Chapter 389 episode 388 (S2)

Keesokan harinya, Kevin sudah berada lebih awal di rumah bosnya. Dia datang ketika pemilik rumah masih tidur di kamarnya. Waktu terus bergerak, tapi pasangan suami istri itu belum kunjung keluar kamar. Dia sudah minum tiga gelas kopi, tapi belum juga ada tanda-tanda sepasang suami istri itu.

" Lamanya." Gerutu Kevin sambil melihat jam tangannya.

Tidak berapa lama sepasang suami istri itu keluar dengan rambut yang basah. Ziko sudah mengenakan seragamnya tapi rambutnya masih basah.

" Kehujanan bos." Ejek Kevin.

" Bukan kehujanan tapi bocor." Jawab Ziko.

Ziko duduk di kursinya dan disampingnya ada Zira.

" Apa jam di kamar tuan mati." Tanya Kevin.

" Enggak kok." Zira yang menjawab.

" Oh saya kirain mati. Apa tuan dan nona tidak bisa membaca waktu." Sindir Kevin.

" Maksud kamu apa sih." Tanya Zira bingung.

" Saya sudah menghabiskan tiga gelas kopi dan anda berdua baru keluar. Pekerjaan lembur kalian sudah dikerjakan malam hari. Tapi pagi juga di kerjakan, yang menunggu jadi bosan." Gerutu Kevin.

" Wah sudah pintar ngomong kamu." Ucap Ziko.

" Vin, kamu jadi nikah?" Ucap Zira.

" Jadilah." Ucap Kevin semangat.

" Ok."

" Ok saja? Memangnya nona mau mengatakan apa." Tanya Kevin.

" Enggak ada. Aku pernah bilang ke kamu jika kamu menikah, pada saat malam pertama pasukan avengers akan patroli di kamarmu."

" Apa anda serius." Tanya Kevin.

" Seriuslah." Ucap Zira singkat.

" Memangnya apa yang akan di lakukan pasukan avengers di kamarku." Tanya Kevin.

" Mereka akan memastikan kamu tidak bisa mencetak gol." Timpal Ziko.

" Jangan seperti itu tuan. Kalau tuan dan nona mau hujan-hujanan lagi silahkan. Saya akan minta sama bik Inah kopi lagi." Ucap Kevin dengan senyum yang di paksakan.

Zira tersenyum, dia akan merencanakan sesuatu untuk malam pertama Kevin dan Menik. Dia pastikan keduanya akan kesusahan pada saat malam pertama.

" Sudah cukup main hujannya sekarang waktunya kita makan." Ucap Zira menuangkan makanan diatas piring.

Di sela-sela sarapannya. Ziko menanyakan beberapa pekerjaan kepada asistennya. Keduanya berbicara panjang lebar mengenai itu. Zira hanya menyimak dan tidak mau terlibat dalam urusan suaminya.

" Besok alpha corporate akan tiba di tanah air. Rencananya mereka akan langsung berkunjung ke perusahaan kita."

" Jam berapa mereka sampai di tanah air." Tanya Ziko.

" Kemungkinan pagi tuan, tapi mereka datang ke perusahaan kita siang hari." Ucap Kevin.

Ziko menoleh kearah istrinya.

" Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Ucap Zira yang sibuk dengan sarapannya.

" Besok siang kamu ada kegiatan tidak?" Ucap Ziko.

" Enggak ada." Jawab Zira singkat.

" Bagaimana dengan kantinmu, apa besok siang kantinmu di perusahaan kosmetik itu tutup." Sindir Ziko.

" Besok puasa." Jawab Zira singkat.

" Ow gitu, kalau kamu tidak ada acara besok datang ke kantorku." Perintah Ziko.

" Untuk apa." Zira bingung.

" Untuk melobi perusahaan alpha corporate." Ucap Ziko.

" Kenapa harus aku?" Ucap Zira bingung.

" Karena hanya kamu yang bisa melakukannya. Seperti yang dulu, dengan gampang kamu melobi investor dari Jepang. Dan aku yakin pasti jika kamu ikut urusanku cepat beres." Ucap Ziko.

" Enggak mau." Ucap Zira menolak.

" Bantu suami anda nona. Anda pasti lebih berpengalaman di bidang ini. Secara bisnis anda lebih besar dari perusahaan suami anda." Ucap Kevin.

" Siapa yang bilang bisnis istriku lebih besar? Lebih besar punyaku."

" Bagaimana tuan bisa mengatakan seperti itu?"

" Ok, bisnis istriku memang besar di tanah air. Tapi dia tidak punya bisnis di luar negeri." Ucap Ziko sombong.

" Heleh sudah mau bangkrut masih di banggakan." Ejek Zira.

" Hey, enak aja mau bangkrut. Sebenarnya perusahaanku itu tidak bangkrut, kalau si sultan itu tidak main curang pasti para investor tidak menarik sahamnya." Ucap Ziko menjelaskan.

