Chapter 346 episode 345 (S2)

" Ayo pak, cepat hubungi nomor nona Zira." Ucap Menik.

Kevin pura-pura melihat jam di tangannya. Agar terlihat sibuk di hadapan Menik.

" Pak, saya suruh Bapak menghubungi nona Zira bukan lihat jam." Ucap Menik lagi.

" Oh biasanya jam segini nona Zira lagi kursus menjahit." Ucap Kevin asal.

Menik menggaruk rambutnya, menurutnya alasan Kevin terlalu mengada-ada.

" Ah Bapak bohong ya, nona Zira kan desainer mana mungkin dia kursus menjahit, seorang desainer pasti bisa juga menjahit." Ucap Menik sambil menuding jari telunjuknya di depan wajah Kevin.

Kevin bingung, alasannya terlalu di buat-buat. Menik masih menunggu tepat di depannya. Setiap gerak geriknya di perhatikan office girl itu.

Kevin mengambil ponselnya dan menghubungi istri bosnya. Panggilan terhubung.

" Halo." Ucap Kevin.

" Ya halo ada apa Vin." Ucap Zira.

" Hemmm." Kevin bingung mau mengatakan apa, tapi ponselnya keburu di sambar Menik.

" Halo nona Zira, ini saya Menik." Ucap Menik sambil berjalan menjauh dari bosnya. Tapi Kevin terus mengikutinya.

" Oh ya Menik, ada apa." Tanya Zira.

" Kata Pak Kevin, nona menyuruh saya untuk ikut dalam acara nanti." Ucap Menik.

" Acara apa." Zira bingung. Dan Kevin yang mendengar langsung garuk-garuk kepalanya.

" Biar saya yang ngomong." Ucap Kevin pelan sambil bicara dengan Menik.

" Sstt bapak diam saja." Ucap Menik cepat.

Dari tempat yang berbeda Zira mendengar perkataan Menik dengan seseorang.

" Halo Menik, kamu dengan siapa disana." Tanya Zira.

" Dengan Pak Kevin." Jawab Menik.

" Jadikan mode speakers ponselnya." Ucap Zira.

" Speaker." Menik menoleh kebelakangnya dan sekelilingnya.

" Speaker tidak ada di ruangan ini kalau sendok ada." Ucap Menik polos.

Kevin langsung mengambil ponselnya dari tangan Menik dan menyalakan speaker ponselnya.

" Makanya jangan kelamaan pakai ponsel remote, jadinya enggak paham." Ucap Kevin.

Zira mendengarkan percakapan dua orang yang berada di ujung sana.

" Sudah cukup berkelahinya." Ucap Zira tegas.

Kevin dan Menik diam, mereka berdua menatap ponsel.

" Pak letakkan di meja." Ucap Menik.

Kevin meletakkan di meja.

" Apa yang mau kamu tanyakan Menik." Tanya Zira.

" Kata Pak Kevin." Belum selesai Menik berbicar Kevin langsung memotong pembicaraan office girl itu.

" Nona, ingat acara yang sudah lama nona dan tuan muda rencanakan. Rencananya minggu depan kita mau berangkat." Ucap Kevin.

" Oh acara kapal pesiar itu." Ucap Zira.

" Ya betul nona." Jawab Kevin.

" Terus apa hubungannya dengan Menik menghubungi saya." Tanya Zira.

" Kata Pak Kevin, nona minta saya ikut ke acara itu, apa itu betul nona." Tanya Menik.

" Oh tentu itu, kamu harus ikut tidak boleh menolak." Ucap Zira tegas.

Kevin tersenyum lebar penuh kemenangan.

" Tapi saya." Ucap Menik ragu.

" Kenapa Nik? Apa Kevin menyakiti kamu." Tanya Zira.

Kevin melotot kearah Menik dengan isyarat jangan mengatakan apapun tentang mereka berdua.

" Tidak nona." Jawab Menik.

" Apa Kevin sedang melotot kearah kamu." Tanya Zira.

Menik dan Kevin saling pandang.

" Pak, apa ponsel ini tembus pandang." Tanya Menik sambil berbisik

" Tembus pandang? Apa maksud kamu." Tanya Kevin pelan.

" Dari mana nona Zira bisa tau kalau anda sedang melototi saya." Ucap Menik.

" Mungkin nona Zira punya indera kesepuluh." Jawab Kevin.

" Kok sepuluh pak, bukannya enam." Tanya Menik lagi.

