Chapter 348 episode 347 (S2)

Pagi hari udara terasa sejuk suasana masih tenang belum terdengar kebisingan dari jalanan. Menik menyiapkan sarapan untuknya dan adiknya.

Bima keluar dari kamarnya dengan setengah mengantuk.

" Kakak masak apa." Tanya Bima.

" Nasi goreng." Ucap Menik sambil tetap sibuk dengan masakannya.

" Bima, kakak pinjam motor kamu ya." Ucap Menik.

" Kamu enggak kerjakan." Tanya Menik.

" Aku masuk malam." Jawab Bima sambil berlalu meninggalkan kakaknya menuju kamar mandi.

Setelah selesai dengan masakannya. Menik langsung menyantap sarapannya. Dia hendak bergegas pergi ke pasar menemui Nyonya Paula.

Tidak berapa lama Bima keluar dari kamar mandi. Menik langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tidak butuh waktu lama untuknya di kamar mandi.

" Kakak pergi dulu." Ucap Menik sambil mengambil kunci motor adiknya.

" Hati-hati." Ucap Bima.

Di tempat lain di kediaman Kevin.

" Vin, antarkan mama ke pasar." Perintah mamanya.

Kevin sedang menikmati sarapannya.

" Iya sebentar ma." Ucap Kevin sambil mengunyah makanannya.

" Kamu dari tadi mama bangunin susah banget, mama itu enggak enak sama Manek. Sudah minta tolong sama dia, tapi terlambat." Gerutu mamanya.

" Ma, pasar itu dekat dari perumahan kita. Jalan kaki saja bisa." Jawab Kevin.

" Jadi kamu suruh mama jalan kaki." Ucap mamanya ketus.

" Enggak ma, maksud aku itu, jalan kaki juga bisa karena pasarnya dekat dari sini." Ucap Kevin menjelaskan kepada mamanya.

" Apa kamu tega membiarkan mama di culik." Ucap mamanya lagi.

" Lah mama kenapa ngomongnya sampai kesana." Kevin bingung, menurutnya mamanya terlalu sensitif.

" Ya sudah ayo kita berangkat." Ajak Kevin.

" Jesy mama pergi." Teriak Nyonya Paula.

" Ya ma hati-hati." Jawab Jesy.

Gadis belia itu lagi di taman belakang dengan papanya, dia sedang menjemur papanya sambil menyuapi pria paruh baya itu.

Kevin dan mamanya sudah berada di dalam mobil, dalam waktu 15 menit mereka sudah sampai di pasar.

" Ini pasarnya." Tanya mamanya.

" Iya, cepat kan." Ucap Kevin lagi.

" Mana si Manek ya." Gumam Nyonya Paula.

" Mama mau aku jemput jam berapa." Tanya Kevin.

" Nanti mama hubungi kamu lagi." Ucap Nyonya Paula sambil keluar dari dalam mobil.

" Apa perlu mama aku temani dulu sampai wanita itu datang." Tanya Kevin.

" Sebentar mama coba menghubungi nomornya." Ucap Nyonya Paula sambil mengambil ponselnya.

Panggilan terhubung tapi belum ada jawaban sama sekali.

" Kenapa ma." Tanya Kevin.

" Panggilannya masuk tapi tidak di jawab." Ucap Nyonya Paula.

" Mungkin dia lagi di jalan." Jawab Kevin.

Tidak berapa lama ponsel mamanya berdering.

" Halo Manek." Ucap Nyonya Paula.

" Ibu di mana? Saya di pintu masuk." Ucap Menik.

" Saya di parkiran." Jawab Nyonya Paula.

" Ya sudah saya kesana." Ucap Menik.

" Tidak usah, biar saya yang kesana." Ucap Nyonya Paula.

Kemudian panggilan terputus.

" Manek nunggu di depan pintu depan, kamu mau nunggu di sini apa mau pulang dulu." Tanya Nyonya Paula.

" Mama lama enggak." Tanya Kevin lagi.

" Satu jam lah." Jawab Nyonya Paula.

" Lama banget." Ucap Kevin.

" Mama belanja untuk satu minggu bukan satu hari." Jawab mamanya.

" Ya sudah aku pulang dulu." Ucap Kevin sambil menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan mamanya.

Nyonya Paula berjalan melewati beberapa kendaraan yang di parkir. Dia bisa melihat Menik sedang berdiri di depan pintu masuk.

" Pagi Manek." Sapa Nyonya Paula.

Mereka bersalaman satu sama lain.

" Ibu sama siapa kesini." Tanya Menik.

" Oh di antar anak saya. Tapi dia pulang dulu, biasa anak cowok pasti tidak senang berbelanja." Jawab Nyonya Paula.

" Kamu sama siapa kesini." Tanya Nyonya Paula lagi.

" Sendirian bu." Jawab Menik.

" Apa mau langsung belanja atau mau beli sesuatu di tempat lain." Tanya Menik.

" Langsung belanja aja ya."

Mereka masuk ke dalam pasar. Suasana pasar begitu ramai. Karena itu adalah hari libur maka banyak pengunjung yang berbelanja di pasar itu. Selain harga murah dan lebih terjangkau, hasil laut dan sayurannya juga segar. Maka banyak yang lebih memilih belanja di pasar di bandingkan dengan supermarket.

" Bu, di sini becek beda sama di supermarket." Ucap Menik sambil jalan beriringan dengan Nyonya Paula.

" Tidak apa-apa, setidaknya harga di sini jauh lebih murah di bandingkan di supermarket." Jawab Nyonya Paula.

Menik mengajak Nyonya Paula ke bagian makanan laut. Dia mengajari wanita paruh baya itu untuk menawar harga ikan. Setelah selesai di bagian makanan laut, Menik mengajak Nyonya Puala untuk ke bagian yang lain, seperti tempat penjualan ayam potong.

