Chapter 333 episode 332 (S2)

" Kenapa di lepas." Ucap Zira.

" Seram nona." Jawab Kevin.

" Apanya yang seram bagus tau, kamu seperti bunga berjalan." Ejek Zira.

" Kalau boleh pilih lebih baik sayur yang dijadikan kalung, lapar masih bisa di kunyah tapi kalau kembang di kunyah kan seram, bukan lapar saya yang hilang kunti yang datang." Jawab Kevin.

Setelah melakukan perdebatan dengan dua majikannya, akhirnya kalung bunga kuburan itu boleh di lepaskan. Kemudian mereka berjalan ke luar butik. Kevin membukakan pintu belakang mobil, Zira dan Ziko masuk dan duduk di tempat biasa di baris kedua di belakang Kevin.

" Tuan mobil ini aroma kembang semua." Ucap Kevin.

" Bagus dong, dari pada aroma angin kamu." Jawab Zira.

" Itu karena ulah kamu juga. Makanya jangan kasih kejutan dengan bunga kuburan lagi." Ucap Ziko.

" Ya tuan juga, jangan kasih perintah malam-malam." Jawab Kevin.

Ziko memukul lengan Kevin.

" Kamu pintar membantah sekarang ya." Ucap Ziko cepat.

" Bukan membantah tuan tapi melakukan pembelaan." Jawab Kevin.

" Vin, aku ada ide. Bagaimana kalau pesta pernikahan kamu temanya kuburan pasti bagus." Ucap Zira.

Kevin dan Ziko langsung menoleh melihat Zira.

" Kenapa kalian semua melihatku seperti itu." Tanya Zira.

" Iya ide kamu memang bagus sayang, tapi menakutkan." Ucap Ziko.

" Betul nona, saya tidak setuju." Ucap Kevin.

" Justru bagus Vin, tidak banyak biaya. Calon pengantin wanita hanya memakai baju putih dan bedak setebal aspal dan kamu pakai pakaian pocong, belum pernah ada sejarahnya orang membuat tema seperti itu." Ucap Zira membayangkan pernikahan Kevin.

Dua pria itu masih menatap heran dengan ide Zira.

" Nanti aku yang desain deh. Gratis untuk kamu." Ucap Zira cepat.

" Terimakasih nona, saya cari desainer lain saja kalau begitu." Jawab Kevin.

" Sayang, kamu tau kalau mereka pakai pakaian setan, tamunya juga memakai pakaian seperti itu. Kan tidak cocok kalau kita datang pakai pakaian bola." Ucap Ziko.

Zira tertawa mendengar dua pria yang takut mendengar ide konyolnya.

" Ide ini bukan sembarang ide, aku hanya memberi usul. Agar kita mengingat kematian juga, karena kematian bisa datang tiba-tiba tanpa pernah mengenal waktu dan tidak pernah datang permisi." Ucap Zira menjelaskan.

Ziko langsung memeluk istrinya, dia merasa tersentuh dengan ucap istrinya. Kematian tidak pernah bisa di duga.

" Iya nona saya setuju. Tapi jangan masukkan ide itu dalam pesta pernikahan saya kelak." Ucap Kevin.

Zira hanya membalas dengan gelak tawanya.

Mobil masih melaju dengan kecepatan sedang melewati padatnya kendaraan bermotor. Karena mereka pulang pada saat jam para pencari nafkah pulang.

Mobil yang di kemudikan Kevin sudah tiba di kediaman Ziko dan Zira. Setelah menurunkan majikannya Kevin langsung melaju pulang ke rumahnya. Dia juga melewati padatnya lalu lintas. Butuh waktu lama untuk dia sampai di rumahnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit Kevin tiba di kediamannya.

Jesy langsung membukakan pintu untuk kakaknya. Kevin tiba di rumahnya jam setengah tujuh malam.

" Malam kak." Ucap Jesy.

" Hemmm." Jawab Kevin.

Kevin mencari keberadaan kedua orangtuanya, dia melihat papanya duduk di kursi roda di depan meja makan. Dia mengecup dahi papanya dan mencari keberadaan mamanya. Kevin menemukan mamanya di dapur.

" Masak apa ma." Tanya Kevin.

" Masak tumis kangkung." Jawab mamanya.

Kevin melihat mamanya dengan penuh tanda tanya.

" Dari mana mama belajar membuat masakan rumahan seperti itu." Tanya Kevin.

" Kamu lupa, kalau mama pernah bertemu dengan seorang wanita di supermarket dan dia yang mengajarkan mama cara memasak ini semua." Jawab mamanya.

