Chapter 351 episode 350 (S2)

Dari dalam rumah terdengar ada suara motor di nyalakan. Nyonya Paula langsung berlari kecil ke ruang tamu dan membuka rumahnya. Dia melihat seorang wanita sedang membalikkan badannya dan hendak pergi meninggalkan rumahnya.

" Manek." Teriak Nyonya Paula.

Menik membalikkan badannya dan tersenyum kecut kearah wanita paruh baya itu.

" Eh Ibu." Ucap Menik sambil tersenyum kaku.

" Kamu mau kemana? Rumah saya di sini. Mari masuk." Wanita paruh baya itu menarik tangan Menik dan mengajaknya masuk ke dalam rumah mewah itu.

" Dari tadi saya nunggu kamu, saya pikir kamu tidak datang." Ucap Nyonya Paula.

Menik berusaha untuk tetap tersenyum sambil mengingat semua kejadian di supermarket yang mengatakan kalau anaknya Nyonya Paula hanya dua yang sulung pria dan sudah mempunyai kekasih.

Mereka sampai di ruang keluarga.

" Vin, ini Manek." Ucap Nyonya Paula mengenalkan anaknya dengan Menik.

Kevin beranjak dari kursinya dan membalikkan tubuhnya melihat ibunya sedang memperkenalkan seorang wanita kepadanya. Kevin membelalakkan matanya kaget, Manek yang di maksud ibunya adalah Menik pujaan hatinya.

Menik tidak bergeming, dia menatap tajam kearah Kevin. Kevin merasa serba salah, dia bisa membaca raut wajah Menik yang sedang marah kepadanya.

" Kenapa kalian hanya diam saja." Ucap Nyonya Paula memperhatikan tingkah Menik dan Kevin yang diam tak bergeming.

Di ruang keluarga itu ada Jesy, dia memperhatikan tingkah keduanya.

" Kevin." Ucap Kevin mengulurkan tangannya kearah Menik.

Kevin berakting seolah-olah tidak mengenal Menik. Menik hanya terdiam tidak membalas uluran tangan pria di depannya.

" Manek anak saya sedang mengulurkan tangannya ke kamu." Ucap Nyonya Paula.

" Oh iya Bu." Ucap Menik sambil mengulurkan tangannya juga kearah Kevin.

" Menik." Ucap Menik.

Jesy yang berada di ruangan itu sontak berdiri tegak. Semua yang ada di dalam ruangan itu langsung kaget dan melihat kearahnya.

" Kamu kenapa." Tanya mamanya.

" Eh enggak ma, nama kakak itu lucu." Jawab Jesy gugup.

Kevin masih memegang tangan Menik, buru-buru Menik melepaskan tangannya dari genggaman bosnya.

Jesy mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Menik.

" Jesy."

" Menik."

Nyonya Paula mengajak Menik berkeliling rumahnya. Dia menunjukkan semua ruangan yang ada di situ.

Aku sudah tau bu, sebelum anda datang ke sini. Akulah orang yang membersihkan semua ruangan ini.

" Dan ini dapurnya." Ucap Nyonya Paula menunjukkan dapur mewah anaknya.

Menik hanya menganggukkan kepalanya. Jesy dan Kevin ikut masuk ke dalam dapur. Nyonya Paula memperhatikan dua anaknya yang mengikutinya.

" Kevin, apa kamu mau masak juga." Sindir Nyonya Paula.

" Tidak ma." Jawab Kevin menggelengkan kepalanya sambil melirik Menik.

Semua gerak gerik mereka berdua di perhatikan adiknya.

" Kamu nonton saja, mama mau masak sama Manek, dan Jesy kamu jangan pergi dari sini." Perintah mamanya.

Jesy menganggukkan kepalanya.

Kevin ingin terus berada di dapur, dia ingin mendengarkan semua percakapan mamanya dan Menik. Tapi karena sudah ada ultimatum dari mamanya, maka dia langsung berpindah ke ruangan lain.

Nyonya Puala menunjukkan semua belanjaannya yang kemaren di belinya bersama Menik.

" Kita masak apa." Tanya Nyonya Paula.

Menik memberitahukan masakan yang dapat di olah dengan waktu cepat tapi tidak mengurangi citarasanya. Dia ingin segera keluar dari rumah itu, rasanya dadanya sesak mengingat semua ucapan Nyonya Paula mengenai Kevin yang sudah mempunyai kekasih, tapi dia berusaha untuk tidak meneteskan air mata.

Sesekali Menik menengadahkan kepalanya, agar bulir air matanya tidak jatuh. Posisi Menik membelakangi Nyonya Paula dan Jesy. Menik menghadap ke jendela sedang menyiapkan bahan-bahan yang di perlukan. Sedangkan posisi Nyonya Paula dan Jesy sedang duduk di depan meja dapur.

" Terimakasih atas kebaikan kamu Menik, kalau kamu tidak datang saya tidak tau mau menyajikan masakan apa untuk calon besan saya." Ucap Nyonya Paula sambil memotong sayuran.

Deg jantung Menik langsung berdetak kencang ketika mendengarkan penuturan wanita paruh baya itu. Sedangkan Jesy yang berada di situ, membelalakkan matanya melihat kearah mamanya. Dia tidak suka dengan kejujuran mamanya yang pasti menyakitkan hati Menik.

