Chapter 270 episode 269 (S2)

Menik memperhatikan tingkah bosnya yang gusar.

" Bapak kenapa?" Ucap Menik pelan sambil memperhatikan tingkah Kevin.

Kevin sudah melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

" Saya di minta Tuan muda untuk mengisi doa di acara itu." Ucap Kevin gusar.

" Ya sudah isi." Ucap Menik santai.

" Apa yang mau di isi. Waktu kecil saya sering bolos mengaji. Makanya hanya beberapa doa saja yang saya tau." Ucap Kevin jujur.

" Nanti Bapak saya bantu." Ucap Menik menyemangati bosnya.

" Memangnya kamu bisa mengaji." Ucap Kevin penuh selidik.

" Enggak." Ucap Menik cepat.

" Jadi kamu mau bantu apa?" Ucap Kevin lagi sambil tetap mengemudikan mobilnya.

" Bantu semangat." Ucap Menik pelan.

Kevin melirik Menik sekilas dan fokus ke depannya. Menurutnya walaupun dia tidak hafal dengan doa-doa, setidaknya dia memberikan sebuah kata-kata untuk yang punya acara.

" Nik, nanti kalau saya tampil kamu ikut tampil juga ya." Ucap Kevin cepat.

" Untuk apa?" Ucap Menik bingung.

" Tadi kamu bilang mau memberikan semangat, jadi dengan ikut tampil itu juga di namakan memberi semangat." Ucap Kevin cepat.

Di masion.

Ziko dan Zira turun saling bergandengan tangan. Dilantai bawah sudah banyak Ibu-ibu pengajian. Dari berbagai majelis taklim. Dan di bagian depan duduk ratusan anak yatim.

Zira mengenal anak-anak yatim itu. Karena dia merupakan donatur tetap di sana.

" Kak Zira." Ucap anak-anak panti sambil berlari mendekatinya dan menyalami dirinya dan Ziko.

Di taman banyak para tamu undangan. Mereka adalah kalangan bisnis dari Ziko. Mereka ikut memberikan doa untuk acara itu.

Zira ikut gabung dengan para Ibu-ibu majelis taklim dan disampingnya ada Ibu panti dan mertuanya Nyonya Amel.

Ziko memilih pergi ke taman untuk menyalami para tamu undangan. Dia menghampiri satu persatu tamunya.

" Iko." Ucap Tuan besar memanggil anaknya.

Ziko berjalan mendekati papanya. Di depan papanya ada seorang pria yang gagah. Wajah pria itu tidak asing, dia seperti pernah ketemu dengan pria itu.

" Halo Ko. Apa kabarnya?" Ucap pria itu sambil menyalami Ziko.

" Siapa ya?" Ucap Ziko bingung.

" Iko, Iko dia ini sepupu kamu. Anak om Kurniawan." Ucap papanya menjelaskan.

" Om Kurniawan yang pengusaha batu bara?" Ucap Ziko semangat sambil menyalami sepupunya.

" Apa kabar bro?" Ucap Ziko sambil memeluk sepupunya.

" Kapan kamu kembali?" Ucap Ziko cepat.

" Baru beberapa minggu ini aku kembali. Mana istrimu." Ucap pria itu.

" Istriku sangat cantik jadi jangan kamu lirik dia." Ucap Ziko langsung.

" Hahaha Ziko, dia itu sudah punya tunangan." Ucap Papanya.

" Oh ya, kapan resminya?" Ucap Ziko penasaran.

Pria itu tidak menjawab dia hanya tersenyum kecut. Ziko mengajak sepupunya untuk menemui istrinya.

Ziko melambaikan tangannya memanggil Zira. Zira mendekati suaminya.

" Ini bidadariku." Ucap Ziko langsung memeluk pinggang Istrinya. Dia sengaja mempertontonkan kemesraan di khalayak ramai agar siapapun yang ingin merusak rumah tangganya langsung mundur teratur.

" Ini Rudi, dia sepupuku. Papanya adik bungsu Papa." Ucap Ziko memperkenalkan sepupunya.

Rudi mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan istri sepupunya.

" Saya Rudi Kurniawan anak dari Bapak Kurniawan." Ucap Rudi.

