Chapter 313 episode 312 (S2)

Pesawat jet yang membawa Kevin telah tiba di Inggris. Kevin turun dari pesawat dengan perasaan campur aduk. Ada senang dan ada khawatir.

Ada rasa senang karena dia menginjakkan lagi ke negara kelahirannya. Dan khawatir jika orang tuanya tidak menerima kehadirannya.

Kevin naik taksi yang ada di dekat bandara. Dia memberitahukan alamatnya. Alamat tempat tinggalnya masih tetap ada di dalam benaknya.

Kevin memandangi penjuru kota London. Bangunan megah dan menjulang tinggi di setiap jalan. London masih mempertahankan arsitektur abad pertengahan, hal ini yang membuat London menjadi tempat romantis dan juga penuh dengan arsitektur yang bersejarah.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit. Taksi yang di tumpangi Kevin sampai di alamat tujuan. Dengan perasaan was-was dia turun dari taksi itu.

" Thank you." Ucap Kevin sambil menyerahkan selembar uang kertas poundsterling.

" Your welcome (Sama-sama)." Jawab supir taksi.

Taksi telah pergi meninggalkan penumpangnya. Kevin berdiri di sebuah rumah besar dan pagar yang menjulang tinggi. Dia membuka pagar rumah itu dan menyusuri jalan menuju bangunan tua, di kanan kirinya terbentang rerumputan hijau dan pohon-pohon besar.

Kevin mengingat setiap momen di perkarangan rumahnya. Semasa kecil dia sering bermain dengan kedua orang tuanya dan adik di situ.

Dia sudah sampai di depan pintu rumahnya. Bangunan rumahnya masih sama tidak ada perubahan sama sekali, hanya catnya yang sudah di ganti warnanya.

Dengan perasaan ragu, dia memencet bel rumahnya. Tidak berapa lama keluar seorang wanita dengan seragam pelayan.

" Who are you looking for (Cari siapa)." Ucap wanita yang memakai pakaian pelayan.

" Mr. Hendrik and his family are there (Bapak Hendrik dan keluarganya ada)." Ucap Kevin.

" Sorry, the owner of this house is Mr. Steven, not Mr. Hendrik (Maaf pemilik rumah ini bapak steven bukan bapak hendrik)." Jawab pelayan itu.

Kevin kaget, seingat dia itu adalah rumah kedua orangtuanya. Tapi yang di dengarnya sungguh di luar pemikirannya. Tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya berambut pirang.

" What is this (Ada apa ini)." Tanya wanita yang baru saja keluar dari dalam rumah itu.

Pelayan tadi menjelaskan maksud kedatangan Kevin yang menanyakan tentang perihal keluarga Hendrik.

" My husband is the owner of this house (Suami saya adalah pemilik rumah ini)." Ucap wanita itu tegas.

Lagi-lagi Kevin kaget mendengar penuturan wanita itu.

" When did you occupy this house (Kapan anda menempati rumah ini )." Tanya Kevin.

" Around five years ago (Sekitar lima tahun yang lalu)." Ucap wanita itu.

Kevin mengingat terakhir dia pergi dari rumahnya enam tahun yang lalu, dia berasumsi kalau setahun setelah itu, rumahnya di jual.

" Do you know where the old owner lived (Apa anda tau di mana tempat tinggal pemilik yang lama)." Tanya Kevin.

" Sorry, I do not know the owner. I bought this house from an agent (Maaf, saya tidak kenal dengan pemiliknya. Saya membeli rumah ini dari agen)." Jawab wanita itu lagi.

Kevin diam, pikirannya entah kemana.

" Sorry for disturbing your day. Thank you for your time (Maaf telah mengganggu hari anda. Terimakasih waktunya)." Ucap Kevin.

Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, Kevin pergi meninggalkan rumahnya dengan pikiran yang berkecamuk entah kemana.

" Kemana kalian." Gerutu Kevin sambil mengacak-ngacak rambutnya.

Kevin terus memikirkan cara untuk menemui keluarganya.

" Apa aku datang ke kantor papa." Gumam Kevin pelan.

Kevin mencegat taksi yang lewat didepannya. Dia menyebutkan alamatnya kepada supir taksi. Taksi langsung melaju ke alamat yang di tuju.

Kevin turun dari mobilnya, sambil melihat bangunan yang menjulang tinggi. Papanya bekerja di perusahaan itu, sebagai arsitek. Dia melangkahkan kakinya sambil tetap membawa kopernya.

Dia menanyakan kepada resepsionis atas nama Gunawan Hendrik. Resepsionis menanyakan hal itu kepada pihak HRD, dan lagi-lagi jawaban yang di dapatnya sangat mengejutkannya.

