Chapter 300 episode 299 (S2)

" Lama banget satu bulan." Ucap Ziko.

" Untuk sementara kamu puasa dulu ya Ko." Goda Dokter Diki.

" Padahal aku ada rencana." Ucap Ziko cepat.

" Rencana apa sayang." Tanya Zira.

" Aku ingin mengajak kamu menginap di kapal pesiar. Apa kamu masih ingat?" Ucap Ziko bertanya balik ke Istrinya.

Zira menganggukkan kepalanya sambil tertunduk, dia mengelus perutnya.

" Sayang maafkan, aku tidak bermaksud membuat kamu bersedih. Aku hanya ingin menunaikan keinginanmu. Walaupun mungkin terlambat, tapi setidaknya biarkan keinginanmu tercapai." Ucap Ziko pelan sambil memeluk tubuh istrinya.

" Tidak apa-apa sayang, aku sudah tidak menginginkan itu lagi. Keinginanku hanya ingin selalu berdua denganmu." Ucap Zira pelan.

" Uwek uwek." Ucap Dokter Diki seperti orang mau muntah.

Sepasang suami istri itu langsung melihat yang punya suara.

" Kamu hamil." Tanya Ziko cepat.

" Jangan mempertontonkan kemesraan kalian di depan perjaka tua. Aku bisa muntah mendadak." Ucap Dokter Diki cepat.

" Buahahaha." Zira tertawa lucu mendengar ucapan dokter Diki yang menurutnya hampir sama dengan Kevin.

" Dokter kenapa kamu seperti Kevin." Ucap Zira dengan gelak tawanya.

" Maksud kamu apa." Tanya Dokter Diki.

" Maksud istriku Kevin juga punya penyakit musiman yaitu batuk. Kalau kamu muntah musiman." Ucap Ziko menjelaskan.

" Hemmm, keromantisan kalian membuat jiwa jomblo kami meronta." Ucap Dokter Diki lagi.

" Sepertinya sebentar lagi predikat jomblo tidak di sandang oleh Kevin. Predikat itu hanya untuk kamu." Ucap Ziko cepat.

" Iya, sepertinya Kevin sebentar lagi akan melepas masa lajangnya. Tinggal aku sendiri." Ucap Dokter Diki pelan.

" Tau dari mana kamu, kalau Kevin akan melepaskan masa lajangnya." Tanya Ziko.

" Beberapa hari yang lalu, kalau tidak salah setelah acara pengajian di rumah kamu, Kevin dan Menik datang kerumah ku. Dia minta aku untuk berpura-pura." Ucap Dokter Diki cepat.

Dokter Diki menceritakan semuanya dari dia harus berakting menjelaskan tentang efek samping obat diare.

" Buahahaha." Zira tertawa mendengar cerita lucu itu. Ziko memperhatikan istrinya yang tertawa lebar. Ada rasa senang karena dia bisa melihat istrinya tertawa kembali.

" Dia selangkah lebih maju dari gurunya." Ucap Zira mengejek Ziko.

Mereka kembali tertawa.

" Baiklah Ko, karena tidak ada sesuatu hal lagi, aku akan balik ke ruanganku. Dan kalau kalian jadi pergi naik kapal pesiar, aku diajak ya." Ucap Dokter Diki sambil berlalu.

Setelah kepergian Dokter Diki, telepon Ziko berbunyi, Kevin menghubunginya.

" Sayang, aku keluar dulu ya." Ucap Ziko pamit kepada istrinya.

Zira menganggukkan kepalanya. Ziko menerima panggilan dari Kevin.

" Pasti masalah itu lagi. Kasihan suamiku." Gumam Zira pelan.

Di luar ruangan.

Kevin menginformasikan kepada Ziko bahwa surat untuk rumah-rumah sudah beres dan dia sudah melakukan pembayarannya secara tunai.

" Malam ini saya langsung ke toko furniture." Ucap Kevin cepat.

" Baiklah selesaikan semuanya, karena besok kita ada jadwal penting." Ucap Ziko cepat.

Ziko kembali ke dalam ruangan itu. Zira tidak bertanya siapa yang menghubungi suaminya, dia sudah bisa menebak kalau yang menghubungi suaminya adalah Kevin.

Petang berganti malam. Malam berganti pagi. Mentari sudah menunjukkan sinarnya. Setelah mamanya datang Ziko langsung bergegas pergi ke kantornya.

" Sayang aku pergi dulu ya." Ucap Ziko pamit.

Zira menganggukkan kepalanya cepat.

" Kita langsung ke kantor polisi." Ucap Ziko sambil berjalan ke luar rumah sakit.

" Baik tuan." Ucap Kevin.

Mobil sudah meluncur meninggalkan rumah sakit menuju kantor polisi. Di perjalanan Ziko menghubungi pengacaranya. Mereka janjian ketemu di sana.

Setelah melewati beberapa rambu lalu lintas, akhirnya mereka tiba di kantor polisi. Pengacaranya sudah tiba lebih cepat dari Ziko.

" Selamat pagi tuan muda." Ucap pengacara sambil menyalami Ziko.

Ziko sudah membicarakan masalah yang di hadapinya. Dan pengacara akan membantu Ziko untuk menggiring Hariadi ke kantor polisi.

Setelah melaporkan kasusnya kepada pihak berwajib dan menyerahkan bukti berupa hasil percakapannya dengan Hariadi. Pihak kepolisian menerima laporan itu, tapi pihak kepolisian meminta waktu beberapa hari untuk menyelidiki kasus itu.

