Chapter 337 episode 336 (S2)

Zira langsung meminum minumannya agar tenggorokan sedikit lega. Dua gadis belia itu melihat kearahnya.

" Kakak kalau minum hati-hati." Ucap Zelin.

" Iya." Jawab Zira.

Dia menatap gadis belia di depannya dengan tatapan penasaran. Zira ingin mengorek informasi kepada Jesy.

" Jesy saya..." Zira berhenti karena pelayan datang membawa makanan mereka.

" Ayo makan." Ucap Zira kepada dua gadis belia itu.

Semua menikmati makanannya, walaupun Zira menikmati makanannya tapi dia masih penasaran dengan ucapan Jesy.

" Jesy, apa mama kamu sudah pernah bertemu dengan Menik." Tanya Zira.

" Menik ... Manek." Jesy mengulang kata itu, dia masih bingung siapa yang di maksud Zira.

" Maksud nona, wanita yang di sukai kak Kevin." Tanya Jesy.

" Ho...oh." Ucap Zira sambil menganggukkan kepalanya.

" Belum nona, kak Kevin juga belum cerita tentang wanita itu." Ucap Jesy jujur.

Zira mengernyitkan dahinya seperti sedang berpikir.

" Bagaimana kamu bisa bilang kalau mama kamu tidak setuju dengan wanita itu, sedangkan Kevin belum cerita mengenai Menik." Ucap Zira.

" Mungkin karena Mama sudah menjodohkan kak Kevin dengan wanita pilihan mama." Ucap Jesy sambil menikmati soto mienya.

" Uhuk-uhuk." Zira kembali tersedak.

" Kakak kenapa makan terburu-buru, sudah dua kali kakak tersedak, nanti kalau kak Ziko tau, bisa di marahi aku." Gerutu Zelin sambil mengelus punggung kakak iparnya.

Zira tidak menghiraukan gerutu adiknya, dia lebih tertarik dengan cerita gadis di depannya.

" Apa Kevin setuju dengan perjodohan itu." Tanya Zira lagi.

" Pertama tidak, gara-gara perjodohan itu kak Kevin langsung pergi dan kembali ke tanah air, dan itu juga yang menyebabkan papa sakit stroke." Ucap Jesy.

Zira sudah mendegar tentang orang tuanya Kevin sakit, tapi penyebabnya baru dia dengar dari Jesy.

" Terus bagaimana Kevin bisa menyetujui perjodohan ini." Tanya Zira.

Jesy menceritakan awal mula Kevin kembali ke London, dan mencari keberadaan mereka berdua. Dan dia juga menceritakan kalau Kevin mengetahui papanya sakit ketika kembali lagi ke London. Jesy menceritakan tentang niat Kevin membawa keluarganya untuk kembali ke tanah air, tapi mamanya tidak mau dengan alasan hutang budi dengan keluarga Jasmin.

" Jadi Kevin mengorbankan perasaannya demi membawa kalian kesini." Ucap Zira.

Jesy menganggukkan kepalanya cepat.

" Kasihan Kevin, dia berada di posisi yang salah, satu sisi orang tuanya, dan di sisi lain ada wanita yang mencintai dan sebaliknya dia juga mencintai wanita itu." Ucap Zira pelan.

" Aku tidak tau harus bagaimana nona, kakak tidak mau menceritakan tentang gadis itu kepada mama." Ucap Jesy lagi.

" Mungkin asisten Kevin khawatir mama kamu marah dan kecewa." Timpal Zelin.

" Mungkin juga, jadi dia korbankan semuanya." Ucap Zira.

" Semuanya." Jesy terlihat bingung.

" Iya, dia korbankan perasaannya dengan Menik, perasaan mama kamu dan satu lagi perasaan wanita itu." Ucap Zira menjelaskan.

" Iya juga ya." Ucap Jesy.

" Seandainya Menik tau tentang ini pasti dia akan menjauh dari kehidupan kakak kamu, dan seandainya wanita itu tau kalau Kevin sudah mempunyai pemilik hati, siapa nama wanita itu." Tanya Zira.

