Chapter 363 episode 362 (S2)

Mobil yang di kendarai Kevin sudah tiba di gedung Rahasrya group. Ziko melangkahkan kakinya menuju lift, tapi asistennya tidak mengikutinya. Ziko membalikkan badannya.

" Vin, kamu mau kemana." Ucap Ziko melihat asistennya memutar arah jalannya.

" Tuan silahkan masuk dulu. Saya masih ada perlu." Ucap Kevin.

Ziko menganggukkan kepalanya dan pergi menuju lift. Kevin berjalan menuju pos sekuriti. Ada beberapa sekuriti yang bertugas di situ. Dan dia tidak menemukan Bima di pos itu.

" Pagi pak." Sapa semua sekuriti sambil berdiri.

" Pagi." Pandangannya melihat sekeliling pos mencari keberadaan Bima.

" Mana Bima." Tanya Kevin.

" Bima seharusnya hari ini masuk malam pak. Tapi tadi dia kesini hanya berpamitan dengan kami." Ucap chief sekuriti.

" Berpamitan?" Kevin terlihat bingung.

" Bima tadi masuk ke dalam gedung, dia menemui pihak HRD, sepertinya dia menyerahkan surat pengunduran diri." Ucap chief sekuriti.

Kevin langsung pergi meninggalkan pos sekuriti.

" Kenapa mereka semuanya mengundurkan diri. Begitu bencinya mereka kepadaku." Gumam Kevin sambil melangkahkan kakinya menuju lift.

Ponselnya berdering, Kevin melihat layar ponselnya. Ada nama mamanya di layar ponsel itu. Dia tidak menjawab panggilan tersebut, dia membuat mode hening ponselnya.

" Kemana sih si Kevin." Gerutu nyonya Paula.

" Kenapa tante." Tanya Jasmin.

" Kevin susah sekali di hubungi. Panggilannya masuk tapi tidak di jawabnya." Gerutu nyonya Paula.

" Mungkin dia lagi sibuk." Ucap Jasmin.

" Mungkin juga." Nyonya Paula mengirim pesan untuk anaknya.

Mama dan Jasmin sudah membeli cincin tunangannya. Pulang cepat ya, kami menunggu kamu di rumah. Love you.

Kevin melirik ponselnya dan melihat di layar ada pesan dari mamanya. Dia enggan untuk melihat pesan itu. Dia bisa menebak isi pesan yang di kirim mamanya.

Pintu ruangan di ketuk.

" Masuk." Ucap Kevin.

Ceklek pintu di buka Koko.

" Pagi pak, saya baru mendapatkan kabar kalau Menik sudah mengundurkan diri." Ucap Koko.

" Saya sudah tau." Ucap Kevin ketus sambil melambaikan tangannya mengusir Koko untuk keluar dari ruangannya.

" Kamu sangat cantik Menik. Dalam beberapa hari kamu sudah bisa menaklukkan kuas ini dan sepatu heels ini." Puji Bety sambil menunjuk peralatan make up dan sepatu heels yang di kenakan Menik.

" Terimakasih Bety." Ucap Menik.

" Selanjutnya kita belajar apa." Tanya Menik.

" Pelajaran selanjutnya bukan saya yang mengajarkan."

" Kalau bukan kamu siapa." Tanya Menik.

" Saya yang akan mengajarkan kamu." Ucap wanita paruh baya. Dia adalah kepala pelayan di rumah Zira.

" Ibu?" Ucap Menik singkat.

" Karena kamu sudah belajar cara menghias diri dan cara berjalan dengan menggunakan sepatu heels, sekarang tiba waktunya kita belajar table manner.

Wanita paruh baya itu menjelaskan apa itu table manner. Dan membawa Menik ke depan meja makan yang di atasnya banyak terdapat sendok dan peralatan makan lainnya. Wanita paruh baya itu memperkenalkan semua peralatan itu kepada Menik. Setau Menik hanya ada sendok yang biasa di gunakan seseorang untuk makan. Tapi ini ada beberapa sendok dan di gunakan untuk bermacam-macam hidangan.

Menik agak susah menaklukan benda yang terbuat dari stainless itu.

" Ibu bisa tidak pelajaran ini tidak ada. Saya biasa makan pakai tangan." Ucap Menik memelas.

" Penampilan sudah ok tapi makan belepotan. Apa seperti itu cara makan seorang bangsawan." Ucap kepala pelayan sarkas.

" Ibu saya bukan bangsawan, saya hanya rakyat biasa." Jawab Menik.

" Diam ikuti perintah saya. Kalau kamu menolak belajar ini, kamu bisa memberitahukan hal ini langsung kepada nona Zira." Ucap kepala pelayan ketus.

