Chapter 353 episode 352 (S2)

Kevin mendengarkan kebisingan dari dalam rumahnya. Dia melangkahkan kakinya dan membuka pintu rumahnya yang sengaja di tutup mamanya.

Ceklek pintu di buka. Kevin terkejut melihat keluarga Jasmin sudah tiba di rumahnya.

" Kevin, kenapa kamu lama sekali." Tanya mamanya sambil menghampiri anaknya yang masih berdiri di depan pintu.

Nyonya Paula memperhatikan dahi anaknya yang biru.

" Kenapa dengan dahimu." Tanya mamanya.

Kevin tidak menjawab, dia masih cukup kaget melihat kedatangan tamunya dari luar negeri.

" Mama sengaja memberikan kejutan untukmu." Ucap Nyonya Paula.

" Ayo sapa papa dan mamanya Jasmin, jangan diam saja." Bisik Nyonya Paula.

Kevin melakukan perintah mamanya. Dia menyalami tamunya.

" Saya permisi dulu." Ucap Kevin pamit meninggalkan tamunya.

Nyonya Paula merasa tidak enak hati dengan sikap anak cowoknya yang dingin terhadap calon besannya.

" Kevin mau mandi dulu." Ucap Nyonya Paula gugup.

Di kamarnya Kevin terlihat kesal dan marah.

" Kenapa mama tega banget, menyuruh Menik memasak untuk mereka semua. Wajar Menik marah dan sedih. Aaaargh." Kevin membanting benda yang ada di kamarnya.

Nyonya Paula meninggalkan tamunya dengan Jesy. Dia mendatangi kamar anaknya.

Tok tok tok pintu di ketuk. Kevin tidak menjawab sama sekali. Nyonya Paula langsung membuka pintu kamar anaknya. Begitu membuka pintu kamar, dia melihat kamar anaknya sudah berantakan. Kevin terduduk di bawah tempat tidur dengan rambut acak-acakan dan wajah yang kesal.

" Apa yang terjadi dengan kamar kamu." Tanya Nyonya Paula sambil mendekati Kevin.

Kevin tidak menjawab, dia hanya melihat sekilas kearah mamanya.

" Kevin, jawab mama. Kenapa dengan kamu." Tanya mamanya dengan nada tinggi.

" Kenapa? Mama sudah tau aku tidak menginginkan ini semua." Jawab Kevin ketus.

" Kevin jangan buat malu mama." Ucap Nyonya Paula merapatkan giginya.

" Kenapa mama tidak memberitahukan kepadaku kalau mereka mau datang. Apa maksud mama dengan semua ini, hah." Ucap Kevin marah.

" Mama ingin memberikan kejutan untukmu."

" Kejutan yang mama buat berhasil. Aku sangat terkejut dengan kedatangan mereka semua kesini." Ucap Kevin sarkas

Prak nyonya Paula menampar wajah anaknya.

" Cukup Kevin, ingat sebelum kamu ke London siapa yang membantu mama mengurus semuanya? Siapa!" Teriak nyonya Paula.

" Kamu tidak tau bagaimana rasanya berhutang budi dengan keluarga mereka. Mereka sama sekali tidak meminta sepeserpun dari kita. Mama mohon jangan buat mama malu. Lakukan seperti perintah mama." Ucap Nyonya Paula.

Wanita paruh baya itu berjalan meninggalkan anaknya, kemudian membalikkan badannya.

" Bersikap sewajarnya dengan mereka, jangan sampai kamu memperlihatkan ketidaksukaan kamu dengan mereka. Kalau sampai kamu melakukannya, mama akan bunuh diri." Ancam mamanya sambil menutup pintu kamar anaknya.

Di dalam kamarnya Kevin masih belum bersiap sama sekali. Di lantai bawah mamanya sudah tidak tenang menunggu kehadiran anak sulungnya. Nyonya Paula memerintahkan Jesy untuk menjemput kakaknya.

Jesy menaiki anak tangga dan berdiri tepat di depan pintu. Jesy mengetuk pintu kamar, tidak ada jawaban dari dalam kamar. Dia memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Kevin.

Ketika di buka yang di temukan Jesy adalah kamar yang berantakan. Dia mencari keberadaan kakaknya.

" Kakak apa yang terjadi dengan kakak." Ucap Jesy sambil duduk di sebelah Kevin.

Kevin tidak menjawab.

" Kak wanita yang datang tadi, apa wanita yang kakak cintai." Tanya Jesy.

Kevin langsung menoleh dengan cepat.

" Bagaimana kamu tau." Tanya Kevin.

" Kakak pernah menunjukkan fotonya dari ponsel kakak, dan namanya juga pernah kakak sebutkan. Dan tingkah kalian berdua juga cukup aneh. Dan ternyata dugaanku benar." Ucap Jesy

" Kamu tau kenapa kakak kesal?"

