Chapter 360 episode 359 (S2)

Menik tidak bisa melarang adiknya untuk tidak membenci Kevin. Dia tau yang dilakukan Bima bentuk rasa sayang adik kepada kakaknya.

Pagi harinya Bima bersiap-siap untuk berangkat kerja, dan Menik juga bersiap-siap untuk kursus di rumah Zira.

" Mau kemana kakak sepagi ini." Tanya Bima.

" Kakak mau ke rumah nona Zira."

" Sepagi ini mau kursus?" Ucap Bima bingung.

" Kursus di mulai jam delapan pagi, tapi kakak ingin berangkat cepat. Agar bisa membantu karyawan nona Zira di sana." Ucap Bima.

" Dan riasan itu untuk apa." Tanya Bima.

" Mulai sekarang kakak harus berhias, karena menurut nona Zira dengan berhias kakak lebih tampak cantik dan berwibawa. Dan ini untuk membuktikan kepada nona Zira kalau kakak bersungguh-sungguh dalam belajar." Ucap Menik menjelaskan.

Bima menghela nafasnya yang berat. Dia bingung dengan pemikiran wanita. Tapi ada rasa senang ketika bisa melihat Menik sedikit sibuk dan bersemangat. Dengan seperti itu Menik bisa melupakan Kevin.

" Aku berangkat dulu." Ucap Bima sambil menyalakan motornya.

" Tunggu, kakak ikut sampai depan." Ucap Menik sambil menutup dan mengunci pintu rumahnya.

Bima membonceng kakaknya sampai depan gang.

" Kakak mau naik apa kesana." Tanya Bima.

" Kakak nunggu supir." Ucap Menik.

" Supir? Kakak dapat fasilitas apa saja di sana." Tanya Bima.

" Tidak ada fasilitas, hanya kalau pergi dan pulang sama supir." Ucap Menik menjelaskan.

Bima tidak bisa menunggu kakaknya sampai di jemput. Dia pamit dan melajukan motornya.

" Pagi nona." Sapa Kevin sambil melihat rambut Zira.

Zira sudah paham kalau asisten suaminya selalu memperhatikan penampilannya. Tidak berapa lama Ziko keluar dari rumah. Keduanya langsung berangkat.

Suasana di gedung Raharsrya group cukup ramai. Ziko dan Kevin datang awal seperti para karyawan lainnya.

Sesampainya di lantai ruangan mereka, ada pemandangan yang aneh, yaitu ada sosok wanita yang sedang membersihkan lantai. Ziko langsung masuk ke dalam ruangannya. Kevin juga masuk ke dalam ruangannya.

" Siapa wanita itu? Atau mungkin wanita itu menggantikan Menik untuk sementara waktu, sampai Menik sehat." Gumam Kevin pelan.

Kevin mulai bekerja tapi pikirannya terus memikirkan Menik. Dia mencoba menghubungi nomor Menik. Panggilan tidak terhubung.

" Kenapa dengan nomornya?" Gerutu Kevin.

Kevin beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruangan berjalan menuju meja kerja Koko.

" Siapa wanita itu." Tanya Kevin.

" Dia dari lantai bawah, mungkin sementara waktu menggantikan Menik." Ucap Koko.

" Mungkin?" Kevin terlihat kesal dia tidak suka mendengar jawaban yang tidak pasti.

" Coba hubungi Menik." Perintah Kevin dan kembali lagi keruangannya.

Koko menghubungi nomor Menik tapi tidak terhubung. Koko mencobanya beberapa kali tapi tetap tidak terhubung.

Di dalam ruangannya Kevin menghubungi nomor ekstensi bagian HRD.

" Ibu Mery datang ke ruangan saya." Perintah Kevin.

Ada suara ketukan dari luar. Kevin memerintahkan untuk masuk. Koko membuka pintu ruangan secara perlahan.

" Maaf pak, nomor Menik tidak bisa di hubungi. Saya sudah mencobanya beberapa kali." Lapor Koko.

" Mungkin ponselnya lagi di isi baterai, setengah jam lagi hubungi Menik." Perintah Kevin.

" Baik pak." Koko keluar dari ruangan Kevin dan ketika membuka pintu ada Ibu Mery di depannya.

" Pak Kevin ada di dalam." Tanya Ibu Mery.

" Ada." Ucap Koko.

Kevin melihat ada suara seorang wanita. Dia langsung mempersilahkan wanita paruh baya itu untuk masuk. Koko menutup pintu ruangan itu dan kembali lagi bekerja.

" Silahkan duduk."