Nyonya Paula mencoba menawar harga ayam yang di tawarkan si penjual. Walaupun si penjual tidak menurunkan harganya terlalu banyak, tapi Nyonya Paula merasa senang karena dia dapat melakukan hal yang sering di lakukan ibu-ibu lainnya.

Menik membawa Nyonya Paula ke bagian sayuran. Menik mengajarkan cara mengolah macam-macam sayuran itu. Semua di beli Nyonya Paula dengan porsi yang lumayan besar.

" Ibu, apa itu untuk porsi satu minggu." Tanya Menik.

" Iya."

" Apa orang bule makan sebanyak itu." Tanya Menik.

" Kami tidak makan nasi Menik, beda sama kalian. Kalau kalian karbohidratnya dari nasi kalau kami kentang dan protein yang kami banyakkan. Jadi satu kilo ayam untuk kami hanya sekali makan." Ucap Nyonya Paula menjelaskan.

Menik membelalakkan matanya.

" Wah kalau satu kilo untuk satu kali makan, berarti satu hari tiga kilo, tiga kali tiga puluh hari." Ucap Menik mencoba menghitung pengeluaran yang di keluarkan oleh Nyonya Paula.

" Tidak usah di hitung, nanti kamu pusing." Ucap Nyonya Paula sambil tersenyum.

" Untung saya bukan orang bule, kalau saya orang bule, saya hanya bisa makan dua minggu dua minggu lagi puasa." Ucap Menik.

" Memangnya kenapa?" Nyonya Puala bingung dengan ucapan Menik.

" Gaji saya enggak cukup." Jawab Menik.

" Hahaha kamu lucu sekali Menik.'' Ucap Nyonya Paula.

" Kenapa ibu tidak makan nasi." Tanya Menik.

" Mungkin belum terbiasa, tapi kapan-kapan saya akan coba makan nasi." Ucap Nyonya Paula.

Menik melihat keranjang belanjaan Nyonya Paula semua sudah terisi penuh.

" Ibu, apa ada lagi yang mau di beli." Tanya Menik.

" Sepertinya sudah cukup. Kalau ada kekurangan saya akan ke pasar sendiri." Ucap Nyonya Paula.

" Baiklah kalau begitu, ibu mau saya temani di depan sampai anak cowok ibu datang." Ucap Menik.

" Tidak usah, saya mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan kamu. Oh iya saya mau minta tolong lagi sama kamu." Ucap Nyonya Paula.

" Ada apa Bu." Tanya Menik.

" Kamu besok sibuk tidak." Tanya Nyonya Paula.

" Besok masih hari libur jadi saya masih bebas." Jawab Menik.

" Memangnya ada apa bu." Tanya Menik lagi.

" Saya mau minta bantuan kamu untuk membantu saya memasak masakan tradisional. Kebetulan teman saya akan datang dari Inggris." Ucap Nyonya Paula.

" Teman saya itu asli orang sini, dia besar disini. Pasti dia rindu dengan masakan tradisional. Makanya saya mau memberikan kejutan untuk mereka dengan menyajikan makanan lokal." Ucap Nyonya Paula.

" Hemmm baik bu, tapi saya tidak terlalu pintar dalam mengolah semua masakan." Ucap Menik.

" Tidak apa-apa, saya sudah sangat bersyukur kamu mau membantu."

Nyonya Paula memberikan alamat rumahnya.

" Baiklah bu, saya langsung pulang ya." Ucap Menik sambil meninggalkan Nyonya Paula di depan pintu masuk.

Menik jalan ke parkiran motor, dari jauh Kevin melihat Menik sedang menghidupkan motornya.

" Si Menik jauh banget belanjanya." Gumam Kevin sambil memarkirkan mobilnya. Dia buru-buru memarkirkan mobilnya agar bisa berjumpa dengan Menik.

Ketika dia turun dari mobil, motor Menik sudah berlalu meninggalkan parkiran.

" Cepat banget perginya." Gerutu Kevin.

Kevin berjalan menuju pintu masuk pasar. Dia melihat sosok mamanya dengan dua keranjang di dekat kaki mamanya.

" Sudah siap belanjanya." Tanya Kevin.

" Sudah." Ucap Nyonya Paula sambil meninggalkan anaknya dengan dua keranjang. Kevin mengangkat dua keranjang itu dengan tangannya. Dia menunjukkan mamanya tempat mobilnya di parkirkan.

" Mana wanita yang membantu mama." Tanya Kevin sambil tetap berjalan menuju parkiran.

" Dia sudah pulang, sepertinya dia buru-buru. Mama mau mengenalkan kamu dengannya tapi tidak enak kalau menahannya lebih lama." Ucap Nyonya Paula.

Mereka sudah sampai di depan mobil. Kevin membuka bagasi belakang dan meletakkan semua belanjaan ke dalamnya.

Nyonya Paula langsung duduk di samping kemudi.

" Apa ada yang mau di beli lagi." Tanya Kevin.

Nyonya Paula mengingat sesuatu tentang ucapan Menik.

" Coba kamu belikan beras." Perintah mamanya.

" Untuk apa. Bukannya mama tidak makan nasi." Tanya Kevin

" Iya tapi mama mau coba." Jawab Mamanya.

Kevin kembali turun dari mobil dan pergi ke toko grosiran yang menjual segala macam bahan pokok makanan.

Nyonya Paula tidak mau mengatakan kepada anaknya kalau besok Jasmin dan keluarganya akan datang. Dia ingin memberikan kejutan untuk anaknya.

" Jangan lupa like komen dan vote ya, terimakasih."