Chapter 301 episode 300 (S2)

Ziko sudah tiba di rumah sakit. Didalam ruangannya Zira sedang bersiap-siap.

" Siang sayang." Ucap Ziko langsung mengecup pipi istrinya.

" Apa kamu sudah siap." Tanya Ziko cepat.

" Sudah." Ucap Zira sambil menganggukkan kepalanya.

" Silahkan duduk." Ucap perawat memerintahkan Zira untuk duduk di kursi roda.

Perawat itu mendorong Zira. Ziko dan mamanya mengikuti dari belakang. Kevin menunggu mereka di mobil.

" Ma, aku mau ke makam dulu. Mama tunggu di rumah baru kami ya." Ucap Ziko pelan.

" Iya sayang." Ucap mamanya.

Perawat hanya mendorong sampai depan loby rumah sakit. Tidak berapa lama, mobil yang di kendarai Kevin tiba.

Ziko langsung membantu istrinya untuk masuk ke dalam mobil. Setelah Zira dan Ziko masuk ke mobil, Kevin langsung menekan pedal gasnya meninggalkan rumah sakit itu.

Jalan yang di lalui Kevin berbeda dengan jalan yang biasa mereka lalui.

" Sayang, kita mau kemana." Tanya Zira bingung.

" Rahasia." Ucap Ziko cepat.

" Rahasia? Kenapa kamu pakai rahasia kepadaku." Tanya Zira cepat.

" Sama, kamu juga pakai rahasia kepadaku." Jawab Ziko santai.

" Maksud kamu apa sih." Zira bingung dengan maksud dari ucapan suaminya.

Ziko mengambil ponselnya dan menunjukkan nomor ponsel yang ada dalam daftar pesan yang sudah terbaca.

Zira membuka pesan itu.

" Foto siapa ini." Ucap Zira pura-pura tidak tau.

" Seharusnya aku yang bertanya kepadamu. Bagaimana kamu mendapatkan foto ini." Tanya Ziko cepat.

" Mana aku tau sayang." Ucap Zira mengelak.

Ziko langsung memiringkan tubuhnya menghadap Zira.

" Sayang, jawab jujur bagaimana kamu mendapatkan foto ini." Ucap Ziko dengan tatapan tajam.

" Enggak tau." Ucap Zira cepat sambil mengalihkan pandangannya.

" Sayang, aku baru dari kantor telekomunikasi dan mengecek pemilik nomor ini. Di sana tertulis nama kamu." Ucap Ziko cepat.

Zira langsung melihat kearah suaminya.

" Ya itu memang nomorku." Ucap Zira cepat.

" Bagaimana kamu bisa merahasiakan ini kepadaku. Kenapa kamu tidak mengatakan saja dengan jujur." Ucap Ziko cepat.

" Bagaimana apanya. Kamu saja tidak jujur kepadaku. Kenapa kamu tidak memberitahukan kepadaku kalau perusahaan kamu lagi goyang." Ucap Zira cepat.

" Bagaimana kamu tau masalah itu. Apa kamu menguping." Tanya Ziko cepat.

" Ya aku menguping pembicaraan kamu dengan papa dan mama." Ucap Zira cepat.

" Sayang tidak baik menguping nanti telinga kamu timbilan." Ucap Ziko cepat.

" Mana ada kuping timbilan, yang benar mata timbilan." Ucap Zira protes.

" Ya terserahlah." Ucap Ziko lagi.

" Kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku." Ucap Zira cepat.

" Aku tidak ingin kamu memikirkan hal ini. Masalah ini muncul ketika kamu mengalami pendarahan, makanya sangat sulit untukku mengatakannya." Ucap Ziko pelan.

Zira langsung menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.

" Terimakasih sayang, kamu mau mempertahankan rumah tangga kita." Ucap Zira pelan.

" Aku yang berterima kasih kepadamu. Karena kamu aku bisa mengetahui dalang di balik anjloknya nilai sahamku." Ucap Ziko cepat.