Ibu Mery duduk di kursi yang ada di depan Kevin.

" Bu siapa wanita yang membersihkan lantai ini." Tanya Kevin.

" Oh dia yang menggantikan Menik." Ucap ibu Mery.

" Sampai kapan." Tanya Kevin lagi.

" Sampai dapat pengganti yang baru." Ucap ibu Mery.

" Maksud ibu apa?" Kevin bingung.

" Menik sudah mengundurkan diri pak. Dan kemaren hari terakhirnya. Dan yang sekarang menggantikannya office girl dari lantai dasar tepatnya dari loby. Perusahaan jasa sedang mencari pengganti Menik. Setelah lulus seleksi pengganti itu mulai bisa bekerja di sini." Ucap ibu Mery menjelaskan.

Kevin kaget, ucapan ibu Mery seperti mimpi di pagi hari.

" Apa ada lagi pak." Tanya ibu Mery.

" Kenapa ibu tidak memberitahukan hal ini kepada saya." Ucap Kevin kesal.

" Maaf pak, kemaren bapak banyak meeting. Rencananya saya mau memberitahukan hal ini hari ini. Tapi bapak sudah tau terlebih dahulu." Ucap ibu Mery.

" Sudah keluar." Ucap Kevin kesal.

Ibu Mery meninggalkan ruangan itu. Di dalam ruangan Kevin terlihat kesal. Dia ingin membanting semua yang ada di mejanya. Tapi dia berusaha untuk mengontrol emosinya. Karena posisinya sekarang ada di kantor. Dan jika bukan di kantor dia bisa melampiaskan kemarahannya dengan mengobrak-abrik semuanya.

Kevin menghubungi nomor Menik, dan nomor itu tidak bisa di hubungi lagi.

" Menik kenapa kamu menyiksaku seperti ini. Aku tau aku salah tapi jangan hukum diriku dengan menghilang seperti ini." Kevin mengacak-acak rambutnya.

Dia mulai memikirkan cara untuk mencari informasi tentang Menik. Dan Kevin teringat sesuatu tentang adiknya Menik yaitu Bima. Dia langsung menghubungi nomor ekstensi untuk bagian sekuriti.

" Yang namanya Bima suruh datang ke ruangan saya." Ucap Kevin tegas.

" Dengan siapa." Tanya salah seorang sekuriti.

" Saya Kevin." Jawab Kevin.

" Baik pak, saya akan memerintahkan Bima untuk langsung menuju ruangan bapak." Ucap sekuriti sopan. Kemudian panggilan terputus.

Kevin merapikan kembali rambutnya, dia tidak mau menunjukkan kepada Bima kalau dia terlihat stress.

Ruangan di ketuk, Kevin langsung memberikan instruksi untuk masuk. Bima membuka pintu ruangan itu. Dengan tatapan tajam dia melihat kearah bosnya.

" Ada apa pak." Tanya Bima.

" Menik kemana?" Ucap Kevin.

" Ada urusan apa bapak dengan kakak saya." Tanya Bima ketus.

Kevin memicingkan matanya, dia tidak pernah berpikiran kalau Bima akan bersikap dingin dengannya.

" Bima dengarkan saya dulu. Mungkin kamu sudah dengar tentang saya dan Menik. Tapi saya tidak bermaksud untuk menyakiti kakak kamu." Ucap Kevin menjelaskan.

" Bapak tidak perlu menjelaskan apapun kepada saya. Yang jelas hati kakak saya terluka, dan semua karena bapak." Ucap Bima ketus.

Kevin menghela nafas beratnya. Dia beranjak dari kursi kerjanya dan mendekati Bima.

" Bima, saya mohon jangan bersikap seperti ini." Ucap Kevin memohon.

" Maksud Bapak apa? Saya harus tertawa riang ketika kakak saya di sakiti. Bapak harus tau, kami di dunia ini hanya dua bersaudara, dia adalah segalanya buat saya. Dan restu saya tidak akan turun untuk bapak." Ucap Bima sambil berlalu meninggalkan bosnya.

Kevin merasa kesal dengan sikap Bima yang berubah seratus delapan puluh derajat. Tapi dia mengerti rasa kecewa yang di tunjukkan Bima kepadanya semata-mata untuk melindungi kakaknya.

Dengan gagah Bima kembali ke posnya. Beberapa sekuriti mulai bertanya kepadanya.

" Kenapa bos memanggil kamu." Ucap salah satu temannya.

Bima tidak menjawab dia hanya membalas dengan senyuman yang di paksakan.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."