wuis yang mabuk udah sadar." Ucap Zira dan Ziko bersamaan sambil melihat kearah Kevin.

" Ganteng dari mananya." Ucap Ziko.

" Ya Vin, aku perhatikan kenapa wajah kamu ada kacang tanahnya. Biasanya wajah kamu mulus seperti jalan tol. Kenapa banyak kacang demo di wajahmu." Ejek Zira.

" Kacang?" Kevin memegang dahinya ada beberapa benjolan di dahinya.

" Ini jerawat cinta nona, bukan kacang. Kalau kacang pasti sudah saya buat kacang tojin." Ucap Kevin.

" Ngomong-ngomong soal cinta. Seberapa gregetnya kamu karena cinta." Tanya Zira.

" Kemaren saya antar Menik pulang." Ucap Kevin semangat.

" Asik." Ucap Zira dan Ziko bersamaan.

" Eh bukannya pulang malah lidah saya ngabuburit." Ucap Kevin.

" Ngabuburit taik gigi." Ucap Zira dan Ziko kompak sambil tertawa terbahak-bahak.

" Tuan, kalau masih ngomongin itu lagi saya muntah di sini." Ancam Kevin.

" Muntahkan saja. Nanti kamu juga yang bersihkan muntahan mu." Ucap Ziko.

Kevin mencoba mengalihkan pembicaraan, agar dia tidak jadi bahan kejahilan dua majikannya.

" Nanti malam berangkat jam berapa." Tanya Kevin.

" Berangkat kemana?" Ucap Zira.

" Oh iya, nanti malam resepsi pernikahan Vita." Ucap Ziko.

" Wah hampir saja kita melewatkan momen bahagia itu." Ucap Zira.

" Kamu datang dengan Menik." Tanya Zira.

" Mungkin nona."

" Kok mungkin." Tanya Zira.

" Saya belum memberitahukan hal ini kepadanya." Ucap Kevin.

" Kenapa? Apa kamu ada masalah dengannya. Tapi sepertinya kalian tidak ada masalah soalnya dari ceritamu, kalau lidahmu baru ngabuburit jadi tidak mungkin terjadi masalah." Ucap Zira.

" Bukan dengan Menik masalahnya, tapi adiknya Bima." Ucap Kevin.

" Oh." Zira hanya menjawab singkat.

" Pasti adiknya tidak setuju." Tebak Ziko.

Kevin menganggukkan kepalanya.

" Semangat Vin, nyali mu jangan menciut seperti itu." Ucap Zira memberi semangat.

" Kami bingung restu dari kedua orang tua saya sudah di dapat. Tapi restu dari Bima belum dapat." Ucap Kevin curhat.

" Pepet terus Vin, kalau perlu tunjukkan kalau kamu itu tulus dengan Menik." Ucap Zira.

" Bagaimana caranya." Tanya Kevin.

" Sayang ajarkan." Perintah Zira.

" Aku!" Ziko menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.

Zira mengangguk.

" Kamu kan tau kalau aku bukan tipe pria yang ramah. Malah bisa di bilang tipe pria yang garang. Tapi kalau aku jadi kamu, aku kawin lari saja." Ucap Ziko.

" Capek dong." Ucap Zira.

" Ya udah kawin ojek." Ucap Ziko asal.

" Tidak bisa seperti itu tuan. Wali nikah tetap Bima tidak bisa yang lain. Kecuali kalau Bima tidak ada bisa di gantikan sama wali hakim." Ucap Kevin menjelaskan.

" Ya sudah racun saja dia pakai racun tikus." Ucap Ziko asal.

" Sayang!" Zira merapatkan giginya.

" Bercanda sayang, kamu kalau merapatkan gigi seperti itu mirip banget dengan salah satu murid aquaman."

" Murid yang mana?"

" Baby shark dodododo baby shark." Ziko bernyanyi lagi.

Zira hanya melirik suaminya tanpa menyambut candaan suaminya. Dia menoleh kearah Kevin.

" Coba mendekatkan diri kepadanya. Mana tau hatinya terbuka."

Kevin mendengarkan dengan seksama.

" Kamu bisa memberikan perhatian kepada keduanya. Contoh dengan sering mengirim makanan kepada mereka. Atau apalah yang membuat Bima merasa tersentuh."

" Atau begini Vin, aku ada ide. Bagaimana kalau kamu menyuruh orang untuk mencegat si Bima, buat adegan seperti perampokan dan kamu tiba-tiba datang sebagai superhero nya." Ucap Ziko.

" Kalau perlu pakai kostum dari sarung, seperti super deg deg." Ucap Ziko

" Jangan Vin, itu tidak baik. Jangan ikuti ide konyol suamiku. Nanti kalau si Bima tau kamu yang mengirim perampok itu, bisa-bisa dia tambah benci ke kamu. Lakukanlah hal-hal yang wajar."

" Baik nona." Ucap Kevin. Kemudian dia pergi meninggalkan ruangan bosnya dan kembali ke ruangannya.

Sesampai di ruangannya, dia menghubungi nomor ponsel Menik. Panggilan terhubung.

" Halo." Ucap Menik.

" Nanti malam aku ada undangan resepsi ke pernikahan. Aku harap kamu mau ikut bersamaku." Ucap Kevin.

" Pesta? Tapi aku belum pernah ke acara pesta orang kaya." Ucap Menik ragu.

" Menik, tidak ada namanya pesta orang kaya, semua pesta sama saja." Ucap Kevin.

" Ada perbedaanya kalau pesta orang kaya di lakukan di gedung dan tamu undangan kebanyakan dari kaum elite. Kalau pesta rakyat jelata seperti kami di adakan di gang sempit kadang di lapangan. Dan tamu undangan hanya dari kalangan kelas menengah kebawah." Ucap Menik minder.

" Nik jangan seperti itu, kenapa kamu harus minder. Jangan membandingkan status sosial orang. Semua manusia derajatnya sama." Ucap Kevin. Dia berusaha untuk membujuk Menik agar tidak minder.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."

Ig. anita_rachman83