" Karena kak Jasmin datang." Jawab Jesy.

" Iya dan satu lagi kamu tau. Karena mama telah mengatakan tentang semuanya kepada Menik." Ucap Kevin kesal.

" Iya kakak benar, mama tadi mengatakannya. Dan meminta kak Menik untuk datang ke acara pertunangan kakak." Jawab Jesy.

" Apa!" Kevin terlihat kaget mendengar penuturan adiknya barusan.

" Kenapa mama bisa berbicara itu kepada Menik. Hatinya pasti sekarang sedang hancur." Ucap Kevin sambil mengacak-acak rambutnya.

" Kakak tidak boleh seperti itu, mama juga enggak tau kalau wanita kakak adalah kak Menik. Mama mengundang karena memang tidak tau menahu tentang kakak dan dia. Kalau mama tau, akupun tidak bisa membayangkannya." Ucap Jesy.

Kevin diam sambil menatap langit-langit kamar.

" Kakak bersiap diri, jangan buat mama malu. Setidaknya tutupi masalah kakak dengan mama. Jangan perlihatkan dengan keluarga mereka." Ucap Jesy sambil beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kamar itu.

Dengan malas Kevin masuk ke kamar mandinya. Dia mengikuti semua kemauan mamanya.

Setelah selesai membersihkan badannya dia langsung turun bergabung dengan keluarganya dan keluarga Jasmin. Mereka semua sedang menunggu Kevin di meja makan.

" Calon pengantin pria sudah datang." Ucap mamanya Jasmin.

Kevin hanya membalas dengan senyum kecutnya.

" Bagaimana kabar kamu Kevin." Tanya mamanya Jasmin.

" Saya lagi kurang enak badan." Jawab Kevin.

" Kamu sakit? Sakit apa?" Jasmin dan keluarganya terlihat khawatir.

" Aku sering merasakan sakit di sini." Ucap Kevin sambil menunjuk dadanya. Kevin sengaja melakukan itu untuk menyindir mamanya. Nyonya Paula melihat kearah anaknya dengan tatapan tajam.

Jasmin yang seorang dokter langsung merasa khawatir.

" Bagaimana rasa sakitnya." Tanya Jasmin khawatir.

" Jasmin sayang, jangan terlalu di hiraukan. Kevin sengaja melakukan itu agar mendapatkan perhatian dari kamu." Ucap nyonya Paula.

Semua yang berada di situ tertawa kecil mendengar penuturan nyonya Paula, hanya Kevin dan Jesy yang tidak menunjukkan ekspresi sama sekali. Dan Jasmin tersipu malu melihat kearah Kevin.

" Ayo silahkan makan." Ucap nyonya Paula.

" Wah semua ini kamu yang masak." Tanya mamanya Jasmin.

" Oh tidak, saya belajar sama seseorang. Dia yang membantu dalam mengolah semua masakan ini. Tidak mungkin saya memasak makanan ini semua." Ucap Nyonya Paula.

Semua keluarga mulai menikmati makanan itu. Termasuk papanya Kevin, nyonya Paula dengan telaten menyuapi suaminya. Kevin tidak bersemangat untuk menelan makanan itu, tapi Jesy mengingatkan kakaknya.

" Kak makan, mama dan kak Manek sudah susah payah masak ini semua." Ucap Jesy.

Kevin melihat adiknya, dia ingat yang di maksud adiknya adalah Menik. Dengan semangat dia menghabiskan semua makanan itu. Menurutnya dengan menikmati setiap makanan itu membuat rasa rindunya kepada Menik terobati.

Semua yang ada di situ memperhatikan Kevin makan dengan cukup banyak.

" Siapa Manek." Tanya Jasmin.

" Manek yang membantu tante memasak makanan ini semua." Ucap nyonya Paula.

" Apa dia pembantu di sini." Tanya Jasmin.

Kevin langsung meletakkan sendoknya dengan cukup keras. Dia tidak suka orang lain merendahkan harga diri Menik. Keluarganya Jasmin kembali melihat tingkah Kevin, mereka merasa aneh dengan sikap Kevin.

" Bukan. Kak Manek bukan pembantu disini. Dia orang yang sangat baik, walaupun baru kenal dengan mama tapi mau membantu mama menyiapkan ini semua." Jesy mencoba mengalihkan perhatian semua orang kepadanya. Dia tidak mau kakaknya jadi pusat perhatian keluarga Jasmin. Karena sikap Kevin membuat keluarga itu bertanya-tanya.

" Oh seperti itu." Ucap mamanya Jasmin.

Semua kembali menikmati makanannya. Tapi mata nyonya Paula selalu menatap tajam kearah Kevin.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."