Chapter 334 episode 333 (S2)

Suasana pagi hari menjadi waktu di mana membangun semangat dan kebahagiaan baru.

Kevin sudah tiba di kediaman bosnya sambil menikmati secangkir kopi untuk menunggu bosnya bersiap. Hari ini jadwal mereka sangat padat, sehingga dia harus bisa membagi waktunya dengan baik.

" Sudah siap tuan." Ucap Kevin melihat kedatangan bosnya dari dalam rumah.

Ziko menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mengecup dahi Istrinya.

" Tuan, jangan di lanjutkan sampai kebawah, kalau tidak mau kentut musiman saya keluar." Ucap Kevin mengingatkan.

Ziko hanya mengecup dahi Istrinya, dia tidak melanjutkan dengan bibir Istrinya. Ziko tidak mau parfumnya berubah aroma karena angin dari asistennya.

" Nanti aku akan suruh Kevin menjemput kamu." Ucap Ziko.

Kevin langsung menoleh.

" Mau kemana tuan." Tanya Kevin.

" Mengantarkan Zira ke rumah sakit."Jawab Ziko.

Kevin hari ini ada jadwal akan menemani adiknya ke kampus.

" Maaf tuan sepertinya saya tidak bisa mengantar nona Zira ke rumah sakit. Hari ini saya akan menemani adik saya ke kampus." Ucap Kevin.

Ziko melihat wajah istrinya, dia merasa kasihan karena tidak bisa menemani jadwal kontrol istrinya.

" Sayang aku setir mobil sendiri ya. Kamu tidak perlu khawatirkan aku." Ucap Zira.

" Jelas aku khawatir, kamu kalau menyetir melebihi pembalap." Ucap Ziko.

" Aku janji akan menyetir dengan kecepatan 40 kilometer per jam." Rayu Zira.

Ziko menoleh kearah asistennya.

" Vin, jam berapa kamu pergi menemani adikmu." Tanya Ziko.

" Jam sebelas siang tuan." Jawab Kevin.

Ziko mengingat kembali jadwal yang di kirimkan sekertarisnya.

" Vin, jam sebelas kita ada meeting." Ucap Ziko sambil melihat jadwal kerjanya.

Kevin ikut melihat jadwal kerja hari itu.

" Oh iya, kenapa aku harus melupakannya." Gerutu Kevin.

" Apa jadwal adikmu tidak bisa di undur, seperti besok." Ucap Ziko.

Kevin bingung, dia tidak menyusun rapi jadwalnya untuk hari ini.

" Begini saja, aku biarkan menyetir mobil sendiri, dan adik kamu nanti aku yang akan mengantarkan." Ucap Zira.

" Tidak usah nona, pasti anda akan bosan dan akan banyak orang di sana." Ucap Kevin tidak enak hati.

" Tidak masalah, kalau perlu aku akan mengajakkan Zelin untuk menemaniku." Ucap Zira.

" Apa kamu yakin sayang." Tanya Ziko lagi. Dia merasa khawatir dengan kondisi istrinya.

" Sayang, aku bosan jika harus terus di rumah. Apa salahnya aku menemani adiknya Kevin, sekalian bertemu dengan orang tuanya." Ucap Zira.

Ziko masih berat untuk melepaskan istrinya menyetir mobil sendiri. Dia masih sangat trauma.

" Kalau bisa, aku akan menjemput Zelin nanti di rumah." Ucap Zira cepat.

" Tidak usah, biarkan Zelin yang datang ke sini. Sekalian dia yang menyetir mobil kamu." Ucap Ziko.

" Baiklah." Zira setuju.

Dua pria itu telah pergi meninggalkan Zira di rumah sendirian. Kevin sudah menyetir mobil, dia menyempatkan untuk menghubungi adiknya.

Zira juga menghubungi adik iparnya.

" Halo Zelin." Ucap Zira.

" Ya kakak." Jawab Zelin.

" Kamu hari ini ada jadwal ke kampus tidak." Tanya Zira.

" Enggak ada kak."

" Bagus, jadi kamu bisa temani kakak ke rumah sakit." Ucap Zira.

" Ok kak." Jawab Zelin.

" Tapi kamu jemput dengan mobil pelangi punya kakak ya." Ucap Zira.

" Kakak sudah di izinkan bawa mobil sendiri." Tanya Zelin.

" Sudah, tapi untuk hari ini tetap kamu yang menyetir." Jawab Zira.

Kemudian panggilan terputus. Zira bersiap-siap, begitupun dengan Zelin juga bersiap-siap di rumahnya.

Di kantor.

Ziko memimpin rapat dengan piawai, dia selalu bisa memberi masukan dan gagasan baru untuk perkembangan perusahaannya.

Meeting berjalan satu jam, kemudian Ziko dan Kevin kembali keruangan masing-masing. Mereka akan mempersiapkan meeting selanjutnya.

