Chapter 352 episode 351 (S2)

" Kevin antarkan Manek pulang ya." Perintah mamanya.

Kevin langsung bergegas mengambil kunci mobilnya, dia sangat bersemangat untuk mengantarkan Menik. Selain bisa berduaan dengan wanita pujaannya, dia bisa bertanya tentang hal yang barusan di omongin Menik tentang janjian dengan seseorang.

" Terimakasih bu, saya tidak biasa naik mobil. Saya pulang naik ojek saja." Ucap Menik menolak.

Dia sudah enggan berbicara dengan Kevin. Apalagi lama-lama di rumah itu, rasanya air matanya akan benar-benar membanjiri rumah tersebut.

" Jangan menolak, nanti kalau anak saya bertunangan kamu datang ya." Ucap Nyonya Paula berbisik ke telinga Menik.

Deg jantung Menik kembali teriris. Irisannya semakin perih, membuat luka yang telah ada semakin membesar. Menik hanya tersenyum kecut.

Nyonya Paula mengantarkan Menik sampai kedepan, sudah ada Kevin yang menunggunya di dalam mobil.

" Terimakasih Manek." Ucap Nyonya Paula sambil memeluk Menik.

Nyonya Paula membukakan pintu mobil untuk Menik.

" Hati-hati." Ucap Nyonya Paula sambil melambaikan tangannya kearah mobil Kevin yang sedang bergerak meninggalkan rumah.

Di dalam mobil, keduanya masih diam tidak berbicara satu sama lain. Sampai Kevin memulai pembicaraan.

" Nik, apa benar yang kamu ucapkan tadi. Apa kamu ada janji dengan Rudi." Tanya Kevin.

" Bukan urusan bapak." Jawab Menik ketus.

" Kamu kenapa Nik." Ucap Kevin bingung.

" Kenapa kenapa! Seharusnya bapak sadar diri. Apa orang kaya memang hobi menyakiti orang susah seperti saya." Ucap Menik dengan nada tinggi.

" Maksud kamu apa." Kevin masih bingung.

" Jangan bodohi orang miskin seperti saya. Bapak mau menikah kan?" Menik menatap Kevin tajam.

Deg jantung Kevin berdetak kencang, dia tidak menyangka kalau rahasia yang di tutupinya akan terbongkar juga.

" Kamu dengar dari siapa." Tanya Kevin pelan.

" Dari mama anda." Jawab Menik.

Kevin langsung menggaruk kepalanya dengan kasar.

" Aaaarg." Kevin terlihat marah.

" Tidak perlu di jawab, tingkah laku bapak sudah menjawab semuanya." Ucap Menik sarkas.

Kevin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

" Nik, saya tidak bermaksud menyakiti perasaan kamu, semuanya serba mendadak. Kamu tau tidak, ketika saya ke Inggris. Rumah masa kecil saya sudah tidak ada. Kamu tau saya mengalami kesulitan mencari keberadaan orang tua saya di sana. Sampai teringat akan teman masa kecil saya. Dan mendapat informasi tentang keberadaan orang tua saya darinya. Kamu tau apa yang saya dapatkan? Orang tua saya tinggal di rumah yang sangat kecil, dan papa saya sakit stroke dan semua karena kesalahan yang telah saya perbuat." Kevin menceritakan semuanya, masalah yang lalu juga di ceritakannya tentang perjodohan yang di tolaknya dan karena penolakan itu membuat Kevin merasa bersalah.

" Kamu paham sekarang? Kenapa saya menerima perjodohan ini? Karena orang tua saya telah berhutang budi dengan keluarga itu. Saya juga bingung Nik, saya ingin jujur kepadamu di awal, tapi keberanian saya hilang." Kevin memegang tangan Menik.

Menik melepaskan genggaman tangan Kevin.

" Tapi dengan seperti ini bapak menyakiti perasaan dua orang wanita." Ucap Menik sambil menangis tersedu-sedu.

" Maafkan saya Nik, jujur perjodohan ini menjadi beban berat buat saya." Ucap Kevin.

" Bapak jahat." Ucap Menik tersedu-sedu.

Kevin langsung memeluk tubuh Menik. Dia mendekap tubuh mungil wanita itu. Menik menangis tersedu-sedu air matanya sudah membasahi baju Kevin.

Dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa mendekap erat tubuh wanita yang di cintainya. Perbuatannya memang teramat sangat tidak bisa di maafkan. Menik langsung melepaskan tubuhnya dari dalam dekapan Kevin.

" Terimakasih atas pengakuan bapak selama ini. Keputusan bapak tepat, kita memang tidak mungkin bersatu. Jalani hidup bapak dengan wanita itu dan saya akan menata hidup saya yang baru." Ucap Menik pelan.

" Nik jangan seperti itu. Saya tidak mau kamu mengatakan seperti itu. Memang egois jika saya meminta kamu untuk tetap menjaga hatimu untuk saya. Jangan pernah menghilangkan rasa yang pernah ada. Saya mohon." Ucap Kevin sambil memegang kedua tangan Menik.

