Chapter 302 episode 301 (S2)

Mereka kembali menuju mobil sambil berjalan beriringan.

" Sayang, kalau aku meninggal makamkan aku dekat dengan makam anak kita." Ucap Zira pelan sambil berjalan perlahan.

" Kamu ngomong apa sih." Ucap Ziko kesal.

" Aku ngomong jika aku meninggal makamnya di sebelah makam Zokoh anak kita." Ucap Zira mengulangi kalimatnya.

" Jangan kamu ngomong seperti itu. Aku tidak suka." Ucap Ziko lagi dengan wajah kesal.

Zira menghentikan langkahnya dan menahan tangan suaminya untuk ikut berhenti.

" Ada apa sayang." Ucap Ziko sambil menoleh menghadap istrinya.

" Bilang kalau kamu akan memenuhi permintaanku." Ucap Zira kesal.

" Tidak akan, kamu masih akan menemani aku sampai tua. Sampai rambut kita memutih bersama." Ucap Ziko memalingkan pandangannya dari wajah istrinya.

Zira memegang pipi suaminya untuk melihat kearahnya.

" Sayang aku juga ingin menemani kamu sampai maut memisahkan kita. Aku hanya berandai-andai saja. Karena maut ada di tangan sang pencipta." Ucap Zira pelan.

Ziko diam sejenak sambil memandang jauh entah kemana.

" Ya sayang aku akan memenuhi permintaanmu, sama halnya dengan kamu, makamkan aku di sebelah anak kita, jika aku sudah meninggal lebih dulu dari kamu." Ucap Ziko pelan.

Zira menganggukkan kepalanya, mereka saling berpelukan erat satu sama lain. Tidak ada yang bisa memisahkan kekuatan cinta mereka hanya maut dan sang Pencipta yang mampu memisahkan mereka berdua.

Mereka kembali berjalan menuju mobil. Kevin sedang menunggu di mobil. Di mobil setiap setengah jam sekali dia memakai deodorant. Bagaimanapun dia tidak mau kalah dalam pertandingan melawan Menik.

Kevin sudah merencanakan sesuatu untuk kemenangannya yaitu selalu memakai deodorant setiap setengah jam sekali.

" Aku akan menang Menik." Ucap Kevin sambil mengoleskan deodorant ke ketiaknya

Ketika Kevin sedang mengoleskan deodorant Ziko membuka pintu mobil.

" Kamu ngapain." Tanya Ziko.

" Pakai deodorant tuan." Ucap Kevin cepat sambil menutup deodorant itu dan menyimpannya di dalam saku celana.

Zira masuk ke dalam mobil dan di susul Ziko.

" Ngapain kamu pakai deodorant siang hari seperti ini." Ucap Ziko cepat.

" Ketiak juga butuh di install ulang tuan dengan cara memakai deodorant setiap setengah jam sekali." Ucap Kevin asal.

" Install ulang? Kamu ada-ada aja Kevin." Ucap Zira sambil tersenyum.

Kevin langsung menyalakan mesin mobil dan melajukan kendaraan itu dengan kecepatan sedang.

Zira bergelayut manja di tangan suaminya.

" Sayang, mengenai menginap di kapal pesiar lebih baik batalkan saja. Aku tidak mau kamu menghabiskan uang hanya untuk memenuhi keinginanku." Ucap Zira pelan.

Ziko belum menjawab tapi Kevin langsung memotong pembicaraan itu.

" Apa! Saya di ajakkan tuan." Ucap Kevin memotong pembicaraan.

" Kamu." Ucap Ziko sambil memukul jok mobil di belakang Kevin.

" Maaf tuan, saya hanya ingin menikmati momen indah kalian saja. Dengan mengabadikan foto kalian berdua di sana." Ucap Kevin cepat.

Ziko hanya mendengarkan jawaban Kevin tapi dia enggan untuk berbicara.

" Sayang, untuk hal itu aku memang pernah berjanji kepadamu, walaupun aku tidak memenuhinya pada saat kamu hamil. Tapi setidaknya biarkan aku memenuhi keinginanmu agar tidak menjadi dosa nantinya." Ucap Ziko sambil memegang lembut tangan istrinya.

" Baiklah, tapi kamu harus janji. Kamu tidak akan menyewa kapal pesiar itu hanya untuk kita berdua." Ucap Zira cepat.

" Maksud kamu apa." Tanya Ziko bingung.

" Maksud aku, kita ikut trip kapal pesiar dengan orang banyak." Ucap Zira cepat.

" Jadi di dalam kapal pesiar itu ada orang lain selain kita." Tanya Ziko penasaran.

Zira menganggukkan kepalanya cepat.

" Wah tidak seru dong, aku hanya akan menyewa sebuah kapal seperti kapal pesiar tapi tidak terlalu besar. Dan ukuran kapal itu mungkin setengahnya dari kapal pesiar." Ucap Ziko menjelaskan kepada istrinya.

" Walaupun kamu sewa kapal yang kecil, harganya tetap sama. Tapi kalau kita ikut trip dengan kapal itu akan terasa lebih menyenangkan." Ucap Zira cepat.

