Chapter 359 episode 358 (S2)

Menik masuk ke dalam rumah Zira dan melakukan sesuai yang di perintahkan Zira. Dan pemiliknya kembali ke kediamannya yaitu rumah yang di tempati dia dan suaminya.

Hari sudah petang Ziko tiba di rumahnya dan kedatangannya di sambut istrinya. Ziko langsung masuk ke dalam rumahnya.

" Nona Zira, ada yang mau saya tanyakan." Tanya Kevin.

Zira membalikkan badannya.

" Apa."

" Nona, apa nona tadi pergi ke rumah sakit." Tanya Kevin.

Pasti dokter Diki sudah menghubunginya.

" Iya, aku tadi ke rumah sakit bersama dengan Jesy dan Jasmin." Ucap Zira jujur.

" Maaf nona bagaimana anda bisa kenal dengan Jasmin." Tanya Kevin penasaran.

" Aku baru mengenalnya tadi, dan calon tunanganmu cantik juga." Sindir Zira.

Kevin kaget, dia tidak tau kalau pertunangannya akan ketahuan oleh Zira dan Ziko.

" Vin, tidak perlu kamu tutupi. Kami sudah tau semuanya." Ucap Zira.

" Bagaimana masalah kamu dengan Menik." Zira pura-pura tidak tau.

" Menik sudah tau tentang rencana pertunangan saya. Dan dia sudah merelakan saya dengan Jasmin." Ucap Kevin dengan nada datar.

" Jadi pria itu jangan cengeng." Ucap Zira ketus.

" Maksud nona apa." Tanya Kevin bingung.

" Masalah kamu tidak akan besar kalau tidak di nyalakan apinya. Yang jadi api di sini adalah kamu. Dan kamu yang harus memadamkannya." Ucap Zira tegas.

" Maksud nona apa." Ucap Kevin bingung.

" Vin, Jesy sudah cerita semuanya tentang kamu. Dan aku tau kamu tidak menyukai Jasmin. Jadi jangan sakiti hati Jasmin. Mereka wanita yang baik." Ucap Zira.

" Mereka?"

" Ya Jasmin dan Menik." Jawab Zira.

" Nona kamu tidak tau bagaimana dengan mama saya. Dia pasti akan marah dan mengancam akan bunuh diri." Ucap Kevin.

" Itu hanya gertakan saja. Mama kamu bukan hidup di jaman batu. Sekarang jaman modern dan bukan jamannya menjodohkan." Ucap Zira.

Ziko keluar lagi dan langsung merangkul bahu Istrinya.

" Jadi kita dulu kita hidup di jaman batu gitu?" Ucap Ziko ketus.

" Bukan sayang, kalau kita ada perbedaannya. Bedanya perjodohan kita karena keduanya belum ada perasaan. Dan kalau Kevin di jodohkan tapi perasaannya ada sama Menik." Ucap Zira menjelaskan.

Ziko manggut-manggut paham.

" Selesaikan masalah kamu Vin. Jangan sampai semuanya terluka." Ucap Zira.

Kevin menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan rumah bosnya.

Di dalam rumahnya Ziko langsung mandi dan Zira menyiapkan makan malam untuk suaminya.

Setelah selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, Ziko bergabung dengan istrinya di meja makan.

" Pulang jam berapa tadi kamu." Tanya Ziko.

" Siang." Jawab Zira.

" Mampir kemana saja kamu." Tanya Ziko.

" Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa kamu mengirimkan bodyguard untuk mengikutiku." Tanya Zira penasaran.

" Iya." Jawab Ziko santai.

" Kok kamu gitu sih." Ucap Zira kesal.

" Ya mau bagaimana lagi. Aku tidak mau kamu terluka, makanya aku kirim dua orang untuk mengikutimu." Ucap Ziko jujur.

Zira manyun dia tidak suka dengan ide suaminya yang memberikannya bodyguard.

" Sayang, kamu jangan marah dong. Nanti manisnya kamu hilang di ambil semut." Rayu Ziko sambil memeluk tubuh istrinya.

" Kesal tau. Kamu seperti tidak percaya denganku." Ucap Zira jutek.

" Memang tidak percaya, siapa wanita yang ikut sama kamu." Tanya Ziko.

" Jesy dan Jasmin." Jawab Zira.

" Setelah itu." Tanya Ziko.

" Menik." Jawab Zira santai.

" Menik itu office girl yang kerja di kantor ku kan? Kenapa dia bisa pulang cepat." Tanya Ziko bingung.