Apa! Aku harus memasak untuk calon istrinya.

Hati Menik langsung menjerit, dia tidak bisa meluapkan keluh kesahnya secara langsung, hanya bisa meluapkannya dengan batinnya yang menangis. Menik terus menengadahkan kepalanya agar bulir air matanya tidak mengalir, tapi semakin dia berusaha untuk menahan air matanya, semakin deras bulir itu menetes.

Menik buru-buru mengusap air matanya dengan bajunya. Dan Jesy memperhatikannya dari belakang. Dia bisa menebak kalau wanita yang berdiri tidak jauh dari tempat duduknya sedang menangis.

" Bagaimana cara mengolahnya." Tanya Nyonya Paula sambil mendekati Menik yang sedang berdiri di depan jendela.

" Di goreng saja bu." Jawab Menik dengan suara parau.

" Kamu menangis." Tanya Nyonya Paula melihat ada air matanya di pipi Menik.

" Eh tidak bu, ini karena mengupas bawang." Ucap Menik bohong dengan suara parau.

Nyonya Paula hanya manggut-manggut, ucapan Menik masih bisa di terima akal sehatnya.

" Kenapa suara kamu seperti itu." Tanya Nyonya Paula.

" Oh saya lagi batuk." Jawab Menik bohong.

" Kamu lagi sakit Nek, aduh saya jadi tidak enak sama kamu."

Nyonya Paula merasa serba salah, dia langsung menarik tangan Menik untuk duduk di kursi.

" Kamu duduk saja di sini. Cukup perintahkan saya dan Jesy untuk memulainya dari mana." Ucap Nyonya Paula sambil membawa Menik duduk di kursi dapur.

Dengan perasaan sedih dan kecewa Menik mengajarkan semua masakan yang akan mereka masak. Dua wanita itu sibuk menghadap kompor dan Menik hanya duduk diam, sambil melamun.

" Kamu tau tidak Manek, kalau Kevin itu tidak tau tentang kedatangan calonnya. Saya ingin memberikan kejutan untuknya." Ucap Nyonya Paula sambil tetap sibuk dengan masakannya.

Menik hanya diam tidak bergeming sama sekali, hatinya sudah sangat hancur. Perasaannya yang resah dan gundah sudah terjawab sudah.

Menik lebih banyak diam dan tidak berkomentar banyak tentang semua yang di ceritakan nyonya Paula.

Sosok Kevin memperhatikannya dari pintu, dia tidak tau apa saja yang di bicarakan mamanya dengan Menik. Wajah Menik terlihat sendu dan hanya menundukkan kepalanya.

Kevin masuk ke dalam dapur, dia curi-curi pandang kepada Menik. Ketika melihat kedatangan Kevin, wajah Menik berubah menjadi marah, tatapan tajamnya membuat Kevin menjadi serba salah.

" Kamu ngapain Vin." Tanya mamanya ketika melihat kedatangan anaknya di dapur.

" Aku mau minum." Jawab Kevin sambil melirik kearah Menik.

Kevin melihat semua makanan yang sudah sebagian terhidang di meja dapur.

" Ma, untuk apa makanan sebanyak ini. Apa semua ini kita yang makan." Tanya Kevin.

" Iya, semua kita yang makan." Jawab Nyonya Paula.

Semua makanan sudah banyak yang selesai di masak.

" Ibu, apa sudah selesai." Tanya Menik.

" Sepertinya sudah. Saya rasa makanan ini semua sudah cukup." Jawab Nyonya Paula sambil melihat semua masakannya.

" Kalau sudah selesai saya mau pamit pulang.' Ucap Menik.

" Kenapa kamu harus pulang, sebentar lagi sudah waktu makan siang. Kamu makan siang di sini ya." Ucap Nyonya Paula.

" Terimakasih bu, saya ada janji dengan seseorang." Ucap Menik sambil melirik tajam kearah Kevin.

" Pasti kamu ada janji dengan cowok ya." Tebak nyonya Paula.

Menik menganggukkan kepalanya, dia sedang berbohong. Menik ingin membuat hati Kevin juga sakit seperti hatinya.

Kevin langsung membelalakkan matanya, dia memikirkan tentang Rudi.

Jesy melihat semua perilaku keduanya. Dia merasa kasihan dengan hubungan kakaknya dan Menik.

" Baiklah, hati-hati di jalan. Kevin antarkan Manek pulang ya." Ucap nyonya Paula.

" Terimakasih bu, saya bisa pulang sendiri." Tolak Menik.

" Jangan seperti itu, kamu sudah banyak membantu saya, apa salahnya kamu di antar anak saya, sebagai rasa terimakasih saya ke kamu." Ucap Nyonya Paula memeluk Menik.

Dua kakak beradik itu saling pandang. Ada rasa senang ketika nyonya Paula memeluk orang yang di cintai Kevin. Tapi jika wanita paruh baya itu mengetahui kalau wanita pujaan hati anaknya adalah Menik, akankah sikap nyonya Paula berubah atau tambah sayang dengan Menik.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."