Chapter 336 episode 335 (S2)

Pendaftaran tes perguruan tinggi sudah selesai, mereka kembali masuk ke dalam mobil.

" Kak apa kita langsung mengantarkan Jesy pulang." Tanya Zelin.

Zira melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan jam makan siang.

" Bagaimana kalau kita makan siang dulu." Ucap Zira.

Zelin setuju, tapi Jesy terlihat khawatir.

" Bagaimana Jesy, apa kamu mau." Tanya Zira.

" Hemmm saya belum izin sama kak Kevin." Ucap Jesy pelan.

" Kamu minta izin dulu sama kakak kamu, saya juga mau minta izin sama suami saya." Ucap Zira.

Jesy mengirimkan pesan singkat kepada kakaknya yang isinya.

Kakak, aku sudah selesai mendaftar di perguruan tinggi, nona Zira dan Zelin mengajak aku makan siang diluar. Apa boleh?

Pesan terkirim. Jesy masih menunggu jawaban dari kakaknya.

Zira menghubungi nomor suaminya.

" Halo sayang." Ucap Zira ketika panggilan terhubung.

" Ada apa sayang." Tanya Ziko.

" Aku sudah selesai kontrol, dan dokter bilang jahitan aku sudah kering." Ucap Zira.

Ziko mendengar langsung antusias.

" Serius kamu, berati bisa nanti malam kita lakukan satu jurus." Ucap Ziko genit.

" Idih kamu genit banget, masih juga siang." Ucap Zira.

" Tidak apa-apa genit sama istri sendiri, daripada genit sama istri orang lain itu baru luar biasa." Ucap Ziko.

" Bukan luar biasa tapi luar binasa." Ucap Zira ketus.

Ziko tertawa dengan gelak tawanya khasnya yang sedikit berat.

" Sayang, aku sudah menemani adiknya Kevin, apa boleh kami pergi makan siang di mall." Ucap Zira merayu.

" Kamu baru sembuh udah banyak tingkah." Ucap Ziko ketus.

" Banyak tingkah dari Hongkong, aku cuma satu tingkah saja, setelah makan kami pulang, boleh ya." Ucap Zira merayu.

" Jesy juga belum berkeliling kota, anggap saja kami lagi menemaninya cuci mata." Ucap Zira lagi.

" Baik, tapi ada satu syarat." Ucap Ziko.

" Apa syaratnya." Tanya Zira.

" Akan aku kirim bodyguard untuk menjaga kalian." Ucap Ziko tegas.

" Sayang apa kamu lupa kalau aku telah berguru sama Thanos." Ucap Zira.

Zira tidak menginginkan gerak-geriknya selalu di pantau oleh orang suruhan suaminya. Menurutnya dia bisa menjaga dirinya dan dua gadis belia itu.

" Ya aku percaya, tapi kamu baru sembuh." Ucap Ziko khawatir.

" Sayang yang sakit itu perutku dan sekarang sudah sembuh. Tapi ingat kakiku masih cukup kuat untuk menghajar orang-orang yang jahil kepada kami." Ucap Zira lagi.

" Ya sudah jaga diri kamu." Ucap Ziko mengalah.

" Terimakasih sayang, muah." Ucap Zira tanpa malu-malu. Panggilan terputus

Dua gadis belia itu terlihat tersenyum.

" Apa kamu sudah mendapatkan balasan dari Kevin." Tanya Zira.

" Belum nona." Ucap Jesy.

Di kantor.

" Vin, Zira dan Zelin mau mengajak adik kamu makan di mall, apa adik kamu sudah minta izin kepadamu." Tanya Ziko.

Kevin melihat ponselnya, ada beberapa pesan yang masuk dari rekan bisnis tapi dia hanya membuka pesan dari adiknya.

" Ada tuan." Ucap Kevin sambil membalas pesan adiknya.

Di mobil.

Jesy melihat ponselnya ada pesan masuk, dia langsung membuka pesan dari kakaknya.

Boleh tapi jangan buat susah nona Zira.

Jesy membalas.

Baik kak

" Nona, kak Kevin sudah mengizinkan." Ucap Jesy senang.

Zelin langsung menekan pedal gas dan melaju menuju mall terbesar di kota itu. Dalam beberapa menit mereka sudah sampai di depan mall, Zelin memarkirkan mobil di basement mall.

Mereka bersama-sama jalan memasuki lift yang ada di basement, lift itu langsung menuju mall.

" Kita makan di mana kak." Tanya Zelin.

Zira melihat gadis belia yang ada di sampingnya.

" Jesy kamu mau makan makanan western apa makanan lokal." Tanya Zira.