Kevin dan Koko mempersiapkan bahan-bahan yang akan di bawa untuk meeting selanjutnya. Mereka mempersiapkan di tempat masing-masing. Suara ponsel Kevin berdering.

" Halo." Ucap Kevin.

Ada panggilan dari luar negeri, Kevin mendengar dengan seksama kemudian mengecek layar laptopnya.

" Baik, saya sudah terima, terimakasih atas infonya." Ucap Kevin.

Kemudian panggilan terputus. Kevin langsung berjalan cepat menuju ruangan bosnya dengan membawa laptop di tangannya.

Tok tok tok. Setelah ada instruksi, Kevin langsung masuk ke dalam ruangan itu.

" Ada apa." Tanya Ziko penasaran. Dia bisa menebak raut wajah asistennya yang cukup serius.

" Tuan lihat ini." Ucap Kevin menunjukkan layar laptopnya. Pria itu meletakkan di meja bosnya.

Ziko membelalakkan matanya tidak percaya.

" Apa ini sungguhan." Tanya Ziko lagi.

" Ini buktinya tuan." Jawab Ziko.

Ziko tersenyum puas, raut wajahnya menunjukkan kemenangan.

" Sultan, Sultan kamu bisa jatuh sendiri rupanya." Ucap Ziko cepat.

" Sepertinya ada yang tidak suka dengan tuan Sultan juga." Ucap Kevin.

" Memang banyak yang tidak menyukainya." Jawab Ziko.

" Bukan itu tuan, sepertinya turunnya nilai saham tuan Sultan karena ada taktik juga." Ucap Kevin menjelaskan.

Ziko memandang wajah asistennya, dari raut wajahnya terlihat kalau dia belum paham dengan maksud orang kepercayaannya itu

" Begini tuan, saya mendapat informasi dari orang kepercayaan kita di luar negeri, bahwa nilai saham dia turun karena ada campur tangan seorang hackers." Ucap Kevin.

" Itu kan sama dengan perusahaan kita. Dia juga menggunakan hackers untuk menghancurkan perusahaan kita." Ucap Ziko.

" Bukan itu saja tuan, tapi sebelumnya tuan Sultan sudah mendapatkan informasi perusahaan kita. Kalau ini beda, mereka hanya mengandalkan ahli-ahli komputer." Ucap Kevin menjelaskan.

Ziko manggut-manggut.

" Hebat betul hackers itu. Berarti perusahaan itu bekerjasama dengan ahli-ahli komputer. Dan jangan-jangan perusahaan itu menaikkan nilai sahamnya dengan hasil menipu." Ucap Ziko.

Kevin mengangkat bahunya mengisyaratkan dia juga tidak mengerti dengan keberhasilan perusahaan yang menghancurkan tuan Sultan.

" Apa ada info lagi." Tanya Ziko.

" Ada tuan. Hariadi sudah di jebloskan ke penjara. Buktinya-bukti sudah terkumpul dan dia terbukti bersalah.

" Bagus rasakan Hariadi." Ucap Ziko semangat.

" Tapi ada kabar lainnya." Ucap Kevin.

" Apa." Ucap Ziko.

" Sisil dan Kia akan bebas." Ucap Kevin

Ziko yang tadinya duduk santai langsung berdiri tegak seperti marinir.

" Apa...!" Ziko kaget.

" Kenapa bisa begini, bapaknya masuk penjara anaknya bebas. Aku tidak pernah mencabut gugatanku." Ucap Ziko emosi.

" Bukan tuan yang mencabut, tapi nona Zira yang mencabut gugatan itu." Ucap Kevin menjelaskan.

" Apa...!" Ziko kembali terkejut, dia tidak bisa memikirkan jalan pikiran istrinya.

" Bagaimana mungkin dia mencabut gugatan itu, istriku tidak pernah keluar rumah sama sekali." Gerutu Ziko.

" Tuan apa anda lupa, nona Zira juga mempunyai seorang pengacara, istri anda orang hebat tuan, apa anda melupakan hal itu." Ucap Kevin mengingatkan.

" Kapan hari kebebasan dua hantu itu." Ucap Ziko kesal.

" Besok tuan." Jawab Kevin.

" Dan kapan kamu mendapatkan informasi ini." Tanya Ziko lagi.

" Dua hari yang lalu." Jawab Kevin.

" Kenapa kamu baru mengabari aku." Gerutu Ziko.

" Maaf tuan, saya lupa. Karena terlalu sibuk menghias ruangan nona Zira jadi saya melupakan hal itu." Ucap Kevin membela diri.

" Jadi kamu menyalahkanku." Gerutu Ziko.

" Tidak tuan, saya tidak mungkin berani." Jawab Kevin.

" Besok antarkan aku ke penjara." Ucap Ziko cepat.

" Untuk apa tuan." Tanya Kevin bingung.

" Untuk menjemput dua model iklan sarung." Ucap Ziko.

Kevin mengerti yang di maksud model iklan sarung adalah Sisil dan Kia.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."