Chapter 385 episode 384 (S2)

" Dimana ruangan presiden direktur?"

" Ada di lantai atas, nanti sekertaris saya bisa mengantarkan anda. Tapi sebelumnya saya mau menanyakan anda perihal pembatalan kontrak kerjasama ini. Apa anda yakin mau membatalkan kontrak ini?" Ucap direktur.

" Iya saya yakin."

" Tapi sebaiknya anda membaca kontrak kerjasama yang telah di tanda tangani nona Samudera dengan perusahaan kami. Dan di sini legal karena ada materai dan di bubuhi tanda tangan kedua belah pihak. Jadi akan sia-sia kalau bapak minta negosiasi penalti." Ucap direktur.

" Itu hanya pemikiran bapak saja. Dan saya belum juga mencobanya. Mana ruangannya." Ucap Kevin.

" Baiklah kalau bapak memaksa." Pria itu menghubungi sekertarisnya. Beberapa menit kemudian wanita itu datang.

" Antarkan keruang tunggu." Perintah pria itu.

" Saya bukan mau ke ruang tunggu tapi mau keruangan presiden direktur." Ucap Kevin.

" Ya, anda tunggu dulu di sana. Karena tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam ruangan itu." Ucap pria itu menjelaskan.

" Sudahlah, kita jangan berdebat." Ucap Menik.

Mereka keluar ruangan bersama-sama dan berjalan mengikuti sekertaris itu.

" Silahkan tunggu di dalam." Ucap wanita tadi.

" Nona sebaiknya anda tidak usah ikut. Biar saja saya dan Menik yang masuk." Ucap Kevin melarang.

" Apa kamu tidak membutuhkan pertolongan pasukan avengers?" Ucap Zira.

" Pasukan avengers hanya bisa membasmi kejahatan, mereka tidak tau menahu tentang surat menyurat." Ucap Kevin.

" Ok lah kalau begitu." Kevin dan Menik masuk ke dalam ruang tunggu.

Seorang wanita anggun dan cantik datang menemui mereka.

" Saya mau membatalkan kontrak kerjasama antara calon istri saya dengan perusahaan anda." Ucap Kevin langsung.

Wanita yang masih berdiri itu bingung, dia belum duduk dan belum menjelaskan apapun sudah dicerca pertanyaan tentang kontrak.

" Tunggu, saya bukan pemilik perusahaan ini.Saya hanya mewakili beliau. Jika ada yang ingin anda keluhkan bisa melalui saya." Ucap wanita itu.

" Saya tidak mau ada perwakilan, antarkan saya ke ruangannya." Ucap Kevin.

" Baik saya akan membuat keluhan kalau perusahaan ini seperti rentenir. Meraup keuntungan terlalu besar." Ucap Kevin marah.

" Maaf perhatikan perkataan anda. Anda bisa kami jerat dengan pasal merusak nama baik perusahaan kami." Ucap wanita itu tegas.

" Pak sudahlah, saya malu. Bapak tau baru sekali ini saya dapat gaji yang sangat besar." Ucap Menik berbisik.

Kevin melotot kearah Menik, dia tidak suka di panggil bapak.

" Kalau kamu sudah menikah, semua gaji saya untukmu." Ucap Kevin.

Kevin beranjak dari tempat duduknya.

" Anda mau kemana?" Tanya wanita tadi.

Kevin mencari ruangan presiden direktur. Dia menelusuri setiap lorong.

" Anda tidak di izinkan berkeliaran di sini. Sebaiknya bapak tunggu di sana. Kalau tidak akan saya panggil sekuriti." Ancam wanita itu.

Kevin tidak menghiraukan ucapan wanita itu, dia menyusuri setiap lorong sambil memegang erat tangan Menik.

Wanita itu langsung menghubungi bagian keamanan. Mereka sudah tiba di depan ruangan presiden direktur.

" Pak, jangan." Menik menahan tangan Kevin agar tidak masuk ke dalam ruangan presiden direktur. Tapi Kevin tetap membuka ruangan itu. Di dalam ruangan itu ada empat orang yang satu direktur perusahaan itu dan dua lagi Kevin tidak mengenalnya. Tapi ada yang aneh dengan pemandangan itu. Dia mana Zira ikut duduk di antara ketiga orang itu.

" Nona apa yang anda lakukan di dalam ruangan ini."

Tidak berapa lama pintu dibuka, wanita tadi datang dengan membawa beberapa orang sekuriti.

" Itu orangnya." Ucap wanita itu.

Sekuriti langsung memegang kedua lengan Kevin dan memaksa menariknya keluar ruangan.

" Lepaskan mereka bersama saya." Ucap Zira.