" Sebagai istri memang tugasnya membantu suami." Ucap Zira pelan.

" Sayang tapi aku masih penasaran, bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi itu dengan cepat. Sedangkan kamu ada di rumah sakit." Ucap Ziko penasaran.

" Owh aku memerintahkan pasukan Avengers untuk mengecek itu." Ucap Zira asal.

" Apa Menik juga ikut membantu." Tanya Kevin.

" Maaf Vin, Menik kemaren cuti." Ucap Zira asal.

Sayang sebenarnya aku adalah pemilik hotel itu.

" Sayang walaupun jawaban kamu tidak masuk akal. Tapi aku cukup senang karena telah menikah dengan wanita pemberani seperti kamu. Tindakan kamu memang cepat seperti pasukan Avengers. Tidak salah kamu bergabung dengan mereka." Ucap Ziko cepat.

Mobil berhenti di pinggir jalan. Dari jauh banyak makam-makam yang berjejer.

" Apa disini makam anak kita." Tanya Zira cepat.

" Iya sayang, tapi makam anak kita ada di dalam. Yang ini untuk umum. Untuk keluarga Raharsya ada di dalam." Ucap Ziko cepat.

Zira keluar dari dalam mobil, Ziko membantunya dengan memapah istrinya. Cukup jauh jika berjalan kaki ke dalam.

" Sayang apa kamu capek." Tanya Ziko cepat.

" Tidak sayang, aku sangat semangat untuk melihat pusara makam anak kita." Ucap Zira cepat.

" Kalau kamu capek biar aku gendong." Ucap Ziko cepat.

" Jangan gendong sayang, nanti jahitannya lepas." Ucap Zira mengingatkan suaminya.

" Oh iya, aku lupa kalau perut kamu ada bekas jahitan." Ucap Ziko cepat.

Mereka berjalan beriringan menuju makam keluarga Raharsya. Setelah lima belas menit berjalan, akhirnya mereka sampai di sebuah makam. Makam yang ada di sana di batu nisannya semua ada nama belakang Raharsya.

" Ini semua makam leluhur papa, semuanya ada di sini." Ucap Ziko cepat.

Mereka berhenti di sebuah makam, yang masih tanah basah. Tidak ada keramik di pinggir makam itu hanya ada sebuah batu nisan di tengahnya.

Ziko telah menghubungi pihak pemeliharaan pemakaman itu. Mereka sudah menyiapkan kursi kecil beserta bunga.

Zira duduk di kursi kecil itu, dekat dengan batu nisan anaknya. Tanpa terasa air matanya mengalir deras.

Dia melantunkan ayat-ayat suci dengan perlahan sambil berdoa.

" Sayang ini mama, maafkan mama karena tidak bisa merawatmu dengan baik." Ucap Zira sambil berlinang air matanya.

Zira mengelus batu nisan itu sambil terus berbicara.

" Izinkan mama untuk bertemu kamu walaupun hanya dalam mimpi." Ucap Zira menangis tersedu-sedu.

Ziko hanya memperhatikan, dia membiarkan istrinya meluapkan semua kegundahan yang ada.

" Sayang, kamu pasti anak yang ganteng sama seperti papa." Ucap Zira pelan sambil mengelus batu nisan.

" Walaupun mama sedih karena harus kehilangan kamu, tapi mama senang karena ada yang lebih menyayangi kamu di sana."

" Anak mama yang ganteng, doa mama selalu bersamamu. Izinkan mama untuk bertemu denganmu nanti di surga." Ucap Zira sambil menangis terisak-isak.

" Sayang sudah bisa kita pulang." Tanya Ziko pelan.

Zira menganggukkan kepalanya cepat. Dia sudah merasa senang karena dapat melihat makam anaknya, dan dia juga senang karena nama anaknya sesuai dengan nama yang diinginkannya yaitu Zokoh Putra Raharsya.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."