Chapter 335 episode 334 (S2)

Zira sudah selesai kontrol di temani adik iparnya. Hasil pemeriksaan dokter kondisi Zira sudah benar-benar pulih, dan jahitan di bawah perutnya sudah mengering sempurna.

" Kita langsung pulang atau mampir dulu ke mall." Tanya Zelin sambil mengemudikan mobil kakak iparnya.

" Kita ke rumah Kevin." Jawab Zira.

" Ngapain kak." Zelin melirik kakak iparnya kemudian kembali fokus menatap jalanan.

" Keluarganya datang dan kita akan menemani adiknya." Ucap Zira.

" Menemani kemana." Zelin masih penasaran.

" Dia akan mendaftar tes perguruan tinggi." Ucap Zira.

Gadis belia di sebelah Zira manggut-manggut paham. Mobil melaju dengan kecepatan sedang, kendaraan di jalan raya tidak terlalu ramai, hanya kendaraan roda dua yang masih ada di sepanjang jalan, mereka adalah para pejuang pencari nafkah. Mobil yang di kendarai Zelin tetap bisa berjalan dengan leluasa, karena pengendara roda dua menggunakan jalurnya sendiri tanpa mengganggu roda empat.

Mobil memasuki gapura perumahan. Zelin sudah hafal letak posisi rumah asisten Kevin. Mobil berhenti di depan rumah mewah.

" Hebat kamu, sudah berapa kali kamu kesini." Tanya Zira.

" Beberapa kali saja." Jawab Zelin.

Mereka berdua turun dari mobil. Dan jalan beriringan ke pintu depan rumah Kevin. Zelin memencet bel yang ada di pinggir pintu.

Tonot tonot.

Zelin dan Zira tertawa mendengar bel rumah Kevin yang lucu.

" Mungkin rusak kak." Ucap Zelin.

Zira tertawa sambil menganggukkan kepalanya. Ada suara gerakan seseorang memutar kunci dari dalam rumah. Dan pintu di buka oleh seorang wanita paruh baya berparas orang bule asli.

" Kak pakai bahasa apa." Bisik Zelin.

" Bahasa sansekerta." Ucap Zira pelan.

" Good Morning madam." Ucap Zira.

" Selamat pagi." Jawab Nyonya Paula.

" Ternyata bisa berbahasa seperti kita." Ucap Zelin sambil tersenyum.

Wanita paruh baya itu tersenyum ramah.

" Ada yang bisa saya bantu." Tanya Nyonya Paula.

" Perkenalkan saya Zira dan ini Zelin, kami akan menemani anak Ibu ke perguruan tinggi." Ucap Zira sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan wanita paruh baya itu. Nyonya Paula menyambut uluran tangan itu dengan sopan, dan Zelin ikut mengulurkan tangannya.

" Oh kamu Zira istri bos Ziko ya." Ucap Nyonya Paula ramah.

Zira menganggukkan kepalanya.

" Silahkan masuk." Ucap Nyonya Paula mengajak tamunya langsung masuk ke dalam rumah.

" Maafkan saya karena tidak mengenal anda nona." Ucap wanita paruh baya itu.

" Tidak apa-apa bu, saya dengar suami ibu sakit." Tanya Zira.

Wanita paruh baya itu langsung menundukkan kepalanya, dia terlihat cukup sedih jika di tanya tentang kondisi suaminya.

Zira memindahkan posisi duduknya dekat dengan mamanya Kevin, dia berusaha untuk menghibur wanita paruh baya itu.

" Ibu yang sabar ya, semua sudah ketentuan dari Tuhan, jangan pernah putus asa untuk berdoa dan berusaha menyembuhkan suami ibu." Ucap Zira sambil memegang tangan wanita paruh baya itu.

" Terimakasih anda baik sekali." Ucap Nyonya Paula.

Wanita paruh baya itu mengajak tamunya melihat keadaan suaminya. Pada saat Zira dan Zelin datang ke kamar itu ada Jesy di sana sedang menyuapi buah kepada papanya.

" Jesy kenalkan ini nona Zira istri dari bos kakak kamu." Ucap Nyonya Paula mengenalkan anaknya dengan tamunya.

Jesy mengulurkan tangannya ramah.

" Nona cantik sekali." Puji Jesy.

" Terimakasih, kamu juga cantik." Jawab Zira.

" Dan ini adik ipar saya Zelin. Sepertinya perbedaan umur kalian tidak terlalu jauh." Ucap Zira.

Dua gadis belia itu bersalaman dan ngobrol panjang lebar, mereka dengan cepat langsung akrab satu sama lain, mungkin karena usia yang tidak terpaut jauh sehingga dengan cepat keduanya bisa membaur.

Zira berdiri dengan lututnya dihadapan papanya Kevin.

" Halo om saya Zira." Sapa Zira.

" Sira." Ucap papanya dengan suara sedikit pelo.

Istri dan anaknya langsung mendekati pria paruh baya itu. Sudah sekian lama mereka tidak mendengarkan suara pria paruh baya itu, tapi dengan cukup mengejutkan pria itu langsung berbicara dengan menyebut nama Zira, walaupun pengucapan nama Zira salah tapi kemajuan semakin banyak.