Tiga orang yang berada di dalam ruangan itu, menggerakkan tangannya memerintahkan sekuriti untuk melepaskan Kevin.

" Silahkan duduk." Ucap seorang wanita paruh baya.

Kevin dan Menik duduk diatas sofa yang di tunjuk wanita paruh baya itu.

" Saya mau bertemu dengan presiden direktur." Ucap Kevin lantang.

" Saya tau maksud kedatangan anda kesini. Nona Zira sudah memberitahukan hal itu kepada kami. Tapi keputusan kami telah bulat. Kontrak tidak dapat diperbaharui ataupun di batalkan. Tapi jika anda memaksa ada alternatif lain."

" Apa itu." Tanya Kevin.

" Anda tidak perlu membayar apapun kepada perusahaan ini dan nona ini tidak menjadi brand ambasador perusahaan kami tapi dengan syarat anda masuk penjara. Bagaimana?"

" Apa! Bisa-bisanya kalian menyulitkan kami." Gerutu Kevin.

" Kami tidak mempersulit tapi anda yang mempersulit diri anda sendiri. Ini hanya iklan kosmetik tidak menunjukkan bentuk tubuh."

" Ini ada dua surat kontrak, surat yang pertama nona Samudera tidak jadi model kami tapi anda harus membayar sebesar lima triliyun. Dan ini surat kedua yang menyatakan kalau anda akan di penjara tapi nona Samudera tidak terikat kontrak sama sekali dan tidak perlu ada penalti." Ucap wanita paruh baya itu.

Semuanya membuat Kevin bingung, dia membuka setiap lembar perjanjian itu di mana bertuliskan dalam bahasa inggris. Di bagian terakhir ada nama Menik dan tempat untuk tanda tangan dan di sebelahnya ada nama ZK. Amrin dan bertuliskan presiden direktur. Dia mencoba mengingat nama belakang presiden direktur. Kemudian matanya menatap kejadian yang aneh lagi, dimana ketiga orang yang berada di ruangan itu terlihat cukup segan dengan Zira.

" Saya tau, nona Zira pemilik dari perusahaan ini." Ucap Kevin.

Ketiga orang itu langsung menoleh kearah Kevin. Begitupun dengan Menik, dia tidak percaya dengan ucapan Kevin.

" Nona jangan bersembunyi lagi, ini semua punya anda kan?" Ucap Kevin.

" Sudah tau masih tanya." Ucap Zira enteng.

" Nona kenapa anda mempersulit saya." Rengek Kevin.

Zira memerintahkan ketiga orang itu untuk meninggalkan ruangannya.

" Siapa yang mempersulit? Bukannya kamu yang mempersulit keadaan. Sudah tau Menik senang dengan pekerjaan ini, tapi kamu malah melarangnya." Ucap Zira tegas.

" Apa kamu tau kalau nona Zira pemilik dari perusahaan ini." Tanya Kevin ke Menik.

Menik menggelengkan kepalanya.

" Apa tidak ada yang mencurigakan selama kamu bekerja sama dengan perusahaan ini." Tanya Kevin.

" Tidak ada kami di perlakukan sama dengan yang lainnya tapi kalau para direktur sangat memperlakukan kami dengan baik." Ucap Menik.

" Itu salah satu buktinya. Tidak mungkin kamu langsung bisa di terima jadi model tanpa melalui proses."

Kevin melihat kearah Zira.

" Nona bisa anda batalkan semua kontrak ini." Rengek Kevin.

" Bisa kamu mau pilih yang mana? Masuk penjara atau bayar lima triliyun." Ucap Zira tegas.

" Nona jangan seperti ini, anda sudah mengenal saya."

" Justru itu, aku ingin Menik jadi model kosmetik perusahaanku. Untuk apa coba aku pilih Menik? Bisa saja aku pilih model yang punya jam terbang panjang. Tapi aku tidak mau memilih model yang lain, karena Menik itu berbeda, bukan hanya karakternya yang aku suka tapi perjuangan hidupnya. Bersama dengannya aku seperti berkumpul dengan para pasukan optimus prime." Ucap Zira.

Kevin mulai angkat tangan kalau sudah di sebutkan hal-hal yang berbau super hero dia tidak akan bisa mengalahkannya.

" Sebelum kalian menikah, biarkan dia berkarir menikmati masa mudanya. Menikmati hasil jerih payahnya, tapi setelah menikah dia sepenuhnya milikmu." Ucap Zira.

Kevin dan Menik seperti mendapatkan sebuah wejangan dari Mario Runtuh. Adem enak di dengar dan langsung tepat kesasaran.

" Like, komen dan vote yang banyak ya, terimakasih."

ig. anita_rachman83