" Ah sama saja, buktinya kalau perusahaan itu, apa namanya Vin?" Ucap Zira.

" Alpha corporate." Ucap Kevin.

" Hah iya, kalau alpha corporate tidak menanamkan saham di perusahaanmu. Pasti kamu sudah gulung lapak." Ucap Zira.

" Kok lapak?" Ziko bingung.

" Ya sudah gulung tikar." Ucap Zira.

" Enggak juga." Ziko masih membanggakan dirinya.

" Tuan, bukannya anda pernah mengatakan kepada saya. Kalau perusahaan kita akan bangkrut. Jadi apa yang di katakan nona Zira benar, semua karena alpha corporate.

" Nah kan? Sudah akui saja kalau kamu belum lihai dalam menangani perusahaanmu." Ejek Zira.

" Iya iya, perusahaanku memang mau bangkrut. Dan sebagai istri yang berbakti kepada suami, aku mau kamu melobi perusahaan itu agar mau menamankan sahamnya sebanyak-banyaknya."

" Tapi kamu bilang aku hanya perusahaan lintas ibu kota, bukan lintas dunia. Bagaimana caranya melobi perusahaan itu." Ucap Zira bingung.

" Kamu hanya melakukan seperti yang kamu lakukan sama investorku dari Jepang."

" Tapi dulu aku hanya mengobrol saja dengan orang Jepang itu, kalau tidak salah ada Koko pada saat itu." Ucap Zira mencoba mengingat yang telah lalu.

" Ya sudah kamu ajak saja ngobrol."

" Kalau hanya mengobrol kamu pun bisa, kenapa harus aku." Ucap Zira.

" Karena kamu membawa keberuntungan sayang." Ucap Ziko meremas tangan istrinya.

" Aw kenapa tanganmu susah sekali di remas." Ucap Ziko bingung.

" Apa kamu tidak suka diremas? Apa mau meremas?" Ucap Ziko.

" Boleh, apa yang mau aku remas. Katakan saja, aku pastikan kalau sudah ku remas akan rusak selamanya."

Ziko bergidik sambil melihat tongkat saktinya. Kevin mengalihkan pembicaraan mengenai yang tadi.

" Tuan apa anda yakin nona Zira yang melobi alpha corporate?"

" Memangnya kenapa?" Ucap Ziko bingung.

" Kalau pemilik perusahaan itu seorang pria dan dia minta nona Zira jadi istrinya bagaimana."

Ziko diam, dia mengingat kejadian pada saat bersama dengan tuan Sultan.

" Ok itu kalau pria, tapi kalau pemiliknya seorang wanita bagaimana?" Ucap Zira dengan membalikkan pertanyaan.

" Kalau dia pria akan aku jadikan abang becak, tapi kalau dia wanita akan, akan." Ziko melihat kearah istrinya.

" Akan apa." Tanya Zira.

" Akan aku jadikan istri kedua." Ucap Ziko asal.

" Apa! Berani-beraninya kamu tambah istri!" Zira melotot.

" Enggak sayang, aku bercanda. Mana mungkin aku menduakan wanita unik seperti kamu." Ucap Ziko memeluk istrinya.

" Lagian mana mau dia samaku."

" Kalau dia mau bagaimana?" Ucap Zira.

" Ya lanjutlah."

" Lanjut kemana." Tanya Zira.

" Kepelaminan." Ucap Ziko.

" Apa!" Zira langsung naik ke atas meja. Dia berdiri dengan memegang pinggangnya.

" Vin, ibunya Thanos lagi marah." Ucap Ziko.

" Benar tuan, kalau nona Zira berdiri di atas situ kita seperti hobbit." Ucap Kevin.

" Kalau kita jadi hobbit, istriku jadi apanya." Tanya Ziko.

" Jadi monsternya." Jawab Kevin.

Zira masih berdiri di atas meja makan dengan berkacak pinggang. Dia menatap suaminya tajam, dia melakukan hal itu karena semenjak bertemu dengan penjaga pantai yang bernama Stefani, suaminya sedikit genit. Jadi menurutnya dengan gertakan akan membuat nyali suaminya menciut.

" Sayang ini bukan panggung, kalau kamu panggung nanti akan aku buatkan." Ucap Ziko.

Zira tidak berkedip ataupun menjawab ucapan suaminya.

" Nona kalau mau bernyanyi silahkan nanti kami sawer." Ucap Kevin jahil.

" Sudah turun, jangan lama-lama kamu berdiri di atas meja. Nanti aroma makanan kita jadi tidak sedap karena jempolmu." Ucap Ziko menarik tangan istrinya untuk kembali duduk di sebelahnya.

" Like, komen dan vote yang banyak ya, terimakasih."

ig. anita_rachman83