" Terserah nona saja." Ucap Jesy.

" Apa kamu sudah pernah makan makanan sini." Tanya Zira.

" Ada nona, kemaren malam mama memasakkan tumis kangkung untuk kami." Ucap Jesy sambil tetap berjalan mengikuti langkah dua wanita di sampingnya.

" Oh iya, ternyata mama kamu hebat dalam memasak ya." Puji Zira masih tetap melihat sekeliling mall.

" Mama sebenarnya tidak tau menahu tentang masakan sini nona, tapi ada yang mengajari mama." Ucap Jesy menjelaskan.

" Oh ya, ternyata mama kamu sudah punya teman di sini." Ucap Zira lagi masih mencari tempat makan yang cocok untuk mereka bertiga.

" Iya nona, mereka bertemu di supermarket, wanita itu banyak mengajarkan mama nama-nama sayuran yang masih asing di telinga mama. Dan dia juga menjelaskan segala macam jenis bumbu." Ucap Jesy menjelaskan.

Zira manggut-manggut.

" Nama wanita yang mengajari mama juga lucu. Kata mama, wanita itu lucu seperti namanya." Ucap Jesy lagi.

Zira menghentikan langkahnya di depan rumah makan sunda. Dua gadis belia itu mengikuti seniornya masuk ke dalam rumah makan itu.

Mereka memilih meja yang ada di pojok, selain lebih nyamannya tempatnya, di pojok mereka bisa leluasa untuk mengobrol tanpa harus mengganggu pengunjung lainnya.

Pelayan datang menyapa mereka, dan meletakkan buku menu di atas meja. Zira dan Zelin mengambil buku menu itu, memilih daftar menu yang cocok untuk menghilangkan rasa lapar mereka.

" Saya pesan sate maranggi." Ucap Zira.

" Saya pesan nasi liwet." Ucap Zelin.

Dan Jesy masih bingung dengan menu yang harus di pilihnya.

" Kamu mau makan apa." Tanya Zira.

" Ini saja nona." Ucap Jesy menunjukkan gambar yang ada di buku menu.

" Oh soto mie."

Pelayan mencatat menu yang di pesan.

Zira bertanya lagi mengenai ucapan Jesy yang tadi.

" Memangnya siapa nama wanita itu." Tanya Zira.

" Maksud nona yang membantu mama di supermarket." Tanya Jesy balik.

Zira mengangguk kepalanya.

" Namanya Manek." Ucap Jesy.

" Manek apa Menik." Ucap Zira lagi.

" Manek nona." Ucap Jesy membenarkan kalimatnya.

" Oh saya pikir Menik." Ucap Zira pelan.

" Memangnya ada yang bernama Menik." Ucap Jesy tanya.

" Ada orangnya juga lucu seperti namanya." Timpal Zelin.

" Oh gitu ya, tapi sepertinya ini orang yang berbeda." Ucap Jesy lagi.

Zira dan Zelin menganggukkan kepalanya, menurutnya hanya namanya saja yang hampir mirip.

" Ternyata selain nama Menik masih ada nama yang lebih unik." Gumam Zira pelan.

Zelin penasaran dengan ucapan kakak iparnya.

" Kak, kenapa kakak langsung menyebutkan nama Menik, padahal nama yang di sebutkan Jesy berbeda." Tanya Zelin.

" Oh itu spontan saja. Kakak pikir itu si Menik, kalau benar itu dia, berarti calon mertua ketemu dengan calon menantu. Tapi ternyata orangnya berbeda." Ucap Zira.

Pelayan datang dengan membawa minuman untuk mereka.

" Nona apa maksud anda calon mertua dan calon menantu." Tanya Jesy.

" Oh kakak kamu belum cerita tentang wanita pujaannya." Tanya Zira lagi sambil menyeruput minumannya.

" Ada tapi tidak detail." Ucap Jesy pelan.

" Namanya hampir sama dengan nama yang kamu sebutkan tadi. Orangnya manis, mandiri dan tipe pekerja keras. Dan dia gadis yang periang." Ucap Zira.

" Siapa namanya tadi." Tanya Jesy.

" Menik." Ucap Zira.

" Menik, Menik." Jesy mengulang nama itu untuk mengingat nama wanita pujaan kakaknya.

Pelayan datang membawakan makanan pesanan mereka.

" Nona, bagaimana saya dapat menemui wanita itu." Tanya Jesy.

" Kenapa kamu tidak minta Kevin untuk membawa Menik ke rumah kamu." Ucap Zira.

" Karena mama tidak setuju." Ucap Jesy pelan.

Zira langsung tersedak, mendengar penuturan gadis belia itu membuat dirinya kaget.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."