Ziko langsung menurunkan tangan sepupunya.

" Ini Zira, dia istriku yang paling aku cintai." Ucap Ziko cepat.

Zira melihat tingkah suaminya yang sedikit cemburu. Dia paham kalau suaminya tidak mengizinkan tangannya di sentuh oleh pria lain.

" Sayang kamu kembali ke sana." Ucap Ziko memerintahkan Istrinya untuk gabung dengan Ibu-ibu pengajian.

Zira pamit meninggalkan dua pria itu.

" Kamu tidak berubah ya Ko. Masih aja takut kalau istri kamu di ambil pria lain." Ucap Rudi.

Mereka melakukan obrolan layaknya saudara. Ziko menanyakan tentang bisnis sepupunya di luar negeri.

" Mana tunanganmu." Ucap Ziko langsung.

Rudi hanya terdiam. Dia tidak menjawab pertanyaan Ziko.

" Apa kamu di jodohkan juga?" Ucap Ziko cepat.

" Apa maksud kamu juga?" Ucap Rudi penasaran.

" Aku juga di jodohkan dengan bidadariku. Tapi kamu lihat, sekarang kami saling mencintai." Ucap Ziko bangga.

Rudi mengingat sesuatu, tentang mantan pacar sepupunya yang bernama Sisil.

" Ya, aku pernah dengar dari papa kalau kamu batal menikah dengan Sisil. Dan ternyata kamu menikah dengan Zira." Ucap Rudi.

Ziko menganggukkan kepalanya cepat.

" Bagaimana bisa kamu di jodohkan, yang aku tau kamu pemberontak." Ucap Rudi.

" Panjang ceritanya. Yang jelas aku sangat bersyukur dengan perjodohan ini. Karena Zira adalah cinta sejatiku." Ucap Ziko lagi.

Rudi hanya terdiam dan menundukkan kepalanya.

Dari jauh seseorang yang datang mendekat.

" Tuan." Ucap Kevin.

" Lama banget kamu." Ucap Ziko cepat.

Ziko melihat kebelakang, mencari sosok Menik. Dari jauh Zira melihat kedatangan asisten suaminya.

" Vin, kamu masih ingat dengan Rudi?" Ucap Ziko.

" Iya saya ingat, anda adalah sepupu tuan muda." Ucap Kevin menyalami Rudi dan saling berpelukan.

" Apa kabarnya tuan?" Ucap Kevin ramah.

" Baik." Ucap Rudi.

Zira mendekati mereka semua.

" Mana Menik?" Ucap Zira cepat sambil melihat sekelilingnya.

Rudi langsung kaget ketika ada nama orang yang dicintainya di sebut.

Dari jauh datang seorang wanita yang berbalut baju gamis modern, dengan rambut di gerai. Menik berjalan kearah mereka.

" Menik kamu cantik sekali." Ucap Zira sambil memeluk tubuh Menik.

Ada sosok yang memperhatikan kejadian itu. Yaitu Rudi, dia kaget dengan kehadiran Menik di acara itu. Selama dia balik ke tanah air, dia berusaha untuk menghubungi Menik tapi semua panggilan di tolak.

Menik kaget ketika ada Rudi di dekatnya. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya.

" Baiklah acara sudah mau di mulai. Ayo Menik." Ucap Zira menarik tangan Menik untuk ikut kedalam bersamanya.

Tiga pria itu duduk di luar. Mereka mengikuti acara itu di luar bersama para tamu lainnya. Sosok Koko juga ikut berpartisipasi dalam acara itu.

Selama acara berlangsung Rudi tidak fokus, dia merasa rindu dengan Menik. Tapi tidak dengan Menik, dia merasa malas harus bertemu lagi dengan pria yang pernah menyakiti hatinya.

Serangakaian acara telah berlangsung. Ziko di perintahkan untuk masuk ke dalam ruangan bergabung dengan istrinya.

" Silahkan tuan muda menyampaikan sepatah dua patah kata. Sebelum acara kita tutup." Ucap salah satu Ibu-ibu yang berperan sebagai pembawa acara.

Ziko mengambil mikropon dan menyampaikan sepatah dua kata untuk acara empat bulanan itu. Kemudian acara doa. Zira membisikkan sesuatu ke pembawa acara.