" Jasmin." Jawab Jesy.

" Iya Jasmin pasti akan kecewa juga." Ucap Zira.

" Tapi nona, sebelumnya kak Kevin sudah bilang kepada kak Jasmin untuk belajar mencintai dia." Ucap Jesy lagi.

" Ya belajar, tapi Jasmin tidak tau apa yang menyebabkan Kevin masih belajar dengan perasaannya, karena ada seorang wanita di baliknya." Ucap Zira menjelaskan.

Jesy manggut-manggut. Mereka masih menikmati makanannya. Zira masih terus berpikir tentang kisah cinta asisten suaminya.

" Jesy, kalau mereka sudah bertunangan kenapa Kevin tidak memakai cincin tunangan." Tanya Zira.

" Karena mereka memang belum bertunangan, setelah kak Jasmin datang kesini pertunangan baru akan di laksanakan." Jawab Jesy.

" Kapan Jasmin kesini." Ucap Zira lagi.

" Saya tidak tau kapan, cuma mama kemaren malam cerita kalau kontrak kak Jasmin di rumah sakit London di percepat, jadi dia bisa datang kesini secepatnya." Ucap Jesy menjelaskan.

" Apa dia akan menetap di sini." Tanya Zira.

" Sepertinya iya, aku dengar kak Jasmin mau melamar jadi dokter di rumah sakit sini." Jawab Jesy.

Zira mulai memikirkan cara agar masalah Kevin cepat berlalu.

" Begini saja, nanti kamu ceritakan kepada mama kamu, kalau saya akan membantu Jasmin mendapatkan pekerjaan di rumah sakit." Ucap Zira.

" Tapi kalau saya cerita nanti mama malah marah, karena telah menceritakan tentang perjodohan ini." Ucap Jesy.

" Hemmm begini saja, kamu tidak usah menceritakan tentang ini. Tapi kalau Jasmin datang kenalkan dengan saya." Ucap Zira cepat.

" Kenapa kakak terlihat semangat." Tanya Zelin.

Zira hanya tersenyum simpul tidak membalas sama sekali ucapan adik iparnya.

Makanan yang mereka makan sudah habis. Ketiga wanita itu beranjak dari rumah makan itu. Mereka menyusuri setiap mall, melewati setiap toko yang menjual beraneka ragam benda, dari sepatu, baju, tas dan lainnya.

" Kalian mau beli apa." Tanya Zira kepada dua gadis belia itu.

" Tidak ada." Jawab Jesy.

Zira tersenyum, dia mengerti gadis di depannya merasa segan kepadanya. Dia langsung menarik dua tangan gadis belia itu menuju toko pakaian.

" Pilihlah mana yang kalian suka." Ucap Zira.

" Tapi aku mau pakaian di butik kakak." Jawab Zelin.

" Sekarang kita tidak lagi di butik, jadi kamu pilih saja di sini, lain kali kita ke butik." Ucap Zira.

Zelin akhirnya memilih pakaian yang cocok untuk di pakainya kuliah. Jesy masih memilih pakaian yang cocok untuknya. Zira membantu memilihkan pakaian yang cocok untuk Jesy.

" Yang ini bagus." Ucap Zira sambil menunjuk pakaian dengan model kekinian.

Jesy menganggukkan kepalanya. Setelah mendapatkan pakaian yang cocok, Zira membayar pakaian itu di kasir. Mereka meninggalkan toko itu dan kembali menuju parkiran.

" Kak, aku mau tarik uang dulu di ATM." Ucap Zelin.

" Kakak ada uang cash." Jawab Zira.

" Tidak usah kak, aku punya uang jajan sendiri dari kak Ziko." Zelin menolak pemberian kakak iparnya.

" Tapi ini dari kakak bukan dari suami kakak." Ucap Zira lagi.

" Enggak kak, kalau aku tidak ada uang nanti minta sama kakak, untuk sekarang masih ada." Ucap Zelin.

" Ok kalau begitu." Mereka menuruni eskalator mencari letak mesin ATM.