Menik diam, dia tidak berani harus berhadapan dengan Zira. Menurutnya lebih baik dia mengikuti semua pelajaran yang di berikan kepala pelayan.

Sore hari

" Vin kita pulang sekarang." Ucap Ziko dari ujung telepon dan kemudian meletakkan gagang telepon itu ketempat semula.

Kevin mendatangi ruangan bosnya. Ruangan di ketuk.

" Tuan kenapa kita pulang cepat, bukannya masih ada beberapa jam lagi waktu kita pulang." Tanya Kevin.

" Kamu itu bagaimana, malam ini acara pertunangan kamu tidak mungkin aku membiarkanmu terlambat dalam acaramu." Ucap Kevin.

Kevin menganggukkan kepalanya. Mereka langsung meninggalkan gedung tersebut. Setelah mengantarkan bosnya Kevin langsung melajukan mobilnya.

Di dalam rumahnya, Zira sedang bersiap dengan memakai gaun yang sangat cantik.

" Kevin sudah pulang." Ucap Zira sambil melihat penampilannya dari dalam cermin.

" Sudah, aku menyuruhnya langsung pulang." Ucap Ziko langsung masuk ke kamar mandi.

Suasana di rumah Kevin terlihat sibuk. Pihak catering sudah menyusun makanan di atas meja. Dan tamu undangan yang bukan lain adalah tetangga Kevin mulai berdatangan. Tidak berapa lama Jasmin dan kedua orangtuanya datang. Nyonya Paula menyambut calon besannya. Wanita paruh baya itu sesekali melihat kearah pintu masuk dan melihat jam di dinding. Nyonya Paula terlihat gusar dan resah. Jesy mendekati mamanya.

" Ma, aku sudah menghubungi kak Kevin tapi tidak di jawab." Ucap Jesy.

" Aduh mama khawatir Kevin tidak pulang." Ucap nyonya Paula cemas. Wajahnya nyonya Paula sudah terlihat pucat. Waktu sudah menunjukkan jam tujuh malam. Tapi Kevin belum juga pulang.

Tidak berapa lama tamu istimewa mereka datang yaitu Zira dan Ziko. Nyonya Paula menyambut tamu istimewa mereka, dan memperkenalkan Zira dan Ziko kepada calon besannya.

Pasangan suami isteri itu memilih duduk di tempat terpisah tidak bergabung dengan tamu undangan lainnya. Nyonya Paula menghampiri meja Ziko dan Zira.

" Maaf tuan, apa anak saya Kevin masih di kantor." Tanya nyonya Paula.

" Tidak, kami sudah pulang beberapa jam yang lalu." Ucap Ziko.

Nyonya Paula semakin cemas dan gelisah, dia tidak tau harus berbuat apa. Kejadian yang di takutkannya akan terjadi juga. Host mendekati pemilik rumah.

" Ibu ini sudah jam tujuh, jam berapa acaranya kita mulai." Tanya host.

" Sebentar lagi kita mulai." Ucap nyonya Paula sambil mencoba menghubungi nomor ponsel anaknya.

" Sayang kemana perginya Kevin." Ucap Zira.

" Aku tidak tau, aku sudah menyuruhnya untuk langsung pulang, tapi sepertinya dia menuju tempat lain." Ucap Ziko.

Tamu undangan sudah mulai bertanya-tanya. Karena pihak pria tidak nampak sama sekali. Begitupun keluarga Jasmin juga mulai bertanya-tanya.

" Jasmin kenapa Kevin tidak terlihat. Dari tadi mama dan papa tidak melihatnya. Apa Kevin belum pulang kerja." Tanya mamanya Jasmin.

" Sebentar ma, aku tanya sama tante Paula dulu." Ucap Jasmin sambil melangkahkan kakinya menuju wanita paruh baya itu.

Jasmin terlihat cantik, dia mengenakan kebaya berwarna merah dan di padu padankan dengan kain batik berwarna coklat dan ada corak merahnya di sekitar kain batik itu.

" Tante, Kevin kemana?" Ucap Jasmin.

" Tante juga tidak tau." Ucap nyonya Paula cemas sambil meremas kedua tangannya.

" Tunggu sebentar lagi ya." Ucap nyonya Paula.

Jasmin menganggukkan kepalanya dan berjalan menghampiri kedua orang tuanya.

" Apa katanya." Tanya Papanya Jasmin.

" Tunggu sebentar lagi." Ucap Jasmin.

Waktu terus berputar tapi acara belum di mulai.

" Ibu jadi mulai tidak? Saya masih ada kerjaan lain nih." Ucap host marah.

Nyonya Paula tidak bisa menjawab, keringatnya sudah mengucur deras. Zira dan Ziko melihat suasana di dalam rumah itu semakin riuh. Tamu undangan sudah mulai berpikir yang aneh-aneh tentang pemilik rumah.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."