" Baiklah acara doa akan di tutup oleh Bapak Kevin." Ucap pembawa acara.

Kevin yang berada di luar langsung panik. Dia tidak tau harus memulai dari mana.

Kevin berjalan mendekati Ziko, dan duduk di sebelahnya.

" Tuan, kamu serius mau buat saya malu." Ucap Kevin sambil berbisik.

" Ini bukan saya, tapi yang melakukan ini pasukan Avengers." Ucap Ziko berbisik sambil menunjuk istrinya dengan lirikkan matanya.

" Silahkan Bapak Kevin." Ucap Ibu itu lagi.

Kevin menerima mikropon itu. Dia meletakkan mikropon itu di depan mulutnya.

" Tes." Ucap Kevin pelan.

Semua orang sudah tunduk menunggu doa yang akan di bacakan oleh Kevin.

" Tes 1 2 3 dicoba." Ucap Kevin sekali lagi.

Ziko dan Zira langsung melihat kearah Kevin. Begitupun Menik dia langsung menepuk dahinya dengan telepak tangannya.

" Tes 1 2 3 dicoba." Ucap Kevin lagi.

Ziko berbisik ke Kevin.

" Kamu mau baca doa atau mau memberikan tes berhitung di sini." Ucap Ziko berbisik.

" Sudah saya bilang, kalau saya tidak tau baca doa. Boleh tidak saya baca doa tidur di sini." Ucap Kevin pelan.

" Ya baca saja, tapi kalau mereka semua tidur di sini kamu yang tanggung jawab." Ucap Ziko sambil berbisik.

Ibu-ibu yang tadi tertunduk sekarang mengangkat kepalanya. Mereka capek menunggu doa yang belum juga di bacakan.

" Tuan, jangan membuat saya malu di sini." Ucap Kevin berbisik.

" Kalau kamu tidak bisa membaca doa penutup, aku juga malu. Keliatan sekali kalau kita mengaji tidak tamat." Ucap Ziko berbisik.

Menik jalan jongkok mendekati Ziko dan Kevin. Dia duduk di sebelah Kevin. Dari jauh Rudi memperhatikannya.

" Kamu mau ngapain di sini? Jangan bilang kamu mau memberikan semangat untuk saya." Ucap Kevin pelan.

" Iya saya memang mau memberikan semangat untuk Bapak." Ucap Menik mengambil mikropon dari tangan Kevin.

" Kamu mau ngapain? Jangan bilang kalau kamu mau nyanyi cendol dawet." Ucap Kevin khawatir.

" Ya saya memang mau nyanyi cendol dawet versi rabbana." Ucap Menik lagi.

Menik meletakkan mikropon itu ke depan mulutnya.

" Mau ngapain dia?" Ucap Ziko panik.

" Dia mau nyanyi cendol dawet." Ucap Kevin pelan.

" Mati aku, cepat ambil mikropon itu. Jangan buat acara ini tambah rusak." Ucap Ziko sambil berbisik ketelinga Kevin.

Kevin hendak mengambil mikropon itu. Tapi Menik sudah mengucapkan salam dan melantunkan surat-surat pendek. Dia melantunkan surat-surat pendek itu dengan syahdu. Kevin dan Ziko sampai terbengong melihat kemahiran Menik melantunkan surat-surat itu. Dan Menik menutup dengan doa.

Setelah selesai Menik mengembalikan mikropon itu kepembawa acara.

" Acara telah selesai dan semua di persilahkan untuk menikmati hidangan yang telah tersedia." Ucap pembawa acara.

Zira mendekati Menik.

" Terimakasih lantunan ngaji kamu sangat bagus." Ucap Zira senang.

Ziko dan Kevin masih saja bengong melihat Menik.

" Vin ternyata sepupu kapten Amerika bisa mengaji juga." Ucap Ziko pelan.

" Mengaji sama siapa dia?" Ucap Kevin lagi.

" Hus kalian ini. Makanya kalau ngaji jangan bolos." Ucap Zira komplain.

Ziko dan Kevin saling pandang mereka sama-sama tidak bisa mengaji. Mereka kalah langkah dari dua wanita itu.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."