" Maaf pak, jalani hidup bapak yang baru. Utamakan orang tua anda. Saya hanya orang baru yang datang kedalam kehidupan anda. Tidak perlu di pikirkan bagaimana saya kedepannya." Menik membuka pintu mobil dan hendak beranjak dari dari kursi mobil, tapi tangan Kevin menahannya.

" Jangan turun, biarkan saya mengantarkan kamu pulang." Ucap Kevin sambil memegang tangan Menik.

Menik kembali menutup pintu mobil. Dia mengizinkan Kevin mengantarkannya pulang. Menurutnya ini adalah hari terakhir dia naik mobil bosnya. Setelah itu dia tidak akan pernah duduk di mobil itu.

Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

" Nik, apa kamu mau memaafkan saya." Tanya Kevin sambil fokus dalam mengemudikan mobilnya.

" Sebenarnya saya sangat marah atas sikap bapak, tapi saya sadar diri. Untuk menggapai bintang di langit hanya angan-angan belaka." Jawab Menik.

Menik merendahkan dirinya di depan Kevin, karena memang tidak ada yang perlu di harapakan lagi untuk hubungannya.

" Nik, apa kamu akan kembali dengan Rudi." Tanya Kevin.

" Saya mau kembali atau tidak, apa akan mempengaruhi hubungan bapak dengan wanita itu?" Ucap Menik sarkas.

Perkataan Menik sungguh menohok membuat Kevin tidak bisa berbicara.

Menik menghela nafasnya dengan kasar.

" Saya menyesal telah mengungkap perasaan ini. Seandainya bapak tidak masuk dalam kehidupan saya, pasti rasa sakit ini tidak ada." Ucap Menik meneteskan air matanya.

Kevin sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Semua kerena kesalahannya.

" Maafkan saya Nik, jangan pernah menjauh dari kehidupan saya." Ucap Kevin pelan.

" Maksud Bapak apa? Saya harus tetap bersikap seperti biasanya. Apa bapak tau bagaimana sakitnya hati ini. Ucapan orang tua anda membuat denyut nadi saya berhenti seketika." Menik marah sambil meneteskan air matanya.

" Maafkan saya Nik, saya juga mengalami hal yang sama. Kamu tau posisi saya sangat sulit." Ucap Kevin pelan.

Menik menghapus air matanya, mobil yang di kendarai Kevin sudah sampai di depan gang rumahnya.

" Posisi bapak memang sulit, keputusan bapak untuk menerima perjodohan itu sudah benar. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua. Saya sudah mengikhlaskan anda dengan wanita itu. Selamat siang." Ucap Menik turun dari mobil dan langsung menutup pintu mobil. Dia terus berjalan tanpa mau melihat kebelakang. Menik akan menjadikan itu sebagai pengalaman hidupnya yang tidak akan di lihatnya lagi kebelakang. Masa lalunya harus di lupakannya walaupun berat dan susah, dia akan berusaha untuk melupakan perasaannya kepada Kevin.

Kevin memperhatikan Menik yang terus berjalan tanpa mau menoleh kepadanya. Dia merasakan hal yang sama. Rasa sakit yang di rasakan Menik juga di rasakannya.

Setelah bayang-bayang Menik sudah tidak terlihat, Kevin melajukan mobilnya. Dengan pikiran yang kacau dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba mobil yang di kendarainya di tabrak dari belakang. Dahinya membentur setir mobil. Hantaman itu membuat kepalanya pusing.

Terjadi kekacauan di jalan, pengemudi yang menabrak Kevin, turun dari mobil dan meminta maaf kepadanya.

" Maafkan saya pak." Ucap supir angkot.

Kevin melihat di dalam angkot itu masih banyak penumpang.

" Kamu kalau mau bunuh diri jangan bawa mereka." Ucap Kevin sambil melihat kedalam angkot.

Banyak kendaraan lain ikut berhenti menyaksikan kecelakaan itu.

" Pak berapa saya harus bayar ganti rugi." Ucap supir angkot takut. Dia sudah memperhitungkan biaya yang di keluarkannya sangat mahal. Karena mobil yang di kendarai Kevin termasuk kategori mobil mewah.

Karena kecelakaan itu jalanan jadi macet. Kevin tidak ingin memperpanjang urusannya dengan supir angkot itu. Walaupun dia yang di rugikan tapi dia melepaskan pengemudi itu.

" Sekarang kamu bebas, tapi jika sampai saya melihat kamu kebut-kebutan di jalan raya. Saya bawa kamu ke kantor polisi." Ancam Kevin sambil memotret supir dan plat angkotya.

" Terimakasih pak." Ucap supir angkot.

Kevin langsung melajukan mobilnya. Dahinya yang kejedut membuat bekas biru. Tidak berapa lama Kevin sampai di rumahnya. Dari luar terdengar suara keramaian di dalam rumahnya.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."