Chapter 395 episode 394 (S2)

Sepasang suami istri itu menandatangani kontrak kerjasama. Di saksikan tim alpha dan Kevin.

" Sayang kenapa kita seperti baru menikah ya?" Ucap Ziko.

" Maksud kamu apa?" Ucap Zira bingung.

" Dulu, kita pernah melakukan hal yang sama yaitu menandatangani buku nikah dan surat-surat dari KUA, sekarang sama, cuma bedanya ini kontrak kerjasama, dan di saksikan tim kamu dan Kevin." Ucap Ziko mengingatkan kembali kenangan yang dulu.

Zira hanya nyengir tanpa bicara.

" Baiklah karena keduanya telah menandatangani kontrak kerjasama. Apa ada yang mau di tanyakan." Ucap Katherene.

Ziko dan Kevin mengangkat tangannya secara bersamaan.

" Ya silahkan." Ucap Katherene.

" Apa pada saat liburan kamu sudah bekerja di tim Alpha." Tanya Kevin.

Katherene tersenyum.

" Vin, Vin anak sd juga sudah tau jawabannya. Pasti dia sudah bekerja di alpha corporate. Ya kan?" Ucap Ziko.

" Iya tuan." Jawab Katherene singkat.

" Begini pertanyaan yang harus kamu tanyakan. Apa kamu mempunyai pekerjaan sampingan jadi model." Ucap Ziko.

Katherene tersenyum lagi.

" Maaf tuan, saya bukan seorang model. Saya sudah lama bekerja dengan keluarga Amrin. Dan kedatangan saya kesini bukan hanya untuk liburan. Tapi untuk mempersiapkan kontrak kerjasama tim kami dan tim anda. Dan semua rencana ini sudah di susun matang oleh istri anda nona Zira." Ucap Katherene menjelaskan.

Kedua pria itu menoleh kearah Zira secara bersamaan sambil menepuk tangannya.

" Ternyata kamu hebat dalam menyusun strategi. Apa dulu kamu pernah bekerja di satuan kepolisian?" Ucap Ziko.

Zira tersenyum.

" Nona, saya curiga apa ada keterlibatan perusahaan anda dengan turunnya nilai saham tuan Sultan." Tanya Kevin.

" Iya." Ucap Zira.

" Kamu lihat dua orang pria yang duduk di pojok. Mereka adalah sebagian kecil dari ahli komputerku. Perusahaanmu sudah di hack oleh tuan Sultan. Dan aku membalasnya dengan mengobrak-abrik perusahaannya." Ucap Zira.

Ziko dan Kevin manggut.

" Jangan-jangan kekayaanmu hasil curang." Ucap Ziko.

" Katherene jelaskan." Perintah Zira.

Wanita indo bule itu menjelaskan secara rinci.

" Kekayaan nona Zira sudah ada dari jaman moyangnya. Jadi sebelum ada teknologi yang namanya komputer perusahaan Alpha corporate sudah berdiri. Cuma belum sebesar seperti sekarang. Alpha corporate menjadi besar semenjak Eyang Amrin pegang. Dan menjadi lima terbesar di Asia seperti sekarang ini juga karena istri anda." Ucap Katherene menjelaskan.

" Jangan di besar-besarkan. Alpha corporate bisa berdiri seperti sekarang karena kalian semua. Kalian tim yang saya unggulkan, semua karena jasa kalian." Ucap Zira memuji timnya.

" Baiklah sesuai kesepakatan kalau alpha corporate menanamkan sahamnya sebesar lima puluh persen, dengan arti kepemilikan nona Zira pada perusahaan tuan muda yang ada di luar negeri sama dengan tuan." Ucap Katherene.

" Ya sudahlah, apa perlu semuanya aku serahkan ke kamu sayang." Ucap Ziko.

" Maksudnya?" Ucap Zira bingung.

" Perusahaanku di ambil alih oleh alpha coroporate. Kalian buat besar dan sukses perusahaanku. Mana tau aku bisa menyaingimu dengan menjadi orang nomor empat di asia." Ucap Ziko sambil tersenyum menyeringai.

" Jangan bercanda ya, perusahaan itu bukan hanya tanggung jawabku sendiri tapi tanggung jawab kamu. Jangan serahkan semua tanggung jawab ke alpha corporate." Ucap Zira.

" Iya sayang aku tau, tapi apa salahnya tim alpha membantu untuk memajukan perusahaanku." Ucap Ziko.

" Tentu tuan, kita akan bersama-sama bangkit kembali untuk membangun perusahaan anda yang sedang terpuruk." Timpal Kateherene.

" Bisa tidak kata terpuruknya tidak terlalu di tekan, kesannya hancur banget perusahaanku." Protes Ziko.

Mendengar protesnya Ziko semua yang ada di ruang meeting tertawa . Setelah kesepakatan itu. Tim alpha pergi meninggalkan gedung Raharsya group. Tinggal Ziko, Zira dan Kevin yang masih berdiam diri di ruang meeting.

