Chapter 326 episode 325 (S2)

Hari sudah sore wakutnya semua karyawan yang bekerja di gedung Rahasrya group pulang.

Ziko dan Kevin juga bergegas pulang, Kevin mengambil mobil di area parkiran dan Ziko menunggunya di pintu loby. Dari jauh Kevin melihat Menik jalan keluar area perkantoran, wanita itu masuk ke dalam salah satu mobil.

" Sialan, dia pulang bareng si Rudi." Gerutu Kevin.

Mobil yang di kendarai Kevin sudah tiba di depan loby ketika bosnya sudah naik. Kevin langsung menekan pedal gasnya dengan kencang karena Ziko belum duduk dalam posisi yang benar sehingga membuat tubuhnya terhuyung ke samping.

Prok Ziko memukul lengan asistennya.

" Kenapa kencang." Ucap Ziko cepat.

" Maaf tuan." Ucap Kevin.

Kevin ingin mengikuti mobil Rudi, dia tidak ingin kehilangan jejak mobil itu. Ziko tidak mengetahui kalau asistennya sedang mengikuti mobil sepupunya.

" Tuan, apa kita tidak makan di luar." Ucap Kevin pelan.

Kevin bisa menebak kalau Rudi pasti membawa Menik ke tempat makan.

" Untuk apa, aku punya istri. Pasti istri tercintaku sudah masak enak." Jawab Ziko cepat.

Di mobil.

" Nik, kita makan dulu ya." Ucap Rudi pelan.

" Terimakasih, aku ingin cepat-cepat pulang." Ucap Menik menolak.

" Ayolah, setidaknya kamu minum ya." Ajak Rudi.

Dengan berat hati Menik menganggukkan kepalanya. Sebenarnya dia tidak ingin berlama-lama dengan Rudi, tapi dia mengetahui kalau mobil yang di kendarai Kevin mengikuti mereka.

Rudi memberhentikan mobilnya di sebuah cafe. Mobil sudah masuk ke area parkir dan memarkirkan kendaraan.

Kevin melihat dari jauh, setelah di lihatnya mobil Rudi sudah parkir sempurna, dia langsung menekan pedal gas dengan kencang.

" Jangan kencang-kencang." Ucap Ziko cepat.

" Maaf tuan." Ucap Kevin.

" Kamu kalau mau bunuh diri jangan ajak aku." Ucap Ziko cepat.

" Tidak tuan, saya hanya kebelet." Ucap Kevin asal.

" Dasar, sudah mampir saja di pom bensin. Jangan sampai kamu ngompol di sini." Ucap Ziko cepat.

Kevin tidak menjawab, ketika ada pom bensin, dia sama sekali tidak memberhentikan mobilnya di situ.

" Kenapa tidak berhenti? Tadi kamu bilang kebelet." Ucap Ziko.

" Masih bisa di tahan tuan." Ucap Kevin.

Ziko menggelengkan kepalanya. Mobil sudah sampai di depan kediaman rumah Ziko. Zira langsung membuka pintu rumahnya untuk menyambut suami tercinta.

Ziko langsung memeluk dan mengecup bibir istrinya. Kevin langsung beranjak pergi dari situ.

" Vin, tadi kamu bilang kebelet. Kenapa tidak masuk dulu." Ucap Ziko.

" Enggak jadi tuan, saya permisi dulu." Ucap Kevin cepat langsung melanjukan mobilnya.

Di cafe

Menik dan Rudi duduk berhadapan. Mereka sedang menunggu makanannya.

" Aku dengar dari Ziko kalau mereka akan mengadakan trip naik kapal pesiar. Apa kamu tau itu." Tanya Rudi.

Menik menggelengkan kepalanya.

" Apa Kevin belum membicarakan hal ini kepada kamu." Tanya Rudi.

Lagi-lagi Menik menggelengkan kepalanya.

" Kenapa dia belum membicarakan hal ini kepada kamu, bukannya kalian sepasang kekasih." Ucap Rudi.

" Aku sama dia belum ada ikatan apapun." Ucap Menik pelan.

Rudi tersenyum sumringah karena peluangnya untuk mendekati Menik masih terbuka lebar.

" Jadi yang aku dengar di rumah Ziko tentang kalian berdua itu tidak benar." Tanya Rudi.

" Kami hanya berteman, dan aku hanya menganggapnya sebagai bosku." Ucap Menik pelan.

Pelayan datang membawa makanan pesanan mereka, dan menghidangkan tepat di depan mereka.

" Silahkan." Ucap Pelayan.

Rudi menikmati makanannya sambil sesekali melirik Menik. Dari jauh ada sosok yang mengintip mereka yang tidak lain adalah Kevin.

