Chapter 354 episode 353 (S2)

" Bagiamana makanannya." Tanya Nyonya Paula.

" Enak sekali." Puji mamanya Jasmin.

" Terimakasih atas pujiannya." Jawab nyonya Paula.

" Sepertinya saya harus belajar memasak masakan tradisional seperti ini sama kamu." Ucap mamanya Jasmin.

" Oh tentu bisa, nanti saya minta Manek mengajari kita memasak semua masakan sini."

Kevin kembali menatap tajam wajah mamanya.

" Oh iya kapan rencana tunangannya." Ucap Nyonya Paula lagi.

Kevin semakin kesal dengan tingkah mamanya. Dimana semua orang sibuk dengan makanannya tapi mamanya membicarakan hal yang sangat tidak di sukanya.

" Kami menunggu Kesiapan Kevin saja." Ucap Papanya Jasmin sambil melirik Kevin.

" Kalau Kevin kapanpun siap. Betul kan nak?"

Kevin diam tidak menghiraukan pertanyaan mamanya. Jasmin melihat tingkah Kevin yang berbeda dari sebelumnya.

" Tante, sepertinya tunggu aku mendapatkan pekerjaan dulu." Ucap Jasmin.

" Betul itu Paula, Jasmin mau melamar pekerjaan dulu di rumah sakit di kota ini. Setelah itu akan kita bicarakan." Ucap mamanya Jasmin.

Kevin sedikit lega, karena pertunangannya dengan Jasmin di tunda. Dia berharap pertunangan itu bukan hanya di tunda tapi batal dilaksanakan.

" Rumah sakit mana yang menjadi incaran kamu." Tanya mamanya Paula.

" Ada beberapa rumah sakit besar di kota ini. Saya akan mencobanya semua." Ucap Jasmin.

Nyonya Paula manggut-manggut mengerti.

" Vin, apa kamu tidak ada kenalan dokter." Tanya mamanya.

Kevin langsung menggelengkan kepalanya. Tentu dia mempunyai kenalan dengan beberapa dokter terutama dokter Diki, tapi dia tidak mau membantu Jasmin untuk mendapatkan pekerjaan di rumah sakit itu. Dengan alasan jika Jasmin cepat bekerja maka pertunangannya juga akan cepat di selenggarakan.

" Tidak apa-apa Tante, saya akan mencari sendiri." Ucap Jasmin.

Mereka sudah selesai dengan makanannya. Nyonya Paula mengajak keluarga Jasmin untuk duduk di ruang keluarga.

Sedangkan Jesy membersihkan piring-piring bekas makan mereka di dapur. Jasmin menghampiri Jesy.

" Hai Jesy." Ucap Jasmin sambil membawa beberapa piring kotor.

" Hai kak Jasmin." Jawab Jesy.

" Mari kakak bantu." Jasmin menawarkan diri untuk membantu Jesy.

" Tidak usah kak." Ucap Jesy menolak.

Jasmin berdiri di samping Jesy. Gadis belia itu sibuk dengan piring kotornya.

" Jes, kenapa dengan Kevin? Kakak perhatikan dia banyak diam dan wajahnya seperti sedang ada masalah." Tanya Jasmin.

Jesy bingung mau mengatakan yang sebenarnya apa tidak, tapi jika dia mengatakan dengan jujur. Dia khawatir mamanya akan marah kepadanya.

" Oh mungkin kak Kevin lagi banyak masalah di kantornya." Jawab Jesy bohong.

Jasmin manggut-manggut. Jesy teringat sesuatu tentang Zira. Di mana Zira berpesan jika Jasmin datang untuk mengabarinya.

" Kakak tidur di sini." Tanya Jesy.

" Enggak, kakak tidur di apartemen."

" Oh seperti itu ya." Ucap Jesy sambil tangannya tetap sibuk bekerja dengan membersihkan piring kotor.

" Memangnya kenapa." Tanya Jasmin.

" Aku ingin mengajak kakak main ke rumah istri bos kak Kevin." Ucap Jesy.

" Oh ya, kenapa kamu ingin mengajak kakak bertemu dengannya, apa kamu menceritakan kakak dengannya." Tanya Jasmin penasaran.

Jesy menganggukkan kepalanya.

" Kamu bercerita apa tentang kakak."

" Hemmm, aku hanya cerita kalau tunangan kak Kevin datang, dan nona Zira sangat antusias. Beliau ingin bertemu dengan kakak." Ucap Jesy bohong, dia tidak menceritakan yang lainnya kepada Jasmin.

" Oh baiklah, kapan kita bertemu dengannya. Nanti kakak minta Kevin untuk mengantarkan kita." Tanya Jasmin lagi.

" Jangan kak, jangan bilang ke kak Kevin. Kak Kevin tidak tau kalau aku menceritakan tentang kakak dengan nona Zira."

" Kenapa?" Jasmin menaruh curiga dengan gadis belia itu.

" Ya karena kak Kevin memang sedang merahasiakan hubungan kalian, sampai waktunya tiba. Kak Kevin mau memberikan kejutan untuk semuanya." Ucap Jesy gugup.