" Bersihkan dulu dirimu, kami menunggu kamu di meja makan." Ucap mamanya.

Kevin meninggalkan mamanya yang berkutat dengan masakan, dia membersihkan badannya dikamarnya, setelah itu dia bergabung dengan keluarganya.

Mereka menikmati makanan hasil olahan mamanya. Untuk pertama kalinya mamanya memasak masakan itu, dan rasanya lumayan lezat. Kedua anaknya kagum akan kelihaian mamanya dalam memasak segala jenis masakan.

" Mama hebat, semua bisa di olah jadi makanan lezat." Puji Jesy.

Mamanya senang karena masakannya berhasil.

" Kakak, bagaimana yang bersihkan rumah kita, apa sudah dapat." Tanya Jesy.

Kevin meletakkan sendoknya.

" Oh iya, kakak lupa." Kevin mengambil ponselnya sambil melihat jam di layar ponselnya, kemudian dia meletakkan kembali ponselnya.

" Kenapa kak." Tanya Jesy.

" Kakak mau menghubungi pak Budi. Tapi sepertinya sekarang jam makan malam keluarga Raharsya." Jawab Kevin.

" Siapa Pak Budi." Tanya Nyonya Paula.

" Kepala pelayan yang bekerja di rumah bosku ma." Jawab Kevin.

" Kalau tidak ada, nanti mama tanya sama si Manek." Ucap mamanya.

" Jangan ma, aku tidak mau sembarangan orang. Setidaknya kita harus mencari orang yang dapat di percaya." Ucap Kevin.

" Oh seperti itu, tapi menurut mama wanita itu baik." Ucap mamanya.

" Bagaimana dalam satu hari mama bisa menilai wanita itu." Protes Kevin.

" Insting seorang ibu pasti tidak salah, sama halnya dengan Jasmin. Perasaan mama mengatakan kalau kalian berdua cocok." Ucap mamanya.

Jika nama Jasmin di sebutkan mamanya Kevin langsung diam. Jesy melihat raut wajah kakaknya yang langsung berubah.

" Kalau insting mama benar, kenapa tidak jodohkan saja Kak Kevin sama wanita supermarket itu." Sindir Jesy.

Nyonya Paula langsung melihat wajah anak bungsunya dengan tatapan mengintimidasi.

" Jesy kenapa kamu berkata seperti itu, sepertinya kamu tidak suka dengan perjodohan kakakmu." Ucap mamanya.

Jesy dan Kevin saling pandang. Mereka tau kalau mamanya sedang marah. Kevin mengalihkan pembicaraan.

" Jesy besok kita ke kampus." Ucap Kevin.

Jesy yang wajah cemberut karena baru saja di marahi mamanya kembali ceria.

" Serius Kak." Ucap Jesy.

Kevin menganggukkan kepalanya.

" Kamu mau masuk jurusan apa." Tanya kakaknya lagi.

" Aku ingin jadi dokter seperti Kak Jasmin." Jawab Jesy.

" Baiklah, semoga kamu bisa mengikuti tesnya." Ucap Kevin lagi.

" Baik kak." Jawab Jesy semangat.

" Di universitas mana Jesy kamu daftarkan." Tanya mamanya.

" Aku daftarkan di universitas negeri dulu, semoga saja Jesy bisa lulus. Tapi jika dia tidak lulus, aku akan daftarkan di universitas swasta." Ucap Kevin.

Mereka melanjutkan makan malamnya dengan lahap. Tanpa membicarakan hal lainnya.

Kemudian mamanya memulai pembicaraan lagi.

" Vin, tadi Jasmin menghubungi mama." Ucap mamanya.

Kevin tidak menjawab, dia hanya sibuk dengan makanannya.

" Dia bilang kalau kontrak kerjanya bisa di majukan." Ucap mamanya lagi.

" Maksudnya." Kevin penasaran.

" Ya Jasmin bisa datang kesini secepatnya." Ucap mamanya.

Kevin dan Jesy saling pandang lagi. Mamanya melanjutkan lagi ucapannya.

" Jadi pertunangan kamu bisa lebih cepat di laksanakan." Ucap mamanya.

Deg jantung Kevin langsung berdetak kencang. Dia tidak menyangka kalau pertunangannya akan di laksanakan juga.

" Nanti aku pikirkan baiknya seperti apa, jangan terburu-buru. Biarkan Jasmin mencari rumah sakit yang tepat untuk melanjutkan karirnya." Ucap Kevin asal.

Nyonya Paula setuju, menurutnya menantunya pindah ke tanah air tujuan utamanya selain bertunangan dengan Kevin juga ingin melanjutkan karirnya sebagai dokter.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."