" Kurang ajar si Rudi, berani-beraninya dia mengambil posisiku." Gerutu Kevin.

Kevin mengintip dari balik buku menu.

" Maaf Pak, mau pesan apa." Tanya pelayan.

" Jus jeruk saja." Ucap Kevin cepat.

Pelayan menyodorkan tangannya ke arah Kevin. Dia tidak mengerti maksud pelayan itu.

" Nama saya Kevin." Ucap Kevin menyalami pelayan wanita itu.

Pelayan itu tersenyum simpul, dia bukan ingin berkenalan dengan pria di depannya. Walaupun dia senang seorang pria ganteng mau berkenalan dengannya.

" Maaf pak, saya hanya minta itu. Bukan minta tangan bapak." Ucap pelayan sambil menunjuk buku menu yang di pegang Kevin.

" Oh ini ya." Ucap Kevin gugup.

Dia menyerahkan buku itu dengan sambil melirik ke meja tempat Menik dan Rudi menikmati makanannya.

Kevin bingung harus menutupi wajahnya pakai apa, secara tugas dia hari ini sebagai tukang ngintip, tapi tidak ada alat yang bisa di pakainya untuk menutupi wajahnya.

Hanya ada sebuah botol merica di depannya, mau tidak mau dia menutupi sebagian wajahnya dengan botol kecil itu. Walaupun botol itu tidak bisa menutupi wajahnya tapi dia tetap menggunakannya dengan meletakkan di tengah-tengah hidungnya.

Menik merasa curiga dengan tingkah pria yang tidak jauh dari tempat dia duduk. Dia sudah bisa menebak pria yang duduk tidak jauh darinya adalah Kevin.

" Dasar oon, mau mengintip pakai botol merica, kenapa tidak sembunyi saja di balik jarum." Gerutu Menik pelan.

Rudi mendengar ucapan Menik sayup-sayup.

" Kamu bicara apa." Tanya Rudi.

" Oh tidak, aku tidak sedang berbicara." Ucap Menik gugup.

Menik mulai membuat tingkah yang membuat Kevin cemburu. Dia membersihkan mulut Rudi dengan tisu.

" Ada saos di bibir kamu." Ucap Menik bohong sambil mengelap bibir pria di depannya dengan tisu.

Rudi merasa senang mendapatkan perhatian dari Menik. Dan pria yang sedang mengintip tambah cemburu.

" Bisa-bisanya dia membersihkan mulut si Rudi." Gerutu Kevin.

Kevin melihat botol saos ada didepannya, dia meletakkan di bibirnya. Dia juga ingin mendapatkan perhatian dari Menik.

Pelayan datang dengan membawa jus jeruk pesanan Kevin. Sambil memicingkan matanya.

Pelayan itu bingung karena pria di depannya tidak ada memesan makanan tapi dia heran kenapa bisa ada saos di bibir Kevin.

" Maaf pak, apa bapak sangat haus." Tanya pelayan.

Kevin melihat pelayan di depannya.

" Kenapa." Tanya Kevin cepat.

" Apa bapak baru minum saos." Tanya pelayan itu.

" Tidak..." Kevin gugup sambil membersihkan mulutnya sendiri dengan tisu.

" Pak saos itu bukan untuk di minum, dan pemakaiannya juga seperlunya saja. Maaf kalau minuman yang bapak pesan lambat." Ucap pelayan itu tidak enak hati.

" Iya terima kasih." Ucap Kevin gugup.

Dia ingin mendapatkan perhatian dari Menik, tapi malah pelayan menganggap tingkahnya salah. Menik memperhatikan tajam.

" Apa pria kalau cemburu suka melakukan hal yang tidak semestinya." Tanya Menik.

" Maksudnya." Ucap Rudi.

" Apa kamu ketika cemburu dengan seorang wanita akan melakukan hal-hal konyol." Tanya Menik lagi sambil melirik kearah Kevin.

" Kalau aku tidak melakukan hal yang konyol, kalau marah iya." Ucap Rudi.

" Aku cemburu ketika kamu jalan dengan Kevin, tapi aku tidak melakukan hal yang konyol seperti menyakiti diriku sendiri. Hanya melampiaskan kemarahan dengan memukul suatu benda." Ucap Rudi.

Menik masih melihat Kevin dengan tatapan seperti sinis.

" Kamu melihat siapa." Tanya Rudi cepat sambil memutar kepalanya kebelakang.

" Tidak ada." Ucap Menik sambil memegang pipi pria di depannya agar tidak melihat ke arah Kevin.

Rudi tersenyum karena sekali lagi dia mendapatkan perhatian dari Menik. Dan Kevin langsung mencak-mencak sambil keluar dari cafe.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."