" Kamu sudah bisa bicara sayang." Ucap Nyonya Paula sambil memeluk suaminya.

Jesy mengecup pipi papanya, dia juga ikut senang melihat perkembangan papanya. Zira masih di posisi yang sama berdiri dengan lutut.

" Semoga om lekas sembuh, jangan banyak pikiran ya." Ucap Zira.

Pria paruh baya itu menjawab dengan anggukan kepalanya. Zira melihat jam di tangannya.

" Jesy apa kamu sudah siap." Ucap Zira.

" Mau kemana." Tanya Nyonya Paula bingung.

" Oh maaf ma, aku lupa memberitahu mama kalau kak Kevin tidak bisa mengantarkanku untuk daftar tes ke perguruan tinggi, jadi nona Zira dan nona Zelin yang akan menemaniku." Ucap Jesy menjelaskan.

" Jesy panggil saja aku Zelin, jangan sematkan kata nona di depannya." Ucap Zelin sambil tersenyum.

" Tapi nona adalah adik dari bos Kevin." Ucap Jesy.

" Sudahlah ikuti saja aku, lagian umur kita tidak terpaut jauh hanya beda satu tahun." Ucap Zelin.

" Baik Zelin." Ucap Jesy gugup.

Zelin tersenyum sambil menggerakkan kepalanya dengan arti waktunya berangkat.

Zira pamit kepada kedua orangtuanya Kevin.

Zelin yang masih mengemudikan mobil kakak iparnya. Zira duduk disampingnya dan Jesy duduk di kursi belakang. Mobil sudah melaju meninggalkan perumahan menuju universitas.

" Jesy apa semua berkas sudah kamu bawa." Ucap Zelin mengingatakan.

" Sudah semua berkas ada di dalam tas." Ucap Jesy sambil menunjuk tasnya.

Dalam beberapa detik mobil sudah masuk ke kawasan perguruan tinggi. Banyak calon mahasiswa baru yang datang ke perguruan tinggi itu, bukan hanya calon mahasiswa baru yang ada di situ, mahasiswa lama juga ada di perguruan tinggi itu. Mereka juga berpartisipasi dalam acara tes tersebut. Mereka bertugas sebagai panitia untuk pendaftaran tes mahasiswa baru.

Jesy terlihat gugup. Karena ini kali pertamanya dia menginjakkan kaki ke perguruan tinggi. Dia masih bingung harus melakukan apa.

" Kamu mau ambil jurusan apa." Tanya Zelin.

" Kedokteran." Jawab Jesy.

Zelin menarik tangan gadis bule itu ke kerumunan mahasiswa. Zira mengikuti dari belakang.

" Permisi tempat pendaftaran untuk jurusan kedokteran dimana." Tanya Zelin.

" Gedung ketiga." Ucap salah seorang mahasiswa.

" Terimakasih." Zelin masih memegang tangan wanita indo bule itu menuju gedung tiga.

Mereka sampai di depan gedung tiga, di sana ada beberapa meja pendaftaran, dan setiap meja ada dua mahasiswa yang bertugas untuk menerima segala bentuk syarat pendaftaran. Dan di gedung tiga itu bukan hanya untuk jurusan kedokteran tapi banyak jurusan lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti ilmu gizi, farmasi, kedokteran, kesehatan masyarakat, keperawatan dan lainnya.

" Itu untuk jurusan kedokteran." Ucap Zelin menunjuk salah satu meja.

Jesy terlihat gugup.

" Kamu kenapa." Tanya Zira.

" Saya bingung nona." Ucap Jesy.

" Bingung kenapa." Tanya Zelin.

" Ini adalah pertama kalinya saya mendaftar ke perguruan tinggi." Ucap Jesy masih gugup.

" Ayo saya temani." Zira menarik tangan gadis belia itu. Dia membawa ke depan meja pendaftaran untuk jurusan kedokteran.

" Selamat siang, saya mau mendaftarkan jurusan kedokteran untuk adik saya." Ucap Zira. Jesy merasa senang dengan sikap istri bos kakaknya yang tidak membedakan status sosial.

" Apa syaratnya sudah di lengkapi." Ucap salah satu mahasiswa.

Zira melirik Jesy. Gadis belia itu langsung mengeluarkan semua berkas yang sudah di persiapkannya. Dia menyerahkan berkas itu kepada mahasiswa yang ada didepannya. Mahasiswa itu mengecek kelengkapan semua berkas.

" Isi formulir ini." Ucap Mahasiswa itu sambil menyerahkan selembar kertas.

Jesy menerima kertas itu dan mulai mengisinya di tempat lain. Setelah semuanya selesai di isi, Jesy menyerahkan kembali kepada mahasiswa itu.

" Untuk jadwal ujian akan di umumkan di medsos dan media cetak." Ucap mahasiswa sambil menyerahkan nomor ujian kepada Jesy.

Jesy merasa senang untuk tahap pertama dia sudah melaluinya. Dan tahap selanjutnya adalah tahap penentuan dan dia harus lebih rajin belajar agar bisa meraih cita-citanya.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."