" Hari ini hari terakhirnya bekerja di perusahaan kamu. Dia mengundurkan diri, dan dia di izinkan pulang lebih awal." Ucap Zira menjelaskan.

Ziko masih bingung dan mengernyitkan dahinya. Zira melanjutkan lagi ucapannya.

" Dia keluar karena ingin menghindari Kevin." Zira menceritakan tentang masalah yang di hadapi Kevin dan Menik. Semua di ceritakannya tidak ada yang di rahasiakannya dari suaminya.

" Tapi jangan kamu bilang sama Kevin tentang ini. Aku yakin pasti besok si Kevin panik. Karena tidak menemukan Menik di gedung itu." Ucap Zira tersenyum tipis.

" Kenapa kamu tersenyum senang seperti itu." Tanya Ziko bingung.

" Habis pria sering menyakiti hati wanita. Aku juga wanita jadi tidak terima kalau wanita di buat seperti itu." Gerutu Zira.

" Kenapa kamu selalu ada di dalam hubungan Kevin." Tanya Ziko.

" Bukan selalu ada. Tapi jiwa Avengersku itu langsung tergerak untuk membantu mereka." Jawab Zira.

Ziko manggut-manggut lagi.

" Kenapa kamu membawanya ke rumah besar." Tanya Ziko.

" Katanya ada bodyguard, kenapa tidak tanya saja sama bodyguard itu." Sindir Zira.

" Ah sudah cepat ceritakan apa saja yang di lakukan wanita itu di rumahmu."

Zira menceritakan semua tentang rencananya. Dan Ziko langsung membelalakkan matanya.

" Jangan melotot seperti itu. Bagaimana dengan rencanaku." Tanya Zira.

" Kalau penampilannya sudah berubah, terus mau kamu suruh kerja di butik gitu?" Sindir Ziko.

" Ya enggaklah, nanti kamu akan tau juga. Lihat saja dengan penampilan yang baru Kevin akan semakin tidak rela melepaskan Menik." Ucap Zira semangat.

Ziko hanya mendengarkan saja, dia tidak bisa berkomentar dengan ide istrinya.

" Kadang aku itu heran dengan pria. Kenapa harus di berikan bom dulu baru bisa bergerak." Ucap Zira.

" Maksud kamu apa." Tanya Ziko bingung.

" Ya seperti kamu, ketika tau aku hamil dan ngotot minta cerai, kamu langsung mulai bergerak mendekati aku lagi. Sama halnya dengan Kevin, dia perlu di beri amunisi dulu baru bisa melakukan sesuatu." Ucap Zira.

" Hey jangan samakan aku dengan si Kevin. Aku bergerak bukan karena ada amunisi atau bom yang kamu buat. Tapi karena rasa cintaku ini yang membuatku tidak bisa melepaskanmu." Ucap Ziko membela diri.

" Sekarang waktunya kita makan, kita lupakan masalah Kevin." Ucap Zira sambil menyuapi suaminya.

Menik pulang kerumahnya pada saat petang. Dan adiknya sudah tiba di rumah lebih awal dari dirinya.

" Kenapa kakak lama sekali." Tanya Bima

" Iya kakak baru ikut kursus." Ucap Menik.

Bima melihat penampilan kakaknya. Ada yang beda dari wajah kakaknya. Yang berangkat kerja polos dan sekarang ada riasan di wajahnya.

" Kak kenapa dengan wajah kakak? Apa kakak mencari pekerjaan baru dengan penampilan seperti ini." Ucap Bima penasaran.

" Kakak belum mencari pekerjaan, ini semua pemberian dari nona Zira." Ucap Menik jujur.

" Siapa nona Zira." Tanya Bima bingung.

" Nona Zira istrinya bos besar."

" Kenapa kakak harus berhubungan dengan mereka lagi." Ucap Bima ketus.

" Mereka? Maksud kamu apa." Ucap Menik bingung.

" Kak aku tidak mau kakak berhubungan dengan perusahaan itu lagi. Apalagi dengan istrinya bos besar. Pasti nanti dia akan menjodohkan kakak dengan pria brengsek itu." Gerutu Bima.

" Bima, nona Zira tidak seperti itu. Kamu tau dia dengan sukarela membantu kakak untuk belajar semuanya. Dan asalkan kamu tau beliau mengizinkan kakak untuk tinggal di rumah besarnya. Tapi kakak menolak, karena pemberian darinya sudah lebih dari cukup." Ucap Menik.

" Ya terserah kakak, cuma aku tidak akan setuju kalau pria itu mendekati kakak lagi." Ucap Bima tegas sambil berlalu meninggalkan kakaknya.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."