Jasmin mengernyitkan dahinya, alasan gadis belia itu kurang bisa di terimanya. Dan Jesy bisa melihat ekspresi wanita di sampingnya, kurang menerima alasannya.

" Lagian kak Kevin sedang banyak kerjaan, aku tidak mau merepotkan kak Kevin." Ucap Jesy agar alasannya kali ini bisa di terima Jasmin.

" Baiklah, kabari kakak kapan kita bertemu dengannya. Setidaknya bisa berkenalan dengan istri orang nomor satu di perusahaan Kevin merupakan suatu kehormatan bagiku." Ucap Jasmin.

Jasmin dan Jesy kembali bergabung dengan yang lainnya di ruang keluarga. Mereka mengobrol panjang lebar sampai waktu sudah petang, dan akhirnya keluarga itu pamit pulang.

" Kevin antarkan keluarga Jasmin pulang." Perintah mamanya.

Jasmin sudah mengetahui dari Jesy kalau Kevin sedang mengalami banyak kesibukan di perusahaannya. Jadi dia langsung menolaknya.

" Tidak usah tante, kami pulang sendiri saja, Kevin terlihat terlalu capek." Ucap Jasmin menolak.

Nyonya Paula melihat wajah anak sulungnya memang tidak menunjukkan sifat ramah. Dia juga khawatir kalau anaknya akan memperlakukan keluarga itu dengan tidak baik. Jadi dia menyetujui penolakan dari Jasmin.

" Baiklah hati-hati di jalan." Ucap Nyonya Paula sambil memeluk mamanya Jasmin, kemudian berganti kepada Jasminnya.

Setelah keluarga itu pergi Kevin langsung meninggalkan mamanya dan menuju kamarnya.

" Kevin tunggu." Nyonya Paula mencoba mengikuti langkah anaknya dan ikut masuk ke dalam kamar anak sulungnya.

" Kenapa kamu bersikap seperti itu kepada keluarga Jasmin. Kenapa!" Ucap Nyonya Paula dengan nada tinggi.

" Ma, aku sudah mengikuti kemauan mama untuk turun dan ikut dengan rencana mama, tapi jangan paksa aku untuk beramah-tamah dengan mereka." Ucap Kevin jujur.

" Kenapa kamu jadi melawan seperti ini. Apa seperti ini yang di ajarkan wanita itu kepadamu. Melawan dengan orang tua." Teriak nyonya Paula lagi.

" Mama salah, justru dia lebih berjiwa besar melepaskanku." Ucap Kevin jujur.

" Kalau dia sudah mengikhlaskan kamu, kenapa kamu masih bersikap dingin dengan Jasmin." Ucap mamanya marah sambil menarik tangan Kevin untuk menatap wajahnya.

" Karena aku tidak menyukai Jasmin. Apa harus aku katakan sekali lagi kalau aku tidak mencintai Jasmin." Teriak Kevin.

Prok, Nyonya Paula kembali menampar wajah Kevin. Dia sudah tidak bisa mengontrol emosinya.

" Lupakan perasaanmu kepadanya. Jangan buat mama semakin benci dengannya." Ucap mamanya sambil berlalu meninggalkan kamar Kevin.

" Aaaargh" Kevin mengacak-ngacak kamarnya.

Terdengar kebisingan dari lantai bawah. Jesy melihat mamanya menuruni akan tangga.

" Kenapa lagi ma?" Jesy terlihat khawatir.

" Ini semua gara-gara wanita sialan itu. Dia telah mempengaruhi Kevin." Ucap nyonya Paula kesal.

" Maksud mama apa?" Jesy terlihat bingung.

" Apa kamu tidak lihat sikap kakakmu sungguh berbeda. Pasti wanita itu mempengaruhinya." Ucap mamanya dengan nada tinggi.

" Mempengaruhi bagaimana." Jesy masih juga bingung.

" Kamu tau, apa jawaban kakakmu ke mama. Karena dia tidak menyukai Jasmin."

" Ma, kalau mengenai perasaan memang sulit. Coba mama memberikan waktu untuk kak Kevin, jangan membuatnya merasa tertekan dengan pertunangan ini."

" Jadi maksud kamu, mama harus membiarkan Kevin dengan wanita itu." Tanya mamanya ketus.

" Bukan ma, maksud aku. Kalau mama terus menekan kak Kevin dengan pertunangan pernikahan, takutnya kak Kevin malah benci sama kak Jasmin." Ucap Jesy memberikan gambaran.

" Awas saja kalau sampai dia membenci Jasmin. Mama langsung angkat kaki. Mama penasaran dengan wanita itu, apa kamu tau siapa wanita yang dekat dengan kakakmu." Tanya Mamanya.

Jesy langsung menggelengkan kepalanya. Dia pura-pura tidak tau menahu tentang wanita pujaan kakaknya.

" Mama minta tolong saja sama Manek. Mana tau dia ada kenalan seorang detektif."

" Kenapa mama sangat penasaran dengan wanita itu." Tanya Jesy.

" Jelas mama penasaran. Seperti apa wajah wanita itu dan kepribadiannya." Ucap nyonya Paula tegas.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."