" Mr. Gunawan Hendrik doesn't work here anymore (Bapak Gunawan Hendrik sudah tidak bekerja di sini lagi)." Ucap resepsionis.

" Do you know the address of his residence? (Apa anda tau alamat tempat tinggalnya)." Tanya Kevin.

" Sorry, we cannot give our employees' addresses (Maaf, kami tidak bisa memberikan alamat karyawan kami)." Jawab resepsionis.

" Even though he doesn't work here anymore? (Walaupun dia sudah tidak bekerja di sini)." Tanya Kevin.

Resepsionis itu menganggukkan kepalanya cepat. Dengan langkah gontai dia keluar meninggalkan gedung tinggi itu.

" Kemana perginya kalian. Aku harus mencari kemana lagi." Gerutu Kevin.

Dia mengingat semua kejadian enam tahun yang lalu, dimana pada saat itu banyak keluarga dari mamanya yang datang.

" Apa aku harus mencari ketempat tinggal mereka." Gumam Kevin.

" Tapi tempat tinggal mereka beda kota. Apa aku mencari keberadaan mereka yang sama kota dulu. Tapi siapa yang satu kota dengan tempat tinggalku dulu." Gumam Kevin pelan sambil mengingat terus kejadian enam tahun lalu.

" Jasmin, ya aku ingat rumahnya." Ucap Kevin semangat.

Kevin kembali memberhentikan taksi yang lewat di depan. Dia langsung menyebutkan alamat rumah Jasmin.

Jasmin adalah wanita yang di jodohkan papanya kepada Kevin. Dan Kevin sudah mengenal dekat dengan keluarga Jasmin. Mereka sudah berteman dari kecil. Kedekatan itu terjalin karena mereka sama-sama blasteran, papanya Jasmin berwarga negara sama dengan papanya Kevin. Itu yang menyebabkan dua keluarga itu sangat dekat dan akrab.

Kevin langsung turun dari taksi dan memerintahkan supir taksi untuk menunggunya. Kevin mengetuk pintu rumah itu, dia menanyakan keberadaan orang tua Jasmin. Tapi pelayan memberitahukan kepadanya kalau majikannya tidak ada di tempat.

" Jasmin is there (Kalau Jasmin ada)." Tanya Kevin.

" Miss Jasmin is at the hospital (Nona jasmin lagi di rumah sakit)." Ucap Pelayan itu.

" Which hospital (Rumah sakit mana)." Tanya Kevin lagi.

Kevin langsung pergi meninggalkan rumah itu dan menuju rumah sakit yang di sebutkan pelayan tadi.

Setibanya di rumah sakit Kevin langsung menemui bagian pendaftaran untuk menanyakan pasien yang bernama Jasmin.

" Excuse me, I want to find a patient named Jasmin, what room is he treated at? (Permisi saya mau mencari pasien yang bernama jasmin, dia di rawat di ruangan apa)." Tanya Kevin.

Bagian pendaftaran langsung mencari data pasien yang bernama Jasmin. Dan menyebutkan ruangannya. Kevin langsung berlari menuju lift, dan mencari ruangan itu. Dia tiba di lantai 5. Kevin menanyakan lagi perihal pasien yang bernama Jasmin kepada perawat jaga. Perawat langsung menunjukkan ruangan tersebut. Ruangan itu berada di pojok.

Kevin melangkahkan kakinya, dan dia langsung mengetuk pintu ruangan itu secara perlahan.

Seseorang wanita yang tidak terlalu tua membuka pintu.

" Who are you looking for (Cari siapa)." Tanya wanita itu.

" I'm looking for Jasmin (Saya mencari jasmin)." Ucap Kevin.

Wanita itu membuka pintu ruangan dan mempersilahkan Kevin masuk. Kevin secara perlahan mendekati tempat tidur pasien. Dan melihat wajah yang ada di atas tempat tidur itu.

Dia langsung membelalakkan matanya.

" Sorry, Jasmin that I want to meet is already an adult (Maaf, Jasmin yang mau saya temui sudah dewasa)." Ucap Kevin gugup.

Kevin langsung keluar dari ruangan itu dan sebelumnya meminta maaf kepada wanita yang ada didalam ruangan itu, karena telah mengganggunya.

Di lorong rumah sakit yang sepi Kevin terlihat putus asa. Dia tidak tau harus mencari kemana lagi. Dia berjalan dengan langkah gontai sambil menarik kopernya. Suara roda kopernya menjadi pusat perhatian semua perawat yang ada di sana. Dan ada salah satu wanita yang memakai seragam berwarna putih juga melihat kebisingan itu. Wanita itu mencoba mengingat pria yang menarik koper sambil menundukkan kepalanya.

" Kevin." Teriak wanita itu.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."