Di mall itu semua mesin ATM ada di luar mall. Dan mesinnya berbarengan dengan mesin-mesin dari berbagai bank, dan hanya di batasi sebuah dinding kaca.

Antrian cukup panjang, jadi Zira dan Jesy menunggu di luar, hanya Zelin yang mengantri bersama-sama dengan yang lainnya.

Tubuh Zelin sedikit bahenol, apalagi dia memakai baju kaos yang sedikit ketat, sehingga membuat kaum Adam sedikit terpesona melihat bentuk tubuhnya.

Di dalam antrian, di depan Zelin ada seorang pria, dan di belakangnya juga pria. Tiba-tiba pria yang di belakangnya meremas bokongnya. Zelin langsung menoleh kepada pria itu.

" Kenapa kamu meremas bokongku." Ucap Zelin dengan emosi.

Suara Zelin cukup kencang sehingga membuat orang-orang yang mengantri di sisi lain ikut melihat kearah mereka.

" Mana ada." Ucap pria itu mengelak.

" Dasar pria kurang ajar, aku laporkan kamu sama polisi, karena kamu telah melakukan tindakan asusila kepada seorang wanita." Teriak Zelin.

" Mana ada." Ucap cowok itu mengelak lagi.

Zelin merasa malu, harga dirinya sebagai wanita di injak-injak oleh perbuatan pria yang ada di belakangnya.

" Cepat akui perbuatan kamu." Ucap Zelin lagi.

" Tidak, aku tidak melakukan itu." Ucap pria itu.

Prak, Zelin langsung menampar pria itu. Pria itu marah dia kembali menampar Zelin. Keadaan di dalam mesin ATM jadi ramai, banyak wanita yang memperolok pria itu. Para wanita yang mengantri di mesin ATM ikut membantu Zelin dengan mengejek pria itu.

" Dasar pria genit." Ucap salah seorang wanita.

" Kebiri saja." Ucap Ibu-ibu.

Pria itu tambah marah dia tidak bisa mengontrol emosinya. Dia menampar ibu yang mengatakan kebiri. Pria lain yang ada disitu sudah memenangkan pria itu, tapi pria yang menampar Zelin seperti kesetanan, dia malah membabi buta memukuli pria yang sudah mencoba menahannya.

Dari luar terdengar suara pertengkaran di dalam mesin ATM.

" Ada apa itu." Ucap Zira sambil masuk ke dalam mesin ATM di ikuti dengan Jesy di belakangnya.

Zira mencari keberadaan adik iparnya. Zelin sedang menangis sambil memegang pipinya. Keadaan di mesin ATM itu sangat ramai dan berisik. Dia menghampiri adiknya.

" Kamu kenapa." Tanya Zira.

" Di tampar sama pria gila itu." Ucap salah satu ibu.

" Kenapa bisa di tampar." Tanya Zira.

Ibu itu menceritakan peristiwa yang terjadi di dalam mesin ATM itu. Zira langsung emosi, sambil mengepalkan tangannya dia mendatangi pria yang sedang di pegangi tangannya oleh dua orang pria lainnya.

" Apa yang kamu lakukan sama adikku." Ucap Zira emosi.

" Siapa kamu." Ucap pria itu sambil emosi.

" Aku kakak yang baru saja kamu tampar." Ucap Zira cepat.

" Oh yang bokongnya bahenol itu." Ucap pria itu cepat.

Prak Zira menampar pria itu dengan cukup kuat.

" Kurang ajar." Pria itu marah, dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman dua pria di sampingnya.

Pria itu bisa terlepas dari genggaman tangan dua pria di sampingnya. Dia menatap Zira tajam dan ingin menampar wajah wanita di depannya. Tapi dengan sigap Zira bisa menepis tangan pria itu dan menendang perutnya dengan salah satu kakinya. Pria itu langsung tersungkur dan tidak bisa bergerak, karena tendangan yang didapatnya cukup kuat.

Tidak berapa lama, tim keamanan mall datang dan membawa pria itu. Dan membawa semua orang yang berada dekat mesin ATM.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."