" Nanti aku pikirkan." Ucap Ziko cepat.

" Vin coba kamu cek berapa harga sewa satu kapal pesiar dan berapa harga perorang untuk ikut trip naik kapal pesiar." Ucap Ziko cepat.

" Baik tuan, kapan ngeceknya tuan." Tanya Kevin lagi.

" Hari raya kuda." Ucap Ziko kesal.

" Maaf tuan, apakah kuda ada hari raya juga." Ucap Kevin bingung.

" Kamu banyak tanya lagi. Cepat cek harganya." Perintah Ziko cepat.

Kevin langsung memberhentikan mobilnya di tengah jalan.

" Kenapa berhenti." Tanya Ziko bingung.

" Tuan suruh cek harga, saya harus berhentikan mobil dulu baru bisa mengecek harga itu." Ucap Kevin cepat.

" Tapi bukan di tengah jalan. Ayo jalankan mobilnya." Ucap Ziko sewot.

" Tidak bisa tuan." Ucap Kevin cepat.

" Kenapa tidak bisa." Tanya Ziko lagi.

" Lampu lalu lintas sedang berwarna merah." Ucap Kevin sambil menunjuk lampu lalulintas.

" Kenapa tidak bilang saja kalau lampu lalulintas berwarna merah pakai mutar-mutar ngomongnya." Ucap Ziko kesal sambil memukul lengan Kevin.

Ziko tidak memperhatikan rambu lalulintas di sepanjang jalan, dia berpikir kalau Kevin berhenti hanya untuk mengecek harga kapal pesiar. Sedangkan Zira tertawa mendengar pertengkaran bos dan bawahannya.

Kevin menunjukkan ponsel pintarnya kepada Ziko. Dia sudah mengemudikan kembali mobil itu.

Ziko dan Zira memperhatikan daftar harga untuk sewa sebuah kapal pesiar dan membandingkan daftar harga untuk ikut trip di sebuah kapal pesiar.

" Mahal banget sayang." Ucap Zira cepat.

" Coba kamu lihat kalau kita menyewa kapal yang tidak terlalu besar harganya hanya seratus juta. Tapi kalau kita ikut trip harga perorang sampai 25 jutaan perorang." Ucap Ziko cepat sambil menunjukkan daftar harga kepada istrinya.

" Dan untuk menyewa kapal itu kita hanya di batasi sampai 2,5." Ucap Zira lagi.

" Tapi kalau kita ikut trip, ini bisa sampai berhari-hari di atas kapal. Dan menurutku lebih murah yang ini." Ucap Zira lagi.

Ziko mendengarkan penjelasan istrinya.

" Memang wanita paling pintar dalam soal perhitungan." Ucap Ziko cepat.

Zira tersenyum lebar mendengarkan pujian yang di berikan suaminya.

" Kapan kita akan berangkat tuan." Tanya Kevin cepat.

" Siapa yang mau mengajak kamu, ini dalam rangka honey moon kami yang kedua." Ucap Ziko cepat.

" Saya ikut ya tuan." Ucap Kevin memelas.

" Boleh ikut tapi ada syaratnya." Ucap Ziko cepat.

" Apa syaratnya." Tanya Kevin lagi.

" Bawa pasangan dan bayar sendiri." Ucap Ziko cepat.

" Pasangan? Hubungan saya saja belum resmi dengan Menik." Ucap Kevin lagi.

" Maka resmikanlah." Ucap Ziko cepat.

" Bagaimana mau di resmikan, saya saja belum bisa membaca perasaan Menik kepada diri saya." Gerutu Kevin.

Ziko dan Zira saling pandang.

" Vin bagaimana kalau aku akan mengajak seorang wanita ke acara kita nanti." Ucap Zira cepat.

" Maksud anda apa nona." Tanya Kevin cepat.

" Aku ada model di luar negeri, biasanya aku memakai jasanya untuk menjadi model setiap acara fashion show. Nanti akan aku suruh dia datang ke sini." Ucap Zira cepat.

" Untuk apa kamu ajak model itu ke sini." Tanya Ziko bingung.

" Untuk mendekati Kevin, nanti akan terlihat apakah Menik cemburu dengan kehadiran wanita itu atau tidak. Kalau dia cemburu berarti Menik juga suka dengan kamu." Ucap Zira menjelaskan.

" Bagaimana kalau Menik tidak cemburu." Tanya Kevin balik.

" Berarti kesalahan ada di kamu." Ucap Ziko cepat.

Kevin diam dan memikirkan rencana yang akan di buat Zira untuknya. Menurutnya akan mustahil untuk Menik cemburu terhadap wanita.

" Nona saya kurang yakin dengan rencana ini." Ucap Kevin cepat.

" Sudah kamu tenang saja. Urusan ini serahkan kepadaku." Ucap Zira cepat.

Kevin hanya menganggukkan kepalanya cepat. Dia yakin jika urusan di serahkan sama pasukan Avengers semua akan cepat selesai.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."