" Baiklah, saya serahkan semuanya sama kepolisian." Ucap Ziko cepat.

" Kami akan menghubungi jika hasil penyelidikan selesai." Ucap penyelidik.

Setelah urusan selesai, mereka keluar dari kantor kepolisian.

Ziko terlihat ragu untuk keluar dari kantor itu.

" Ada apa tuan." Tanya pengacaranya.

" Saya ingin mengecek nomor ini." Ucap Ziko cepat sambil menunjukkan nomor pesan yang masuk di ponselnya.

" Untuk apa tuan." Ucap Kevin penasaran.

" Aku penasaran siapa yang berbaik hati mau membantuku." Ucap Ziko cepat.

" Sepertinya akan sulit tuan, karena nomor itu privasi." Ucap Kevin mengingatkan.

" Tidak sulit jika kita minta bantuan kepolisian." Ucap Ziko cepat sambil melirik pengacaranya.

" Baik tuan, akan saya bicarakan dengan Bapak kepala." Ucap pengacara sambil pergi dan masuk kembali ke dalam kantor kepolisian.

" Tuan, apa yang anda lakukan jika sudah tau pemilik nomornya." Tanya Kevin.

" Aku akan mengucapkan terimakasih." Ucap Ziko cepat.

" Itu saja." Tanya Kevin lagi.

" Jadi maksudmu, aku harus menikahi jika perempuan." Ucap Ziko cepat.

" Enggak tuan, apa tidak ada yang lain gitu." Ucap Kevin lagi.

" Baiklah kalau laki-lakinya akan aku jadikan saudaraku." Ucap Ziko cepat.

" Kalau perempuan." Tanya Kevin lagi.

" Akan aku suruh kamu menikahinya." Ucap Ziko cepat.

" Kenapa harus saya tuan." Ucap Kevin lagi.

" Karena kamu belum nikah." Ucap Ziko cepat.

" Tapi saya sudah punya Menik." Ucap Kevin cepat.

" Punya? Yang benar belum." Ucap Ziko lagi.

Tidak berapa lama pengacaranya kembali dengan membawa sebuah surat. Dan di sebelahnya ada dua orang polisi.

" Bagaimana." Tanya Ziko cepat.

" Pihak kepolisian akan membantu kita." Ucap pengacara sambil menunjuk sebuah kertas yang ada ditangannya.

Ziko membaca surat itu.

" Apa kita sudah bisa berangkat." Tanya pengacara.

Ziko menganggukkan kepalanya cepat. Mereka pergi ke perusahaan telekomunikasi. Sesampainya di sana mereka bertemu dengan resepsionis.

" Ada yang bisa di bantu." Tanya resepsionis.

Pihak polisi maju paling depan dan menunjukkan surat kepada resepsionis.

" Sebentar ya Pak." Ucap resepsionis.

Resepsionis menghubungi manager perusahaan itu. Tidak berapa lama seorang pria datang menghampiri mereka.

" Ada yang bisa di bantu." Tanya pria itu.

" Kami ada surat penyelidikan. Kami ingin mengecek nomor seseorang." Ucap pihak polisi.

" Baik Pak, silahkan ikut kami." Ucap manager perusahaan.

Mereka semua mengikuti manager itu.

" Silahkan Bapak tunggu disini. Kami akan memberikan data kepada Bapak semua secepatnya." Ucap Manager.

Mereka menunggu di sebuah ruangan khusus. Tidak berapa lama manager tadi keluar dengan seorang wanita sambil membawa beberapa berkas di tangannya.

" Ini ada berkas dan data pemilik nomornya." Ucap manager.

Pihak kepolisian menyerahkan berkas itu kepada Pengacara, dan pengacara langsung menyerahkan kepada Ziko.

Ziko membuka dan membaca satu persatu data yang tertulis di situ. Dia tertegun dan membaca nama pemilik itu sampai dua kali.

" Vin, coba kamu baca. Apa penglihatanku salah." Ucap Ziko cepat.

Ziko menyerahkan berkas itu kepada Kevin.

Kevin langsung memandang bosnya dan menganggukkan kepalanya cepat.

" Terimakasih banyak atas bantuannya." Ucap Ziko cepat sambil beranjak dari kursinya.

Mereka keluar dari gedung telekomunikasi itu.

" Tuan, selanjutnya apa? Apa pemilik nomor itu kita giring ke kantor polisi." Tanya pengacara.

" Lupakan, aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri." Ucap Ziko cepat.

Ziko langsung masuk ke dalam mobil bersama Kevin.

" Bagaimana tuan." Tanya Kevin cepat.

" Aku bingung dengan istriku. Dia bisa menyembunyikan sesuatu dengan sangat rapi." Ucap Ziko cepat.

Zira Kanaya Amrin nama itulah yang di baca mereka di dalam berkas tadi.

" Saya bangga dengan nona Zira, dia bisa bertindak lebih cepat dari kita." Ucap Kevin cepat.

" Tidak salah kalau dia masuk pasukan Avengers. Mungkin kalau tidak ada dia kita tidak tau siapa di balik dalang ini." Ucap Ziko lagi.

" Selanjutnya apa tuan." Tanya Kevin lagi.

" Antar aku ke rumah sakit." Ucap Ziko cepat.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."