" Kalau indera keenam untuk melihat hantu tapi kalau kesepuluh untuk melihat jarak jauh." Jawab Kevin asal.

" Kok saya baru dengar, seperti satelit aja." Gumam Menik pelan.

" Menik, jangan dengarkan jomblo abadi itu, dia sedang mengerjai kamu." Ucap Zira.

" Baik nona." Ucap Menik dengan menatap tajam kearah Kevin.

" Dan jangan tatap Kevin seperti itu." Ucap Zira lagi.

Sekali lagi Menik kaget, dia tidak menyangka tindakannya juga bisa terbaca oleh Zira.

" Wah nona hebat." Ucap Menik menyanjung Zira.

" Ah itu biasa saja, ingat Menik, kamu harus ikut, apapun alasan yang mau kamu buat tidak akan saya terima. Bye Menik." Ucap Zira mengakhiri panggilan.

" Bagaimana nona Zira bisa tau kalau saya sedang menatap bapak." Tanya Menik.

" Namanya juga pasukan Avengers, semua bisa di lakukannya." Ucap Kevin enteng.

" Contohnya apa saja." Menik penasaran dengan kehebatan Zira.

" Kamu tau tidak nona Zira itu bisa menguasai beberapa bahasa." Ucap Kevin.

" Beberapa bahasa, berarti bahasa hewan juga bisa ya." Tanya Menik.

Kevin memicingkan matanya menatap wanita di sebelahnya.

" Kamu jangan ngawur kalau ngomong, dengar tuan muda, bisa habis kamu." Ucap Kevin.

" Memangnya apa yang akan di lakukan bos besar."

" Mungkin kamu di suruh nikah sama saya." Ucap Kevin sambil tersungging senyuman di bibirnya.

" Heleh itu alasan bapak saja. Ayo ceritakan kepada saya, apa saja keahlian nona Zira." Tanya Menik.

" Nona Zira bisa menguasai beberapa bahasa asing melebihi dari tuan muda. Dan asal kamu tau kekayaannya lebih banyak di bandingkan tuan muda." Ucap Kevin.

" Oh ya, hebat betul."

" Kalau orang kaya nikah sama orang kaya, orang miskin nikah sama orang miskin, jadinya tidak merubah status sosial seseorang dong." Ucap Menik.

" Hey, tidak semua orang miskin itu berstatus rendah, justru dari orang miskin orang kaya banyak belajar." Ucap Kevin sambil menarik hidung Menik.

" Orang miskin itu tau bagaimana caranya bersusah-susah dan ketika dia jadi orang sukses, dia tidak akan tinggi hati. Beda halnya dengan orang kaya, kalau kekayaannya karena dari harta turunan jadi bisa di pastikan orang tersebut belum merasai namanya jatuh bangun, dan ketika orang kaya jatuh, banyak yang gila dan tidak terima." Ucap Kevin.

Menik manggut-manggut mengerti. Ada suara tapak sepatu yang terdengar cukup nyaring menuju pantry. Keduanya Kevin dan Menik melihat kearah pintu.

" Oh jadi kamu dari tadi di sini ya. Apa ruanganmu mau di pindahkan ke sini." Ucap Ziko tegas.

" Apa tidak ada tempat pacaran lagi selain di pantry, apa gajimu tidak cukup untuk membawanya ketempat yang lebih bermodal." Ucap Ziko ketus.

Menik langsung membelalakkan matanya, dia tidak percaya kalau bos besar memikirkan hal aneh tentang dirinya dan Kevin.

" Ini tidak seperti yang tuan pikirkan, kami baru menghubungi nona Zira." Ucap Kevin. Dia sengaja menjual nama Istri Ziko agar bosnya tidak marah berkelanjutan.

" Kenapa kalian menghubungi istriku? Jangan bilang kalau kalian minta restu sama Zira.

Menik menggelengkan kepalanya cepat.

" Tidak tuan, ini hanya masalah tentang acara kita. Nona Zira mengajak Menik untuk ikut acara nanti." Ucap Kevin menjelaskan.

" Aku yang buat acara tapi kamu yang terlalu bersemangat." Sindir Ziko kepada asistennya.

Kevin diam sambil melirik Menik.

" Kembali bekerja atau gaji kalian akan aku ganti dengan bubuk teh." Ucap Ziko.

" Tidak tuan." Ucap keduanya.

Kevin keluar dari pantry mengikuti Ziko dari belakang menuju ruangan bosnya.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."