Kedua pria itu melihat Zira penuh selidik.

" Kenapa kalian melihatku seperti itu?" Ucap Zira.

" Aku heran denganmu. Kenapa kamu tidak langsung bilang saja kepadaku kalau alpha corporate punyamu." Gerutu Ziko.

" Kan, kamu sendiri yang bilang kalau perusahaanku hanya lintas ibu kota bukan lintas dunia. Kalau aku bilang alpha corporate punyaku apa kamu percaya? Tentu tidak kan?" Ucap Zira.

Ziko menggelengkan kepalanya.

" Nah, makanya aku tidak mau memberitahukanmu." Ucap Zira.

" Tapi kenapa pada saat di rumah kamu tidak mau aku suruh ikut melobi alpha corporate?" Ucap Ziko lagi.

" Oh, itu memang taktik ku, agar tidak terbaca olehmu. Dan aku juga mengetesmu."

" Tes apa?"

" Tes kegenitannmu. Dan ternyata kamu memang rada genit. Untung kemaren aku naik meja." Ucap Zira.

" Iya sayang, melihatmu naik keatas meja aku sudah takut. Takut karena melihat kemurkaan ibu Thanos." Ejek Ziko.

Kevin dan Ziko tertawa.

" Cukup, apa mau aku naik ke atas meja lagi." Ancam Zira.

" Jangan sayang, kamu menggunakan rok, nanti si Kevin bisa melihat isi dalam rokmu." Ucap Ziko.

Ketiganya beranjak dari kursi dan jalan beriringan keluar dari meeting room menuju ruang kerja Ziko.

Sambil berjalan Kevin mencoba bertanya kepada Zira.

" Nona, apa pakaian tim alpha semuanya berwarna hitam." Tanya Kevin.

" Enggak." Jawab Zira singkat.

" Tapi kenapa mereka kesini mengenakan pakaian yang berwarna sama dan memakai kacamata hitam. Dan Untungnya mereka tidak membawa payung hitam. Kalau mereka membawa payung lengkaplah sudah." Ucap Kevin.

" Lengkap apanya." Tanya Ziko dan Zira bersamaan.

" Lengkap seperti ke pemakaman." Ucap Kevin.

" Hahahah." Ziko dan Zira tertawa bersama-sama.

" Kalau kaca mata hitam itu memang sengaja aku suruh mereka semua memakainya. Agar kalian tidak mengenali Katherene. Aku sudah memerintahkan Katherene untuk menahan mereka agar membuka kaca mata setelah kedatanganku." Ucap Zira.

" Lalu pakaian hitam itu?" Timpal Ziko.

" Mengenai pakaian serba hitam aku tidak ada memerintahkan seperti itu. Mungkin mereka berinisiatif sendiri memakai pakaian serba hitam agar serasi dengan kaca mata hitam mereka." Ucap Zira.

Mereka sudah sampai di dalam ruangan presiden direktur.

" Untung mereka tidak hitam." Ucap Ziko.

" Memangnya kenapa kalau hitam." Tanya Zira.

" Takutlah, apa kamu bisa membayangkan kalau hanya gigi dan matanya yang terlihat." Ucap Ziko

" Menurutku tidak masalah kalau mereka berkulit hitam asalkan giginya putih. Tapi kalau giginya kuning itu yang jadi masalah." Ucap Zira.

" Maaf tuan dan nona, bisa tidak kalau tidak membahas masalah gigi. Saya serasa mual mendengarnya." Ucap Kevin.

" Buahahaha." Ziko tertawa senang sedangkan Zira masih bingung.

" Memangnya kenapa dengan gigimu? Apa kamu sakit gigi." Ucap Zira bingung.

" Bukan sayang, si Kevin baru nelan taik gigi kemaren malam, buahahaha." Ziko tertawa terpingkal-pingkal.

Kevin langsung mual, dia langsung masuk ke dalam kamar mandi bosnya.

" Kenapa dengan Kevin? Dia seperti jijik dengan taik giginya." Tanya Zira.

" Bukan taik giginya tapi Menik punya, buahahaha." Ziko tertawa lagi.

" Sepertinya Menik enggak sejorok itu, kamu menjahili Kevin ya?" Ucap Zira.

" Iya, kemaren dia baru mendapatkan vitamin c dari si Menik." Ucap Ziko.

" Mendapatkan atau nyosor duluan." Tanya Zira.

" Entah."

" Ah pasti dia nyosor duluan."

" Kok bisa kamu berpikir seperti itu."

" Kamu kan selalu nyosor bibirku dan semua di saksikan Kevin, dengan otomatis kamu mengajarkannya. Untung kamu tidak mencumbuiku di depannya." Ucap Zira.

" Like, komen dan vote yang banyak ya, terimakasih."

Ig: anita_rachman83